Part 27 | Turnamen Basket

216 15 0
                                    

Assalamualaikum, yorobun annyeonghaseyo

Kembali lagi nih aku 👋🏻

Jangan lupa vote dan komen, ramaikan yuk!

Happy Reading 🫶🏻

****

Hari ini hari dimana turnamen basket akan diadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini hari dimana turnamen basket akan diadakan. SMA Merpati melawan SMA Brawijaya. Turnamen yang di adakan satu tahun sekali. Turnamen ini akan diadakan di SMA Merpati, mengingat lapangan SMA Merpati lebih luas dari SMA Brawijaya, bukan berarti SMA Brawijaya tidak memiliki lapangan luas. Dan ini pertama kalinya SMA Merpati melawan SMA Brawijaya, setelah tahun lalu SMA Merpati melawan SMA Taruna.

Zaid bersiap-siap, ia sedang mencopot perban yang menggulung pergelangan tangannya. Ia memutar pelan, emang ia masih kesakitan secara keseleo itu baru 3 hari yang lalu.

"Yakin masih mau main?" tanya Adzriel.

Zaid mengalihkan pandanganya dari pergelangan tangan kepada Adzriel. "Gue kapten. Gue nggak mau ninggalin tugas gue sebagai kapten," ucapnya.

"Id ada Hafidzah di luar," kata Aidan yang baru masuk kedalam ruang ganti.

Zaid melempar perban yang masih di bawanya lalu berlalu pergi keluar. Adzriel dan yang lainnya hanya terdiam tanpa ada sepatah katapun.

"Iya, sih dia emang kaptennya. Tapi kalo di paksain makin parah gimana?" ujar Fajar.

"Ini semua gegara Rival. Dia emang dari awal ngincar Zaid karena takut kalah. Pengecut sialan!" Emir meremas botol minum dengan keemosiannya.

"Gue juga khawatir dengan Zaid, tapi dia juga benar dia tugasnya kapten. Tanpa kapten tim kita akan jadi seperti apa? Sedangkan disini yang menggantikan posisinya aja tidak ada yang sehebat dirinya," kata Aidan.

"Betul, Zaid juga nggak akan semudah itu membuat tim kita kalah di tim lawan apalagi lawannya itu Rival," balas Adzriel.

Zaid mengambil air minum yang di kasih Hafidzah untuknya. Sedikit mengelus kepala Hafidzah dengan lembut.

"Makasih ya," ucap Zaid. Hafidzah mengangguk.

Hafidzah menunduk menatap pergelangan tangan Zaid yang tak lagi terbalut perban. Hafidzah pun mendongak dan berkata, "Tangan Kakak masih sakitkan kok di lepas perbannya?"

Zaid ikut menatap pergelangan tangannya. "Nanti kalo ketahuan pelatih Kakak nggak bakal di bolehin main," terangnya.

"Kakak yakin masih ingin ikut?" tanya Hafidzah sekali lagi dengan khawatir.

"Iya, sayang. Kakak, kapten mana mungkin nggak ikut main?" ucapnya terkekeh.

Zaid tersenyum singkat sebelum mengelus kepala Hafidzah dengan kelembutan.

"Aku tau kamu khawatir, tapi percaya padaku. Pasti Kakak bisa menangkan pertandingan ini, In Sya Allah. Jadi lihat dan dukung aja Kakak ya!" ucapnya lembut.

Z A I D (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang