Part 30 | Hari itu

167 8 2
                                    

Assalamualaikum, yorobun annyeonghaseyo 👋🏻

Sebelum membaca jangan lupa vote dan komen, ramaikan yuk! ❤️

Happy Reading 🫶🏻

****

Zaid melangkah satu persatu anak tangga menuju rooftop membawa minuman kaleng ditangannya. Pintu besi ia buka perlahan, bersama minuman yang di bawa ia buka serta meminumnya.

Hanya minum sekali Zaid segera membuangnya, kaleng terbentur sehingga mengeluarkan isinya yang tumpah. Tak peduli karena kereflekannya melihat sahabatnya yang tak lain Reval berdiri di balkon rooftop.

"Reval turun!" teriak Zaid dengan wajah merahnya serta emosinya menggebu-gebu.

"Lo mendekat gue turun!" ancam Reval.

Zaid menulusuri wajah Reval yang penuh luka lebam. Reval tersenyum miring kala Zaid menatapnya dengan tatapan murung.

"Nggak perlu kasihani gue!"

"Bunuh diri nggak akan bisa nyelesain masalah. Yang ada masalah akan semakin runyam kalo lo bunuh diri!" ucap Zaid menyakinkan demi mencegah bunuh diri Reval.

"Tau apa lo masalah gue?"

"Nggak usah ikut campur lo!"

"Gue hidup atau mati itu hak gue!"

Zaid melangkah kecil mendekat. Tentu Reval tau akan pergerakan Zaid. Dengan buru-buru Reval mulai melangkah maju pada beton tembok rooftop.

"Jangan gila lo Reval!"

"Gue capek, gue udah kehilangan gadis yang gue cinta. Nggak ada alasan lagi gue hidup di dunia ini."

"Keluarga lo masih butuh lo!"

"Haha butuh gue? Mereka udah nggak butuh gue. Gue cuma anak kandung yang di anak tirikan sama ortu gue. MEREKA LEBIH SAYANG RIVAL DARIPADA GUE!" teriak Reval penuh tenaga yang menggema.

"KASIH SAYANG? NGGAK PERNAH SAMA SEKALI GUE NGERASAIN!"

"Setelah kepergian gue, kalian bakal senang. Terima kasih dan selamat tinggal!"

BRAKK....

DEG!

Suara nyaring khas orang terjatuh. Para siswa-siswi berbondong-bondong keluar melihat dimana asal suara tersebut. Melihat mayat Reval tergeletak tak bernyawa membuat teriakan histeris.

Zaid terdiam terlebih lagi cowok itu melihat dengan mata kepalanya sendiri Reval menjatuhkan dirinya sendiri. Cowok itu terduduk lemas syok akan kejadian yang barusan ia lihat.

Bunyi sirine ambulans maupun polisi tak sekalipun membuat Zaid beranjak. Dia hanya diam, ya diam di tempat dengan tatapan kosong.

Sampai dimana Zaid di tepuk pundaknya oleh polisi yang tengah menyelidiki kasus bunuh diri tersebut. Karena satu-satunya orang yang ada disana mereka terpaksa membawa Zaid untuk meminta penjelasan.

Zaid terpaksa dibawa turun dari rooftop oleh dua polisi, karena tatapan cowok itu terasa kosong. Di pertengahan anak tangga terdapat Rival dengan amarah diwajahnya.

Rival mencekal kerah baju Zaid erat. "LO YANG BUNUH REVAL KAN? NGAKU LO!" pekiknya.

"Harap tenang! Saya akan menyelidikinya!" ujar polisi itu menjauhkan Rival dari Zaid.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang