Part 16 | Mimpi Buruk

604 44 2
                                    

Assalamualaikum

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!

Jangan jadi readers Silent nulis susah guys!!

Saya ingatkan tolong vote ya, biar nggak males up. Jebal juseyo! 😉

Happy Reading!

****

Lorong rumah sakit itu tampak berisik dengan suara roda brankar yang di dorong cepat karena keadaan seorang cowok di atasnya yang memprihatinkan. Sepanjang lorong rumah sakit menggetarkan jiwa raga Aidan. Ditatapnya wajah pucat pasi sahabatnya dengan luka parah di kepalanya membuat hati Aidan mencelos ngilu.

Brankas tersebut mulai memasuki ruang yang tampak menyeramkan karena di dalamnya terdapat peralatan khusus rumah sakit. Aidan menatap sendu pintu UGD yang mulai tertutup, nampak dari matanya terlihat berkaca-kaca.

Dengan tangan bergetar Aidan menaruh earphone di telinganya yang sudah tersambung panggilan.

"Kalian cepat datang ke rumah sakit!" ucap Aidan dengan nada pelan dan bergetar.

Setelah sambungan terputus, Aidan terduduk lemas di lantai. Ia menjambak rambutnya kasar, perasaan bersalah mulai menyerang di otak, ia tak berhasil melindungi sahabatnya sekaligus istri dari sepupunya.

"Gue harus bilang apa kepada Hafidzah, Id?" gumamnya.

Terdengar suara derap langkah beberapa orang berlari di atas lantai rumah sakit yang dingin. Aidan menoleh kearah suara itu, dimana terdapat keempat temannya yang berlari dengan wajah penuh khawatir.

"Aidan, gimana keadaan Zaid?" tanya Adzriel dengan nafas terengah-engah.

"Entahlah," lirih Aidan.

"Bangun Dan, jangan kayak gini. Zaid pasti baik-baik saja!" pinta Emir. Cowok itu membantu Aidan yang masih lemas berdiri.

"Gue harus bicara apa ke keluarganya, apalagi istrinya. Gue nggak sanggup."

Seorang dokter berperawakan tinggi keluar dari igd dengan pakaian medisnya. Dokter tersebut melepas masker yang di pakainya, dan menatap satu persatu diantar kelima cowok yang berdiri didepannya.

Aidan bergegas berjalan kearah Dokter tersebut. "Gimana keadaan teman saya di dalam Dok?" ucapnya dengan nada khawatir dan tidak sabaran.

"Pasien banyak kehilangan darah. Pasien membutuhkan transfusi darah, dan sangat di sayangkan golongan darahnya terbilang sangat langka. Rumah sakit telah kehabisan stoknya," ucap Dokter laki-laki tersebut.

"Kalau boleh tau Golongan darahnya apa Dok?" sahut Adzriel.

"AB negatif."

"Apa disini ada yang golongan darah AB negatif?" tanya Adzriel, dan mendapatkan gelengan kompak dari mereka.

Adzriel menghela nafas gusar, sebelum menoleh kearah Dokter tersebut. "Ambil darah saya Dok, darah saya AB negatif!" ucapnya.

"Baiklah, silahkan ikut suster untuk mengambil darahnya!" titah Dokter yang diangguki Adzriel.

Tiba-tiba seorang suster membuka pintu UGD dengan tidak santainya, namun wajah suster tersebut terlihat panik dan berkeringat dingin.

"Gawat dokter, pasien kritis dan semakin banyak kehilangan darah!" ucap suster tersebut.

"Bagaimana bisa, saya sudah mencegah pendarahan tersebut?"

"Lebih baik ikut saya Dok!"

Sebelum dokter laki-laki tersebut masuk kembali kedalam ruang UGD menoleh menatap kelima cowok yang terkejut. "Kalau hanya transfusi darah satu kantong itu tidak cukup, kalian harus cari darah yang sama untuk pasien," ucapnya yang kemudian memasuki UGD.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang