"Jika doa bisa merubah takdir, maka kamu tidak akan pernah terlewat dalam doaku. Hingga kamu menjadi milikku."
~ Zaid El-Fathan Abqary ~Assalamualaikum
Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!
Jangan jadi readers Silent nulis susah guys!!
Happy Reading!
****
Hari ini adalah hari dimana pernikahan Zaid dan Hafidzah diselenggarakan. Banyak tamu yang berdatangan demi melihat sang mempelai pria mengucapkan ijab qobul. Pernikahan ini sendiri diadakan di rumah mempelai pria.
Zaid sendiri kini sudah siap dengan pakaian serba putih. Ia tak beranjak pun dari kamar Zafran sampai saat ini, cowok itu benar-benar gugup sekaligus tidak menyangka bahwa janjinya dulu waktu kecil untuk menikahi Hafidzah benar-benar terwujud.
"Zaid ayo turun, sebentar lagi acaranya akan dimulai!" ucap Rayhan memasuki kamar Zafran.
Ya, yang dibuat tempat bersiap-siap Zaid adalah kamar Zafran, karena kamarnya sudah dibersihkan dan dihias Khanza hingga pemiliknya sendiri tidak boleh memasuki kamar tersebut.
"Em, lo udah siap belum?" tanya Rayhan.
"Hm, gue udah siap," ucap Zaid menoleh kearah dimana Rayhan berdiri.
"Yaudah ayo!"
Kedua cowok berperawakan tinggi tersebut keluar dari kamar dan berjalan menuju anak tangga. Disepanjang perjalanan, mereka melewati kamar Zahira yang tertutup rapat karena kamar tersebut terdapat Ummahnya, Zahira, calon istrinya, dan Bunda calon istrinya.
Sebelum memulai akad nikah, Zaid akan membacakan surat Ar-Rahman sebagai mahar yang diberikannya untuk Hafidzah. Zaid duduk berada dihadapan Elano dan penghulu dengan membawa microfon ditangannya, lelaki itu memejamkan matanya sebelum memulai.
Ar rahmaan.
Allamal-qur'an.
Khalaqal-insan.
Allamahul-bayan.
Asy-syamsu wal-qamaru bi husban.
Wan-najmu wasy-syajaru yasjudan.
Was-sama'a rafa'aha wa wawadho'al-mizan.
Alla tatghau fil-mizan.
Wa aqimul-wazna bil-qisthi wa la tukhsirul-mizan.
Wal-ardha wadha'aha lil-anam.
Fihaa fakihatuw wan-nakhlu zatul-akmam.
Wal-hasbu zul-'asyfi war-raihan.
Fabi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.
Khalaqal-insana min shal-shalin kal-fakhkhar.
Wa khalaqal-jaanna mim maarijim min naar.
Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.
Lantunan ayat suci Al-Quran mengalun begitu merdu dari Zaid, membuat seluruh penjuru berkaca-kaca mendengarnya. Arcelio menatap penuh haru kepada anak sulungnya, tidak menyangka bahwa secepat itu Zaid tumbuh besar.
Bahkan Khanza yang berada diatas mendengarnya menangis haru, dan tidak menyangka anak yang sudah dia lahirkan secepat ini dewasa. Yang dulunya dia lahirkan dan susuhi, mengajarkan cara berjalan, mengajar membaca Al-Qur'an kini sekarang akan menjadi seorang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z A I D (ON GOING)
Teen FictionSQUEL ARCELIO FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! HARGAI KARYA ORANG, MAKA DARI ITU VOTE DAN KOMEN! NO PLAGIAT, AKU YAKIN PASTI CERITA MU LEBIH MENARIK⚠️ **** Menikah? Di usia muda? Tak pernah menjadi bagian hidup Zaid. Karena jebakan musuhnya membuat semua o...