Author POV
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Belgia menginjakkan kakinya lagi di kantin perusahaan. Hanya tiga minggu setelah dirinya mulai bekerja Belgia makan siang di kantin ini setiap istirahat siang. Namun setelah itu Sahara selalu mengajak Belgia untuk makan siang bersamanya.
Hari ini Sahara ada meeting dadakan yang di hadiri oleh petinggi-petinggi dari perusahaan ini. Belgia tidak mengetahui meeting itu membahas hal apa karena Sahara juga tidak memberitahukan lebih rinci padanya.
"Hai Bel, tumben makan di kantin." Sapa seorang teman sesama sekretaris direktur, Hanin namanya.
"Hai Nin, Miss Sahara lagi ada meeting." Jawab Belgia ramah.
"Yaudah gabung sama yang lain yuk." Yang lain yang di maksud Hanin adalah meja tempat para sekretaris direktur perusahaan ini. Tidak semua berkumpul, hanya 4-5 orang saja. Tentu saja dulu Belgia juga bergaul dengan mereka sebelum Sahara menempel padanya setiap waktu.
Setelah mengambil menu makanan yang telah di sediakan oleh kantin, Belgia dan Hanin segera menghampiri meja yang terletak tidak jauh dari tempat pengambilan makanan.
***
Belgia POV
"Tumben Bel, biasa makan bareng calon CEO." Kali ini Jihan yang menyapa ku, sang sekretaris dari direktur pemasaran.
"Kalian semua kenapa memandangku aneh seperti itu, aku tidak nyaman." Ujarku sambil duduk di bangku yang kosong.
"Sudah sangat lama sekali kau tidak makan di kantin dengan kami Bel, kemana direkturmu?" Tanya seseorang lainnya yang tidak lain Gladis.
"Miss Sahara sedang meeting dengan para petinggi." Ujarku sambil melahap makan siangku.
"Hmm Bel Apa rumor yang beredar itu benar adanya Bel?" Tanya Jihan tiba-tiba. Otomatis aku berhenti mengunyah makananku sejenak.
"Rumor apa?" Aku sengaja pura-pura tidak tau padahal dalam hati aku sedikit gugup bahkan aku menahan nafasku saat ini.
"Miss Sahara teman lamamu?" Aku langsung menghembuskan nafas lega saat Jihan menanyakan itu.
"Ya begitulah." Jawabku begitu saja.
"Tapi aku juga mendengar rumor yang lainnya." Kembali aku menahan nafas mendengar Jihan ingin mengatakan rumor lainnya. Bahkan saat ini jantungku berdetak sangat cepat.
"Hmm apa lagi kali ini Jihan?" Aku menanggapi dengan wajah datarku menyembunyikan kegugupan.
"Rumor tentang kau berkencan dengan Miss Sahara."
Deg
"Shit!!!! Ternyata rumor itu belum surut." Pikirku.
"Kau lebih mempercayai yang mana?" Tanya ku balik. Sebenarnya itu suatu cara agar aku tidak menjawab pertanyaan dari Jihan. Aku merasa sangat bersalah pada Sahara apabila aku menyangkal rumor itu, tapi mengakui sama saja bunuh diri.
"Yang kau teman lama Miss Sahara. Rasanya sangat tidak masuk akal kau berkencan dengan Miss Sahara. Itu rumor aneh bukan?" Aku bernafas lega untuk kedua kalinya.
"Tapi aku pernah mendengar Miss Sahara itu lesbian." Gladis yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. Aku yang mendengar pernyataan Gladis langsung memandangnya dengan penuh selidik.
"Itu hanya gosip Dis." Hanin menimpali sambil mengunyah makanannya.
"Iya itu hanya gosip." Aku membenarkan ucapan Hanin. Tentu saja aku tau gosip yang mengatakan Sahara berkencan dengan seorang artis wanita. Sahara sendiri yang menyangkal dan aku sangat percaya Saharaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Romance"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...