Bab 4

2.9K 247 13
                                    

Author POV

"Braaaak!!!!"

Terdengar suara pintu di tutup dengan sangat keras mengejutkan siapa saja yang berada di dalam ruangan itu.

"Astaga, kau mengejutkanku saja kak,apa-apaan kau membanting pintu yang tak bersalah itu." Suara Kevin yang terdengar kesal karena kelakuan kakaknya barusan sambil terus memperhatikan wajah muram kakaknya yang masih tak merespon dirinya dari tadi.

"Kenapa,hmm? Pekerjaanmu sulit di kantor?apakah bosmu sangat bawel hari ini? Jangan menambah kejelekan wajahmu itu kak dengan menekuknya terus menerus, kau tidak ingin kan cepat keriput sebelum umur 30 tahun." Kevin yang terkekeh setelah melontarkan candaan yang makin membuat Kakaknya kesal. Wajah belgia semakin ditekuk dan semakin memberikan tatapan seperti hewan buas yang ingin menerkam musuhnya.

"Diamlah,bercandamu tidak lucu idiot! Kalau kau tidak bisa membantu setidaknya jangan mengeluarkan suara yang membuatku makin kesal." Seketika Kevin mengatupkan mulutnya, kalau kakaknya sudah mengucapkan kalimat dengan nada dingin dan dalam seperti ini sudah di pastikan keadaan hatinya sangat buruk. Untuk meminimalisir pertumpahan darah, Kevin segera meminta maaf pada kakaknya.

"Maaf, aku tidak bermaksud kak."

"Sudahlah,kau sudah makan malam?"

"Sudah, tenang saja. Aku juga sudah membelikanmu, mandilah dan segera makan makanan malammu nanti maag mu kambuh. Aku mau mengerjaakan PR ku dulu." Kevin akan pergi kekamarnya namun sebelumnya dia memberikan pelukan dulu untuk kakaknya. Hitung-hitung mengurangi bad mood kakaknya malam ini.

"Hmmm maaf kalau kata-kataku makin membuat mood mu buruk,kalau soal pekerjaan mungkin aku tidak bisa membantumu, tapi aku akan jadi pendengar yang baik kalau kau ingin mengumpat tentang bos mu di kantor misalnya." Kalimat sederhana yang Kevin ucapkan membuat kekesalan Belgia sedikit menguap, hatinya menghangat dan juga tenang, dibalik kejahilan adiknya,sebenarnya dia adalah seseorang yang sangat peduli dengan kakaknya. Secara tiba-tiba senyum belgia mengembang begitu saja mengingat ternyata Kevin sudah bertumbuh besar bahkan akan menjadi lelaki dewasa, lihatlah sekarang dia bisa menghibur kakaknya.

***

Belgia Pov

"Dasar bitch,kurang ajar,seenaknya mentang-mentang dia memiliki kuasa,brengsek." Kataku yang penuh dengan cacian.

Aku melihat Kevin menganga saat aku selesai mengucapkan kata-kata penuh umpatan kekesalan pada Miss Sahara.

"Hahaha bitch,kurang ajar,brengsek? Baru kali ini kakakku mengumpat sekasar ini, aku jadi penasaran atasanmu di kantor seperti apa, pasti dia sangat bossy, apakah alisnya selalu berkerut saat menyuruhmu ini itu? Atau nada suaranya sangat menjengkelkan saat bicara padamu? Apakah dia pak tua yang sangat perfeksionis?" Lagi-lagi pertanyaan-pertanyaan Kevin membuat ku tertawa.

"Dia tidak separah itu bodoh, dan dia bukan pak tua." Kevin mengerutkan alisnya penuh tanda tanya.

"Bukan pak tua?jadi bos mu masih sangat muda,apakah tampan dan single?" Kedua alis Kevin naik turun dengan senyum jahilnya.

"Kau tau umurnya hanya setahun diatasku, dia baru 6 bulan menjabat sebagai direktur dan dia sudah berganti sekretaris sebanyak 12 kali. Aku sekretris yang ke 12. Selama 2 minggu aku menjadi sekretarisnya tidak ada kendala yang berarti tapi hari ini dia begitu sangat menyebalkan. Pekerjaanku tidak ada yang becus di matanya hari ini bahkan dia membentakku di depan rekan kerjaku lainnya hanya karena aku berjalan sedikit jauh di belakangnya saat akan menemui klien. Entahlah mungkin dia sengaja mengerjaiku atau mungkin lagi datang bulan. Wajar saja sekretaris sebelumku tidak ada yang betah." Tentu saja bagian saat aku bertanya tentang foto ku yang di post di akun instagramnya tidak aku ceritakan pada Kevin, apalagi saat dia menyuruhku berpura-pura menjadi pacarnya. Hal ini tidak akan aku ceritakan pada Kevin.

MY SAFE PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang