8

1.7K 229 1
                                    

Angin berhembus membuat bunga bunga yang berada ditaman belakang sekolah ikut bergoyang.

Begitu juga rambut chika yang diurai, sedikit berantakan karena di terpa oleh angin.

Hening di antara aran dan juga chika, lagi lagi hanya ada suara angin yang terdengar.

Aran menghela nafasnya, lalu menatap chika yang duduk di sampingnya.

"Chika, dia itu adik kelas kita, tadi pagi mobilnya mogok. Dia nebeng sama aku biar ga telat di hari pertama sekolahnya"jelas aran.

Chika tak menjawab, dirinya masih diam menatap lurus ke arah depan.

"Dia juga anggap aku sebagai kakaknya"lanjut aran.

"Secepat itu?"sahut chika cepat.

Aran mengerutkan keningnya."apanya?"

Chika menatap ke arah aran dengan nafasnya yang sedikit memburu.

"Maksud aku kenapa dia secepat itu anggap kamu sebagai kakaknya? Sedangkan dia aja baru kenal sama kamu. Langsung akrab lagi, pasti dia itu suka sama kamu!"ujar chika.

Aran menggelengkan kepalanya kuat. Kalau di liat liat dari cristy, cristy itu sangat polos dan juga bego. Begini biar aran jelaskan.

Di kantin tadi saja, kity itu masih suka ngelendot sama ollan lah, sama aldo... bahkan juga sama aran.

Dirinya juga menjukan sifat manjanya kepada aran dan para sahabatnya. Seperti... kity itu menganggap mereka sebagai kakaknya.

Kalaupun dirinya suka dengan aran, terus kenapa tadi pas aran pegangantangan dengan chika, cristy tidak cemburu?

Malah gadis kecil itu kegirangan saat tau kalau aran sudah memiliki kekasih.

"Dia ga suka sama aku chika, kalau dia suka sama aku pas aku genggam tangan kamu dia bakalan marah"jelas aran.

Chika terdiam.

Ada benarnya juga...

Tapi, aran itu sangat tampan dan baik hati, tak jarang seorang gadis yang baru melihatnya akan langsung jatuh cinta pada pria ini.

Bergitu juga dengan chika.

Chika itu dah naksir banget sama aran dari pertama masuk. Namun pria ini baru menyadari kemarin.

Ahk! Dasar aran tidak peka!

"Hiks! Tapi aku ga suka liat dia dekat dekat sama kamu!"tangis chika tiba tiba.

Oh, ayolah... cewek itu memperibet masalah.

Masalah kecil kayak gini saja akan menjadi besar jika cewek itu sudah nangis.

Dah, kalau kayak gini siapa yang harus minta maaf. Tentu saja aran.

"Iya iya, maaf ya... nanti aku bilang sama dedek ga usah deket deket sama aku"ujar aran pasrah.

Sejujurnya aran sangat senang saat bertemu dengan cristy, dengan cristy lah dia bisa merasakan memiliki seorang adik.

Walaupun cristy itu cerewet, tapi jujur saja ia sangat senang jika sudah di baweli oleh gadis kecil itu.

"Ga usah, kalau dia cuman anggap kamu kakak ya ga papa"sahut chika ketus.

Oke, sekarang aran maulai frustasi menghadapi kekasihnya.

Tadi saja chika bilang kalau dirinya tidak boleh dekat dekat dengan cristy. Lalu sekarang?

Ahk! Aran ingin menghilang dari bumi ini. Rasanya aran sudah capek melihat tingkah random para wanita.

Aran menghela nafasnya lelah. Ia memijat pelipisnya.

"Udah makan?"tanya aran.

Chika menggelengkan kepalanya kuat.

Di kantin saja baksonya hanya ia aduk aduk. Belum sempat dirinya makan karena kepikiran tentang gadis yang bernama anggelina cristy yang selalu menempel pada aran.

"Mau makan..."ucap chika memanyunkan bibirnya.

"Ya udah ayo ke kantin"ucap aran menggenggam tangan chika.

"Tapi nanti aja pas pulang sekolah, chika pengen makan pecel lele di pinggir jalan..."ucap chika.

"Boleh ya..."ucapnnya memohon.

Aran rasanya ingin mencubit pipi tembam milik gadisnya ini. Sangat mengemaskan sekali.

"Ya udah nanti pas pulang kita mampir ke warung pecel lele"

Chika bersorak riang sambil menepuk kedua tanganya.

"Makaci ayang"ucap chika memeluk tubuh aran dari samping.

Aran hanya terkekeh gemas melihat tingkah lucu kekasihnya.

Aran harap, kisah cintanya ini akan terus belanjut hingga hari tua nanti.

Aran juga berharap, perbedaan kasta ini tidak menghalangi kisah cinta mereka berdua.










Tbc...

Bahagia? (Chikara) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang