Belgia POV
"Kak?"
"Kak!!"
"BELGIA!!!"
"Berhenti berteriak! aku tidak budeg Kevin!" Tentu saja aku mendengar Kevin memanggilku sejak tadi hingga dia masuk ke kamarku tanpa permisi, hanya saja pikiranku sedang memikirkan hal lain.
"Kenapa melamun? Apa ada yang menggangggumu? Bagaimana pekerjaanmu di hari pertama ini?" Kevin duduk di ranjangku sambil mengunyah cemilannyan, tentu saja dengan tatapan menyelidiknya.
"Cukup aneh."
"Aneh?"
"Hmmm"
"Pekerjaanmu aneh bagaimana? Bosmu galak? Menyuruhmu ini itu yang tidak masuk akal?"
Semenjak dia masuk SMA hingga beberapa bulan lagi akan lulus, setiap malam dia selalu menyempatkan untuk bertanya padaku tentang bagaimana hariku. Hanya saja kadang dia terlalu ingin tau walaupun aku sebenarnya tidak ingin menceritakan tentang kesulitanku padanya. Adikku sangat peduli padaku.
"Bukan, bukan seperti itu."
"Jadi seperti apa?" Lihat kan betapa ingin taunya dia.
"Sudahlah aku tidak ingin membahasnya."
"Kalau ini kau yang terlihat aneh kak." Kadang juga dia menyebalkan, dia tidak segan mengataiku.
"Anak kecil tidak perlu tau."
"Bahkan umurku sudah 17 tahun kak, aku sudah dewasa! Jangan menganggapku kecil terus meskipun aku adikmu. Aku juga bertumbuh." Dia selalu protes kalau aku menyebutnya anak kecil. Meskipun usianya terus bertambah dewasa bagiku Kevin tetap adik kecilku.
"Belum saatnya aku cerita."
"Apa bosmu om-om genit yang melecehkanmu?" Seketika aku memandangnya sambil mengerutkan keningku, bagaimana bisa dia menyimpulkan seperti itu.
"Tidak, bukan seperti itu, dia bukan orang cabul, kau tenang saja. Sudahlah kerjakan PR mu sana, aku mau langsung tidur saja." Jujur saja aku sedang malas bercerita panjang lebar tentang Miss Sahara ada adikku.
"Iya iya, kalau kau butuh tempat cerita, kau tau kan kau bisa berbagi apapun denganku, jangan pendam sendiri." Bahkan kalau sedang berbicara seperti ini, Kevin lebih terlihat seperti kakakku daripada adikku.
"Iya, suatu saat aku akan ceritakan padamu. Bukan masalah yang serius, jangan khawatirkan apapun."
"Yasudah aku ke kamar dulu kak, selamat tidur kak Bel."
"Selamat tidur anak nakal." Dia tersenyum sambil mencium pipiku sebelum keluar dari kamarku. Dia berjalan perlahan ke pintu, sebelum keluar sejenak dia melihat lagi padaku.
Blam
Kevin keluar sambil menutup pintu kamarku. Sesaat setelah kepergian Kevin, pikiranku kembali mengingat kejadian siang tadi.
Flashback on
Hell no!!!!!!pacar??????
Are you kidding me boss??? Seolah tak percaya dengan perkataannya barusan, reflek mataku membulat terkejut sambil melihatnya dengan penuh tanda tanya. Miss direktur ini seolah mengerti dengan tatapanku dia hanya mengedipkan mata dan tersenyum manis melihatku.
Oke beberapaa detik lalu aku sudah menjadi kekasih Miss direktur ini. Peran yang sangat menarik. Aku ikuti saja permainannya.
"Oh pacar?? kau bercanda nak?" Bukan saja aku, pastinya orang tuanya juga terkejut terlebih lagi pacarnya yang baru dia kenalkan adalah perempuan. Oh ayolah dia perempuan dan aku perempuan. Aku pikir benar Miss direktur ini sangat gila. Aku bisa apa?aku hanya pekerjanya saja, tidak mungkin aku mengakui pada ibunya anaknya berbohong. "Hai Madam sebenarnya aku adalah sekretaris barunya yang sedang dia manfaatkan. Anakmu berbohong padamu." Memikirkan kata-kata itu keluar dari mulutku saja aku merinding. Tidak hanya di pecat mungkin saja aku akan dikuliti dan dibuang di suatu tempat. Ah shitt nasib si sekretaris bodoh ini buruk sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Romance"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...