Part 28 | Pembuat Onar

226 7 1
                                    

Assalamualaikum, yorobun annyeonghaseyo

Kembali lagi nih 👋🏻

Jangan lupa vote dan komen, ramaikan yuk!

Happy Reading 🫶🏻

****

"Sayang, aku izin pergi ya nanti malam?" tanya Zaid meminta izin Hafidzah untuk pergi malam ini.

"Mau kemana emangnya?" Hafidzah menghentikan sejenak tangannya yang sibuk membalut perban pada pergelangan tangan Zaid.

"Kumpul."

"Ya udah, iya Kak. Jangan pulang larut-larut tapi ya!" perintah Hafidzah.

"Iya, sayang!" Zaid mengecup sekilas kening Hafidzah lembut.

Malam ini Zaid dan para gengnya akan berkumpul merayakan kemenangan turnamen basket. Para anak Revberos lah yang membuat acara ini, Zaid hanya mengiyakan saja.

"Tangan Kakak masih sakit, jadi hati-hati nyetirnya. Eh, memangnya udah bisa nyetir sepeda?"

"Keknya Kakak mau minta jemput Aidan aja deh." Zaid berkata sebelum menutup kotak p3k dan mengembalikannya di laci meja.

Sesuai perkataan Zaid tadi. Aidan menjemput Zaid malam hari ini. Awalnya Aidan akan berangkat namun tiba-tiba Zaid menelpon meminta jemput. Akhirnya dengan terpaksa dan ogah-ogahan Aidan menjemput Zaid dengan dadakan.

"Aneh aja lo minta jemput dadakan gini!" gerutu Aidan.

"Lupa mau kabari lo," kata Zaid dengan senyum lebarnya tanpa bersalah.

"Cepet naik!"

"Sayang aku pergi dulu ya!" pamit Zaid kepada Hafidzah. Melambai-lambaikan tangannya serta melayangkan flying kiss bertubi-tubi kepada Hafidzah. Membuat Aidan bergidik ngeri melihat kebucinan sahabatnya.

Hafidzah hanya bisa tersenyum dengan tingkah suaminya yang semakin hari semakin kekanakan. Padahal disinilah Hafidzah yang muda, seharusnya dia yang kekanakan justru ini berbanding terbalik.

Motor itu meninggalkan pekarangan rumah. Aidan mengendarai motor itu pelan sangat pelan. Zaid tentunya cowok itu menggerutu.

"Buruan anjir!" Zaid menggeplak helm yang digunakan Aidan.

"Keselamatan itu penting."

"Penting sih penting, jangan juga pake kecepatan empat puluh!" Zaid mengetahui kecepatan yang digunakan oleh Aidan karena mengintip sangking penasarannya.

"Dari pada kecepatan seratus. Lo mau?" tawar Aidan.

"Gue tau lo sayang banget sama Tuhan, tapi ya jangan ajak-ajak gue! Anak gue belom lahir anjir!" teriak Zaid tanpa melihat bahwa kini mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang.

"Malu-maluin lo aj—"

"Cepetan!"

Aidan geram menambah kecepatan hingga membuat Zaid terkejut hampir terjungkal. Zaid menyumpah serapahi Aidan yang tanpa aba-aba melajukan motornya.

"Bacot lo! lambat salah cepet juga salah!" teriak Aidan geram dengan Zaid.

"Lo diam atau gue tambah!" Seketika Zaid mengatupkan bibirnya begitu Aidan berbicara.

Setelah drama di lalu lintas tersebut sampailah mereka berdua di markas besar Revberos. Dimana markas tersebut telah ramai banyak orang. Dan satu yang membuat Zaid terkejut, markas yang terkesan seram sekarang menjadi seperti taman kanak-kanak. Balon yang terpasang diatas langit-langit dan tak lupa hiasan lainnya. Seperti akan mengadakan ulang tahun.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang