Part 18 | Pindah Rumah?

728 39 0
                                    

Assalamualaikum

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!

Teruntuk readers silent yok tinggalkan jejak biar saya tau kamu hidup 🤌🏻😉

Happy Reading!

****

Hafidzah telah siap menggunakan seragam sekolahnya. Gadis itu menunggu Zaid yang tengah bersiap-siap di kamar mandi. Ia menutup mulutnya saat menguap yang menandakan bahwa dirinya masih mengantuk.

Saat itu juga Zaid keluar dari kamar mandi, begitu melihat Hafidzah yang menguap membuat Zaid menghampiri gadisnya ralat wanitanya.

"Yakin mau sekolah?" tanyanya.

"Yakin, Kak."

"Udah agak baikan emang?" tanya Zaid.

"Udah kok, tapi masih sakit. Justru Iza yang tanya Kakak udah mendingan nggak kok maksa mau sekolah?" tanya balik Hafidzah.

"Tentu saja udah, kan Kakak mau lindungi istri tercinta Kakak ini." Zaid mencium sekilas bibir Hafidzah membuat gadis itu melotot kaget.

"Morning kiss, sayang!" Zaid berlari kearah balkon untuk menjemur handuk sekalian menghindari amukan Hafidzah.

Setelah mereka siap, pasutri itu akan turun dari kamar menunju ruang makan untuk sarapan.

"Bisa jalan nggak? Perlu Kakak gendong?" tanya Zaid saat Hafidzah berjalan perlahan-lahan menghampirinya.

"Bisa. Nggak perlu Kak!"

"Okey."

Mereka keluar dari kamar dan segera berjalan menuruni anak tangga. Dengan sabar Zaid setia menunggu Hafidzah.

"Lelet amat jalannya!" ejeknya.

"Ih, ini juga gara-gara Kakak ya!" Hafidzah menepuk lengan Zaid, dan mereka tertawa bersama.

"Hehe, maaf ya sayang!"

Hafidzah menggeleng menanggapi ucapan Zaid.

Zaid mengangkat Hafidzah dan menggendong gadis itu dengan bridal style. Hafidzah terkejut lantas mengalungkan tangannya di leher Zaid.

Hafidzah menepuk pundak Zaid pelan. "Kaget tau nggak Kak!" ujarnya.

Kini mereka telah sampai di ruang makan, dimana terdapat keluarga yang menunggu kedatangan mereka. Zaid menurunkan Hafidzah dan mendudukkannya di kursinya. Lantas hal tersebut mengundang rada heran pada semua orang yang di meja makan.

"Hafidzah kenapa Bang?" tanya Khanza sedikit menghawatirkan menantunya.

"Gapapa kok, Ummah tenang aja!" jawab Zaid tersenyum lembut kepada sang ibu.

"Pagi-pagi udah bucin aja," celetuk Azzal yang berniat menggoda pasangan tersebut.

"Memangnya salah? Iri? Nikah sono!" julid Zaid. Cowok itu menyeret kursi lalu mendudukinya.

"Ck, boro-boro nikah calon aja belum ada." Azzal menghela nafas dan tertawa kecil.

"Cari lah bang!" sahut Arcelio.

Seketika ruangan yang hening tersebut di penuhi tawa dari mereka, menggoda Azzal yang tak kunjung menikah padahal umurnya sudah matang untuk menikah.

****

Hafidzah mengikuti langkah Zahira dengan pelan, gadis itu tertinggal dibelakang karena Zahira cepat sekali berjalan. Hafidzah menghela nafas, rasanya ia lelah berjalan.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang