Author POV
Brak!!!
Seseorang menggebrak meja dengan keras sambil melemparkan puluhan kertas ke arah wanita muda yang berdiri di depannya.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan selama ini?! semua proposal ini hanya berisi sampah. Tidak bisakah kau bekerja dengan baik Sahara! Bahkan menulis proposal perencanaan tahunan saja kau tidak becus! Aku tidak mau tau, pokoknya besok kau harus bisa memperbaiki ini semua!!!!"
Suasana tegang sedang menyelimuti meeting mingguan yang di hadiri seluruh direktur di segala divisi dan juga CEO dari DHARMA CORP. Kali ini seluruh mata sedang melihat kearah CEO yang sedang memarahi direktur perencanaan yang tidak lain adalah anaknya sendiri.
Shahril Dharma yang tidak lain CEO dari DHARMA CORP yang juga ayah dari Sahara Azhorra Dharma. Pria paruh baya berusia 55 tahun ini adalah sosok yang sangat tegas, berwibawa, perfeksionis dan sangat di segani oleh semua karyawannya dan juga para pebisnis besar yang ada di Indonesia maupun ASEAN. Dia adalah orang yang berjasa membuat Dharma Corp menjadi sebesar ini.
Namun tidak bagi Sahara. Dia memandang Daddynya adalah CEO yang tukang selingkuh dan juga ayah yang selalu memaksakan kehendaknya pada Sahara tanpa peduli keinginan Sahara sebenarnya.
Sahara sudah sampai tahap begitu membenci Daddynya di tambah lagi perjodohan yang di paksakan dan juga bagaimana Daddynya yang beranggapan seksualitas Sahara sebagai aib yang harus ditutupi dan satu hal lagi kebencian Sahara bertambah saat Daddy nya tidak segan-segan mempermalukannya di depan para direktur seluruh divisi seperti sekarang ini.
Bukannya Sahara tidak tau, para direktur itu sering meremehkannya karena Sahara sering mendapatkan makian seperti ini saat meeting. Padahal sebenarnya pekerjaan mereka juga tidak terlalu bagus. Mereka juga sering mendapat teguran dari Daddynya saat meeting. Sahara tentu saja marah saat orang-orang itu berani meremehkannya, namun itu seolah mencambuknya untuk terus membuktikan kalau dia pantas menjadi CEO di kemudian hari menggantikan Daddynya. Tekadnya sudah bulat, dia benar-benar akan membungkam mulut-mulut sialan yang meremehkannya itu.
"Akan saya perbaiki lagi proposal ini Sir." Jawab Sahara sambil mengepal kuat-kuat tangannya menahan amarahnya yang sudah hampir meledak.
"Ini menjadi pembelajaran juga buat kalian semua. Aku tidak segan-segan memberikan teguran keras bahkan memecat kalian apabila kalian bekerja tidak becus. Aku tidak akan memberikan toleransi apapun. Aku menggaji kalian sangat besar jadi jangan mengecewakanku." Lagi pria paruh baya itu memberikan ultimatum kepada seluruh direktur yang hadir yang diangguki oleh seluruhnya.
"Baiklah meeting hari ini kita tunda sampai besok. Tolong proposal dan laporan kalian semua di periksa dan di perbaiki lagi. Aku tidak ingin kejadian hari ini terulang lagi besok. Dan kau Sahara, ikut aku ke ruanganku." CEO itu segera keluar dari ruangan meeting diikuti oleh bodyguard dan sekretarisnya. Sahara pun mengekori ketiganya.
***
Sahara POV
"Kenapa Daddy memanggilku, apa belum cukup mempermalukanku di depan semua orang tadi, masih ingin memakiku?" Ujarku dingin menatap tajam Daddy yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Aku tidak akan membahas itu Sa."
"Jadi Daddy akan membahas apa?"
"Daddy sudah mengatur pertunanganmu."
"DAD!!!!" Aku semakin menatap tajam kearah Daddy. "Sudah kukatakan aku tidak mau!" Jawabku lagi tegas.
"Kau tidak bisa menolaknya Sa."
"Dad aku mencintai kekasihku dan hanya dia yang akan aku nikahi!" Entah bagaimana lagi berbicara pada pria tua ini, aku hampir kehilangan kesabaran.
"Aku bilang bertunangan dulu, ini untuk menghindari apabila ada rumor buruk tentang ketidaknormalanmu itu." Hufftt!! Kalau dia bukan Daddyku, ingin sekali aku merobek mulutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Romansa"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...