Bab 11

2.1K 189 30
                                        

Author POV

"Sa?" Panggil Belgia tiba-tiba saat mereka sedang menikmati pekerjaan masing-masing. Belgia yang sedang menonton film di ruang tv dan Sahara yang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.

Sahara memang kadang membawa pulang pekerjaannya yang belum selesai. Pemandangan ini sesuatu hal yang sering Belgia temui selama seminggu terkahir tinggal bersama Sahara, bos nya dan juga kekasihnya

"Hmmm." Gumam Sahara menanggapi Belgia.

"Apa kau masih sibuk?" Tanya Belgia lagi.

Sahara langsung berhenti mengetik, dan pandangannya dia alihkan pada Belgia. "Kenapa? Kau lapar?" Tanya Sahara sambil memeriksa waktu di arlojinya yang masih menunjukka pukul 07:00 malam.

"Tidak bukan itu, hmm hari ini aku akan pulang kerumahku ya Sa." Ucap Belgia ragu-ragu. Sahara yang mendengar itu megernyitkan dahinya.

"Kenapa tiba-tiba Bel?" Tanya Sahara sambil menatap Belgia.

"Kau lupa aku sudah menginap di apartemenmu seminggu lebih. Entah apa jadinya rumahku selama seminggu terakhir ini. Mungkin sudah jadi sarang tikus atau banyak sarang laba-laba yang menjadi hiasan." Ujar Belgia pada Sahara.

Sahara tampak berpikir sejenak. "Tidak bisakah kau menginap selamanya di rumahku sayang? Bagaimana tidurku akan nyenyak kalau kau tidak ada." Ujarnya sambil memasang ekspresi memelasnya.

Belgia yang melihat Sahara hanya bisa menggeleng. "Jangan berlebihan Miss Sahara. Sebelum aku menginap di sini kau pun tinggal sendiri." Ujar Belgia lagi dan itu membuat Sahara semakin melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Itu berbeda sayang, kalau aku rindu bagaimana? kalau tiba-tiba ingin memelukmu bagaimana?" Di mata Belgia Sahara tampak seperti anak kecil yang sedang merengek saat ini.

"Sa, kau bukan anak kecil, bahkan umurmu sudah 25 tahun. Kau tidak akan mati tidur tanpaku. Kita sudah bertemu seharian di kantor. Weekend juga kau selalu bersamaku. Tidak mungkin aku meninggalkan rumahku terlalu lama honey." Sahara duduk mendekat pada Belgia dan langsung memeluk Belgia dengan posesif.

"Jadi kau akan meninggalkanku, hmm?" Ujar Sahara dengan suara lirihnya.

Belgia membuang nafasnya sebelum bicara."Ya Tuhan, begini saja aku akan menginap di apartemenmu setiap weekend bagaimana?" Bagi Belgia ini adalah keputusan yang tepat. Tidak mungkin dia tinggal terlalu lama bersama Sahara. Apalagi setiap hari pergi dan pulang ke kantor selalu bersama. Itu akan membuat gosip-gosip di antara rekan kerjanya semakin menjadi. Belgia sangat membenci di gosipkan.

"Tapi aku merindukanmu setiap hari Belgia. Bahkan saat bersamamu begini saja aku selalu merindukanmu." Belgia hanya memutar bola matanya sambil berdecak lirih.

"Sahara!! Ucap Belgia dengan nada tegas berusaha melepaskan diri dari rengkuhan tubuh Sahara, namun secepat kilat Sahara langsung menahan tubuh Belgia lagi.

"Baiklah baiklah, kau boleh pulang tapi tidak malam ini, besok setelah pulang kantor, aku akan langsung mengantarmu pulang ya." Ujar Sahara sambil mengelus punggung Belgia. Belgia hanya bisa pasrah. Dia merasa seperti menjaga anak kecil yang terus merengek.

"Kenapa aku seperti mengasuh bayi besar." Ujar Belgia sambil mendengus.

"Mungkin kau ingin membuat bayi kecilnya bersamaku, hmm? Kekeh Sahara.

"Sahara!!!!" Teriak Belgia tepat di telinga Sahara serta jangan lupa cubitan dahsyat Belgia di lengan Sahara.

"Awwwwwhhh Ampun sayang ampun!!!"

"Kau menyebalkan Sa."

"Iya aku menggemaskan."

"Aku bilang kau menyebalkan Sahara!"

MY SAFE PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang