Bab 10

2.1K 162 25
                                    

Belgia POV

"Sa, tolong jangan sering-sering memberikan perhatian padaku secara berlebihan di depan rekan kerja yang lain. Aku tidak enak. Aku belum ingin mereka mengetahui hubungan kita."

Kalian tau, baru seminggu kami menjalin hubungan tapi sudah puluhan orang yang mempertanyakan sikap Sahara yang memperlakukanku berbeda. Untung saja aku bisa memberikan alasan bahwa kami sebenarnya teman lama dan sengaja tidak memberitahukan pada yang lain karena takut mereka salah paham aku masuk kesini karena mengenalnya. Tentu kalian tau itu hanya alasanku saja. Tapi untungnya mereka percaya dan berhenti bertanya lebih.

Tolong jangan salah paham. Aku juga ingin mereka semua tau kalau Sahara adalah kekasihku meskipun mungkin nanti banyak yang menilai negatif akan hubungan kami aku tidak peduli. Tapi tidak sekarang. Aku belum siap mereka menilaiku yang tidak-tidak kalau mereka tau. Kalian tau sendiri posisiku adalah sekretaris Miss direktur. Aku benci di gosipkan apalagi kalau ada yang berpikiran akulah yang menggoda Sahara. Aku belum siap untuk itu.

"Kau malu mereka tau kalau kita adalah sepasang kekasih?" Lihatlah dia yang keras kepala ini. Dia tidak mengerti posisiku.

"Tidak begitu sayang, aku malas di gosipkan dengan rekan kerja yang lain. Pasti nanti mereka berpikir akulah yang menggodamu habis-habisan sehingga kau mau menjadi kekasihku. Aku tidak siap untuk itu." Aku jujur saja padanya. Biar dia tau dan paham.

"Jangan terlalu memikirkan tentang penilaian mereka. Di sini akulah yang menggodamu kan, aku lah yang mengejarmu dan berusaha mendapatkanmu. Bilang saja seperti itu pada mereka kalau mereka mengatakan hal tidak benar." Aku hanya bisa meringis mendengar ucapannya. Kalau saja aku bilang seperti itu pada mereka sama saja aku bunuh diri.

"Terus setelah aku mengatakan hal itu apa kau pikir mereka akan percaya sayang? Tidak sama sekali, hal itu hanya membuat aku semakin di bicarakan. Bukan hanya penggodamu tapi aku seperti orang halu, begitulah kata mereka nanti."

Aku tau keadaan seperti itu karena aku pernah melihat sendiri kejadian itu di dunia nyata, tepatnya di tempat kerjaku yang dulu. Seorang kasir yang juga temanku berpacaran dengan anak pemilik supermarket tempat ku bekerja. Semua rekan kerja membicarakannya. Mungkin dia mulai jengah mendengar gosip-gosip yang tidak benar akan dirinya, akhirnya dia mengatakan pada orang-orang yang membicarakannya kalau anak pemilik supermarket itu yang dahulu mendekatinya. Namun hal itu malah membuat temanku itu semakin dibicarakan hingga akhirnya dia mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Tepat 6 bulan kemudian temanku dan anak pemilik supermarket itu akhirnya menikah.

"Tapi semua perhatian yang aku berikan padamu itu reflek sayang, terjadi begitu saja."

"Mengertilah honey, aku akan membiarkan mereka mengetahui hubungan kita tapi tidak sekarang."

"Baiklah sayang, aku mengerti. Aku akan lebih profesional dan mengurangi hal-hal yang membuat orang salah paham. Tapi hanya untuk di depan mereka saja, tapi kalau kita lagi berdua di manapun itu aku akan melakukan hal sesukaku. Bagaimana?" Aku memutar bola mataku. Permintaannya terdengar konyol.

"Sesukamu? Berikan contoh hal apa saja itu?"

"Menggenggam tanganmu misalnya atau memeluku. Bisa juga menciummu."  Aku melotot mendengar kalimat terakhirnya.

"Tidak sayang, tidak menciumku di kantor. Pokoknya aku tidak setuju kita bermesraan di kantor meskipun hanya kita berdua sekalipun." Ucapanku membuat Sahara mengerucutkan mulutnya.

Setelah kami resmi menjadi sepasang kekasih, dia semakin sering menunjukkan sisi menggemaskannya. Orang-orang pasti tidak menyangka, Sahara yang dingin, jarang tersenyum, berbicara sepentingnya tapi bisa menunjukkan hal-hal menggemaskan padaku. Bahkan kadang dia lebih cerewet dariku apalagi kalau aku enggan meminta tolong padanya dalam hal melakukan suatu hal. Dia akan menceramahiku dari A sampai Z dan aku suka sisi Sahara seperti itu.

MY SAFE PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang