Belgia POV
"Hey, apa kau sedang mengundang para arwah untuk merasukimu?" Aku tersentak karena sapaan dari Rey yang tiba-tiba sudah berada di ruangan kerjaku sekarang. Bahkan dia yang terlihat seperti ruh halus, tiba-tiba saja sudah berada di ruanganku tanpa membuat suara sedikitpun.
"Apa maksudmu?" Keningku berkerut tidak mengerti.
"Kau hanya melamun dengan pandangan kosong sejak tadi Miss Abel, itu akan memudahkan kau kerasukan." Aku memaksakan senyumku pada Rey.
"Bercandamu tidak lucu dan ya aku sedang malas untuk menanggapi bercanda tentang apapun." Aku tampak tidak senang. Bahkan wajahku semakin kutekuk.
"Oke Miss, aku tidak bermaksud seperti itu." Aku hanya menanggapi Rey dengan anggukan saja.
Apakah aku baik-baik saja? Tentu tidak. Ini hanya hitungan hari saja lagi tepatnya 3 hari lagi Sahara akan melangsungkan pernikahan dengan Bang Gema.
"Aku tau ini berat buatmu mengenai pernikahan Sahara, tapi aku yakin kau akan baik-baik saja nantinya." Kata-kata positif darinya tidak mempan padaku kalau moodku sudah terlanjur buruk seperti ini. Tapi kehadirannya sedikit menghiburku.
Ya Tuhan aku harap pria baik ini segera menemukan belahan jiwanya dan mereka akan saling mencintai nantinya. Do'a ku setiap melihat dan merasakan betapa tulusnya pria tampan ini.
"Aku harap juga begitu. Semakin dekat harinya aku pun semakin tidak sabar untuk melihatnya berjalan di atas altar menuju calon suaminya pada saat itu nanti." Membayangkannya saja membuat hatiku teriris-iris.
Siapa yang rela seseorang yang begitu di cintai akan menikah dengan orang lain. Bulsyit!!! Kalau ada yang bilang "Aku bahagia apabila melihat kau bahagia!" Hanya orang munafik yang mengatakan itu. Bagiku Sahara hanya boleh bahagia denganku. Kalau dia dengan orang lain, aku benar-benar tidak rela dia bahagia.
Rey menepuk pundakku, aku memaksakan senyumku padanya. "Sabar, semuanya akan baik-baik saja." Tentu saja aku percaya kata-kata Rey. Semuanya akan baik-baik saja.
"Ckckck ada apa dengan wajah kakakku itu Rey?" Siapa lagi yang berani masuk ke dalam kantorku tanpa permisi kalau bukan adikku, Kevin.
"Biasa Kev sedang meratapi nasibnya karena Sahara akan menikah." Kenapa rasanya Rey seperti mencibirku, sialan!
Tanpa Rey beritahu juga, Kevin juga tau, hanya Sahara yang mampu membuat aku bersikap seperti ayam sakit seperti ini. Tidak ada semangat ataupun gairah hidup. Bahkan aku pun tidak bisa berkonsentrasi saat bekerja. Alhasil selama hampir 1 minggu ini pekerjaanku banyak di handle oleh Rey dan juga Kevin. Aku seperti CEO yang memakan gaji buta. Karena sejak 1 minggu yang lalu, aku hanya duduk di kantorku tanpa melakukan pekerjaan apapun.
"Ayo kita rayakan hari patah hati Miss Abel ini Rey." Kevin terkekeh bersama Rey. Ada apa dengan mereka berdua ini. Apa keadaanku seperti sebuah lelucon. Sepertinya aku akan menarik lagi penilaianku tentang Rey adalah pria yang baik. Dia sama sekali tidak. Lihatlah mereka berdua sedang menertawakan kegundahan hatiku. Apa aku berlebihan? Rasanya tidak. Ini sangat manusiawi menurutku. Bahkan aku di paksa untuk datang kepernikahan Sahara besok. Keadaan ini benar-benar menyebalkan.
"Bisakah kalian tidak terlalu senang disaat keadaan hatiku tidak baik ini wahai lelaki-lelaki tidak peka." Sindirku keras pada mereka berdua.
"Sorry sister."
"Oke maaf Bel."
"Kenapa kalian kemari? Ada pekerjaan yang tidak bisa kalian kerjakan sehingga membutuhkan aku?" Tanyaku langsung tanpa basa basi lagi.
"Ada dokumen yang harus kau tanda tangani Bel." Rey memberikan sebuah dokumen padaku.
"Kalau kau?" Aku bertanya pada Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Romance"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...