Part 26 | Cedera

256 15 0
                                    

Assalamualaikum, yorobun annyeonghaseyo

Kembali lagi nih aku, maaf ya baru update sekarang pokoknya maaf maaf banget yang udah nunggu cerita ini 🙏🏻

Monggo, jangan lupa vote komen ramaikan yak!

Happy Reading 🫶🏻

****

"Guys gue pulang dulu ya!" pamit Zaid pada teman-temannya.

"Yoi, hati-hati bro!" sahut salah satu mereka.

Zaid mengambil tas menaruh ke sisi pundak kanan. Cowok itu memutuskan pulang setelah berganti seragam putih abu-abu. Zaid sedikit berlari menuju tempat parkir.

Drttt... Drttt... Drttt...

Getaran di dalam tas Zaid membuatnya merogoh tas mengambil ponselnya yang bergetar. Ia membaca kontak tertera serta mengangkat panggilan dari Zahira tersebut.

"Wa'alaikumussalam. Kenapa dek?"

"Bang Hafidzah hilang."

"Jangan bercanda!"

"Beneran Bang."

"Tunggu di situ aku ke sana sekarang!"

Tanpa pikir panjang Zaid segera mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Seluruh otaknya di penuhi rasa cemah dan takut. Takut istrinya kenapa-napa dan calon bayinya.

Kepalang panik Zaid memarkirkan sepedanya asal. Ia berlari segera menghampiri Zahira mondar-mandir di depan supermarket sembari memegang ponsel.

"Hira!" panggil Zaid yang membuat pemilik nama menoleh.

Zaid menyentuh pundak Zahira. "Gimana ceritanya Hafidzah bisa hilang?" tanyanya.

"Tadi aku ke supermarket sama Hafidzah untuk membeli sesuatu. Aku tinggal Hafidzah ke rak sebelah setelah aku kembali dia udah nggak ada. Hira udah cari dimana-mana tetep tidak ada Bang." Mata Zahira berkaca-kaca apalagi menatap mata Zaid yang dipenuhi dengan rasa kecemasan membuatnya semakin bersalah.

Kedua tangan bertumpu pada pinggang, Zaid mengusap wajahnya kasar. Otaknya tidak bisa berpikir jernih.

"Hira tunggu di sini. Biar Abang cari Hafidzah. Pasti dia tidak jauh dari sini," ucap Zaid memelankan kalimat diakhir.

Zaid mengecek ponselnya memantau pergerakan ponsel Hafidzah yang ia pasang GPS. Sinyalnya tidak jauh dari supermarket, Zaid berlari kecil menyebrang jalan memasuki gang kecil.

Suara ngeongan kucing dari arah yang tidak jauh dari tempat berdirinya membuat Zaid mencari sumber suara. Semakin mendekat suara ngeongan kucing itu tidak ada lagi, namun cowok itu masih saja mencari kucing itu karena bagaimanapun ia tidak tega kucing mengeong kelaparan.

Zaid kembali mengecek ponselnya. Sinyal Hafidzah tidak jauh dari situ ia pun kembali berjalan. Ia menghentikan langkahnya serta menghela nafas lega.

Ternyata istrinya sedang memberi makan kucing. Melihat punggung Hafidzah membuat senyuman manis tersungging di bibirnya.

"Hafidzah!" panggil Zaid halus.

Merasa terpanggil Hafidzah menoleh ke sumber suara. Gadis itu tidak bisa untuk tidak tersenyum setelah melihat sang suami berdiri dengan raut wajah khawatir dan senyuman lega secara bersamaan.

"Kakak panik cariin kamu ternyata kamu disini." Zaid berjalan mendekat.

Zaid berjongkok mengelus kepala kucing yang sedang makan makanan yang Hafidzah berikan.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang