Part 22 | Tragedi Mangga Muda

687 42 4
                                    

Assalamualaikum para cintakuh, aku kembali lagi ☺️

Teruntuk readers silent yok tinggalkan jejak biar saya tau kamu hidup 🤌🏻😉

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

"Eh, bos yang ini nggak sih?" tanya Fajar menunjuk mangga berkulit hijau nampak masih keras.

"Iya, ambil dua Jar!" jawab Zaid mendongak menatap Fajar yang tengah memetik buah mangga.

Dan berakhirlah mereka disini. Di depan rumah Pak RT, dimana terdapat sebuah pohon mangga besar yang terkenal buahnya segar dan manis.

"Ujung-ujungnya gue yang
manjat juga. Sabar, Jar demi
ponakan!" Fajar mengelus dadanya sabar lain hati di mulutnya yang menyumpah serapahi calon anak Zaid.

Mereka menjalani misi masing-masing. Adzriel dan Aidan yang mengalihkan perhatian Pak RT dengan alibi bertanya membeli tanah di komplek sana. Fijar yang memastikan pintu rumah Pak RT aman. Emir menangkap buah, Zaid yang mencari seperti apa detail buah yang di inginkan oleh istrinya. Terakhir Fajar memanjat mengambil buah.

"Emir tangkap woy!" teriak Fajar melempar buah kebawah.

"Jangan kenceng-kenceng woy, nanti ketahuan!" teriak balik Emir.

Geplakan indah yang di layangkan oleh Zaid kepada Emir membuat sang empu melemparkan mangga kearah Zaid. Tatapan mengejek menatap Emir kala mangga tersebut berhasil di tangkapnya tanpa meleset.

"Males ah bos!"

"Lo juga ngapai teriak? Bego!"

"Reflek Bos."

"Gimana bos? Udah fix yang itu?" tanya Fajar yang masih nangkring di pohon mangga.

"Kagak Jar, kurang matang. Cari lagi!" Zaid mendongak ke atas sambil mengacungkan jari jempolnya.

Fajar menghembuskan nafas lelah. Cowok itu mengacungkan jari tengahnya kepada Zaid dengan tatapan melototnya.

"Mengefuck orang itu sarang dosa! Merendahkan bos itu sarang dosa! Dosa dosa dosa dosa dosaaaaa!" Nyanyian maut oleh Emir dengan suara khas yang merdu(merusak dunia) membuat Zaid serta Fajar menutup telinganya.

"Anjir, orang mah nyanyi yang enak gitu lah eh ini malah kek suara dugong lagi galau," celetuk Fajar. Tatapan mengejek dari Fajar membuat Emir melempar sendal jepitnya. Namun meleset, alhasil terkena kaca rumah Pak RT.

"Emang dugong pernah galau?" tanya Fijar dengan entengnya sebelum cowok itu berlari keluar dari gerbang.

"Ada lah. Eh woy Fijar lo mau kemana?!" teriak Fajar yang membuat Fijar menoleh mendongak keatas tepatnya memandang Fajar yang masih bertengger santai di pohon.

"Jar saran gue lo turun terus lari! Cepet!"

"Ngapa emang?" tanya Fajar santai.

"Bentar lagi pasti Pak RT keluar. Apalagi sih Emir ngelempar sandal ke kaca apa ya nggak tambah curiga Pak RT?" ucap Fijar yang ternyata ada benarnya.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang