Bab 7

1.9K 196 10
                                    

Belgia POV

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan..."

Aku sudah menghubunginya beberapa kali sejak siang tadi, tapi nomornya tidak aktif. Terakhir dia menghubungiku saat pagi, tepat setelah aku baru saja bangun tidur. Dia mengatakan hari minggu ini akan mengunjungi orang tuanya. Tapi hingga hari berubah menjadi malam, Sahara hilang bagai di telan bumi. Selama 2 bulan berteman dekat dengannya, baru kali ini dia tidak bisa di hubungi sama sekali.

"Cckkk kemana perginya Sahara sih?!" Omelku.

"Kenapa sejak tadi kau kelihatan gelisah kak?" Tanya Kevin di sampingku yang sedang bermain game di ponselnya.

"Sahara tidak ada kabar sama sekali sejak siang tadi." Jawabku jujur, masih terus memantau chat yang ku kirimkan padanya beberapa menit lalu dengan status yang belum terkirim.

"Mungkin dia sedang melakukan sesuatu yang penting di luar sana, kenapa heboh sekali." Lagi Kevin bicara tapi game nya pun tetap dia mainkan.

"Tapi tidak biasanya dia menghilang seperti ini, biasanya tiap jam dia selalu memberi kabar padaku." Aku mengerucutkan mulutku. Jujur saja aku khawatir sekaligus kesal pada Sahara.

"Yasudah tunggu saja mungkin sebentar lagi pacarmu akan memberikan kabar." Kevin terkekeh sambil melirikku.

"Dia bukan pacarku." Jawabku jengah.

"Bukan pacar, tapi khawatirmu berlebihan kak." Kevin terkekeh di sebelahku dan itu membuatku menatapnya dengan pandangan kematianku.

"Dia sudah biasa selalu menghubungiku, tapi tiba-tiba dia tidak ada kabar sama sekali selama berjam-jam, apa tidak boleh aku mengkhawatirkan temanku? Bagaimana kalau sesuatu hal terjadi padanya. Ini tidak berlebihan!!" Aku sedikit meninggikan suaraku dan itu sukses membuat Kevin langsung menatapku heran.

"Bukan seperti itu maksudku kak, aku sedang membicarakan perasaanmu pada kak Sahara. Kalau kau bisa sangat mengkhawatirkannya bahkan menunggu kabarnya sejak tadi tanpa mengalihkan pandanganmu dari ponselmu itu, kenapa tidak kau terima saja kak Sahara menjadi kekasihmu. Tidakkah kau sadari kalau kau juga sebenarnya memiliki perasaan lebih untuknya."

"Kenapa kau selalu saja mengungkit hal itu. Sudah ku katakan aku tidak memiliki perasaan lebih dari seorang teman untuknya Kev." Aku masih bersikeras dengan pendirianku. Kalau boleh jujur aku juga merasakah sesuatu hal yang berbeda untuk Sahara.

"Terus saja mengelak, kalau nanti tiba-tiba kak Sahara lelah mengejarmu dan memiliki kekasih baru kau tau. Aku tidak ingin kau menyesal kak. Di mana kau akan mencari orang sesempurna kak Sahara yang begitu menjagamu dan mencintaimu seperti itu."

Deg

Sialan!! Kenapa yang di katakan Kevin membuat hatiku nyeri. Tidak pernah terlintas dalam pikiranku bila nanti ternyata Sahara memiliki kekasih. Rasanya kenapa aku tidak rela. Aku tidak bodoh, tentu saja aku tau apa yang aku rasakan padanya, tapi aku selalu berusaha menepisnya.

"Kenapa diam? Apa pikiranmu mulai terbuka,hmm?"

"Kau tidak akan mengerti Kevin."

"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu kak, entah apa yang selama ini kau pertimbangkan. Sudah kukatakan sejak awal kan, apapun yang membuatmu bahagia aku akan selalu mendukungmu." Aku bisa melihat raut wajah serius dari adikku yang bulan depan akan LDR beda negara denganku.

"Kevin, tidak sesederhana itu. Kau tau kan kehidupan Sahara dan kita sangatlah berbeda jauh. Untuk menjalin sebuah hubungan serius dengannya itu seperti tidak mungkin. Banyak sekali tembok-tembok tinggi yang harus kami hancurkan nantinya. Aku hanya tidak ingin menelan kekecewaan pada akhirnya setelah menaruh harapan padanya. Hidup kita selama ini cukup sulit Kev, aku hanya tidak ingin menambah beban pikiranku kalau saja nantinya aku harus merasakan patah hati." Aku menundukkan kepalaku, menekan perasaan perih yang membuat mataku panas. Mati-matian aku tahan air mataku agar tidak luruh. Aku tidak ingin adikku melihatku menangis.

MY SAFE PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang