Assalamualaikum.
Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!
Jangan jadi readers Silent nulis susah guys!
Kenapa masih ada readers Silent sih, tekan tombol vote aja apa susahnya sih? 😣
Happy Reading!!
****
Menjalani kehidupan yang penuh dengan berkas-berkas OSIS itu tidak mudah, sepagi ini Zaid harus membaca susunan acara di berkas OSIS yang baru di kasih oleh Adzriel, sahabat dekatnya. Zaid datang lebih awal karena harus menyiapkan acara MOS selanjutnya.
Setelah kemarin acara MOS perkenalan siswa siswi dan memperkenalkan siswa pada seluruh komponen sekolah beserta aturan, norma, budaya, dan tata tertib yang berlaku di dalamnya. Kini para OSIS dan para guru akan memperkenalkan siswa pada lingkungan fisik sekolah, dan memperkenalkan siswa pada keorganisasian.
"Baiklah suruh para anggota OSIS kumpul di lapangan!" Titah Zaid dengan tegas kepada Adzriel.
"Baik." Adzriel melenggang pergi dari ruang OSIS. Zaid melepaskan kaca matanya, ia memijat pangkal hidungnya. Sekarang ia sangat pusing dengan tugas ketua OSIS.
Suara mikrofon dari Adzriel yang menggema di seluruh sekolah membuat Zaid langsung berdiri dari duduknya. Ia melangkah dengan cool dan wajah datar seperti biasanya menuju lapangan sekolah.
Kini Zaid sudah berdiri di depan diantara barisan para OSIS, di belakangnya terdapat Aidan sebagai wakil ketua OSIS, Adzriel sekertaris, dan Putri bendahara.
"Kita akan membagi mereka dalam beberapa kelompok. Dan silahkan kalian bagi sendiri kelompok nya. Paham?" Ucap Zaid dengan penuh wibawa.
"Paham!!" Sorak semua anak OSIS serentak.
Setelah itu para OSIS membubarkan diri, sementara itu murid SMA Merpati pun mulai berdatangan. Zaid berada di pintu gerbang bersama Aidan, Adzriel dan tiga OSIS laki-laki lainnya.
Mereka akan menjaga gerbang memastikan bahwa siswa siswi SMA Merpati tidak ada yang terlambat.
Akhirnya bel masuk berbunyi, para siswa siswi kelas XI dan XII memasuki kelasnya masing-masing kecuali OSIS. Para kelas X di suruh kumpul oleh para OSIS, Zaid masih berada di pintu gerbang bersama Aidan.
Zaid menatap tajam pada anak kelas X yang datang terlambat, sekitar lima anak yang terlambat dua perempuan dan tiga laki-laki.
"Kenapa kalian terlambat?" Tanya Zaid dengan nada dinginnya.
Semua anak kelas X menunduk tak berani menatap tatapan tajam seorang Zaid.
"Hari kedua udah terasa kayak hari pertama aja." Bisik salah satu cewek yang berada di barisan yang terlambat.
"Iya, mana ketos nya galak lagi." Balas cewek di samping cewek tadi.
"DIAM!" Bentak Zaid.
Seorang gadis berlari dengan hijab yang sudah berantakan dan keringat yang bercucuran di wajahnya, gadis itu berhenti tepat di hadapan Zaid.
"Jam berapa? Kenapa terlambat?" Tegas Zaid sembari menunjukkan pergelangan tangan yang terdapat jam tangan yang melingkar.
"Huh.. huh.. huh.. tung-gu ben-tar bi-ar ak-u na-fas dulu hah!" Ujarnya dengan nafas tersengal-sengal karena kecapekan berlari.
Gadis tersebut adalah Hafidzah, ya, Hafidzah. Zaid menunggu Hafidzah menetralkan nafas dengan matanya yang tak berhenti menatap tajam Hafidzah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z A I D (ON GOING)
Teen FictionSQUEL ARCELIO FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! HARGAI KARYA ORANG, MAKA DARI ITU VOTE DAN KOMEN! NO PLAGIAT, AKU YAKIN PASTI CERITA MU LEBIH MENARIK⚠️ **** Menikah? Di usia muda? Tak pernah menjadi bagian hidup Zaid. Karena jebakan musuhnya membuat semua o...