Author POV
"Aku pergi ya kak." Kevin berpamitan dengan Belgia yang saat ini sedang memasang wajah sendunya. "Tolong jaga kakakku ya kak Sahara. Jangan menjauhinya meskipun dia suka mengomel, dia memang sedikit bodoh untuk membuat keputusan, aku harap kau selalu sabar dengannya." Sahara yang berdiri di samping Belgia saat ini tentu saja mengerti maksud Kevin.
"Aku akan menjaganya, kau kuliah yang benar, agar cepat lulus dan pulang. Aku tidak ingin lama-lama menggantikanmu sebagai tempat Belgia menumpahkan omelannya." Sahara terkekeh sambil menatap Belgia, yang di tatap, menatap balik dengan mata tajamnya.
"Yasudah, aku pamit ya. Aku akan sering menghubungimu kak Bel." Ucap Kevin pada kakaknya sambil memeluk tubuh kakaknya yang lebih kecil darinya. "Cepatlah menjadikan kak Sahara kekasihmu. Kau tidak lihat dari tadi berapa puluh mata yang terus memandang calon kekasihmu itu dengan kagum." Kevin berbisik masih sambil memeluk Belgia. Dan itu membuat Kevin mendapatkan cubitan di perutnya.
"Apa kau lupa kau dan aku juga cukup menawan. Mungkin saja mereka memperhatikanku dan juga kau." Ucap Belgia dengan berbisik juga.
"Pokoknya aku sudah bosan melihat kemesraan kalian yang hanya berstatus teman itu, tolong cepat resmikan hubungan kalian."
"Kenapa adikku ini cerewet sekali. Sudah pergilah sana, nanti kau ketinggalan pesawat." Ujar Belgia sambil melepaskan pelukan mereka sekaligus memotong pembicaraan dengan pembahasan yang sama yang hampir setiap hari Kevin singgung.
Padahal Belgia sudah menyadari tentang perasaannya sebulan yang lalu, tapi hingga kini dia belum mengungkapkannya pada Sahara. Entah apa yang menjadi pertimbangan Belgia. Wanita manis itu sungguh memiliki pemikiran yang cukup rumit. Padahal saat ini Belgia memperlakukan Sahara seperti seorang kekasih. Merengek, merajuk, manja, dan juga mengomel tidak segan lagi dia lakukan pada Sahara. Tapi sebuah pernyataan cinta tidak sekalipun keluar dari mulutnya.
"Sampai jumpa lagi kak Sa." Ujar Kevin pada Sahara sambil memeluk Sahara sebentar.
Setelah berpamitan pada Belgia dan Sahara, Kevin pun memasuki pintu keberangkatan. Kedua wanita dengan wajah tidak bisa di bilang biasa itu menunggu Kevin, hingga punggung pria muda itu tidak nampak lagi dari luar.
***
Belgia POV
"Sa langsung pulang saja ya, aku lelah sekali." Ujarku pada Sahara sambil bergelayut manja di lengannya.
"Pulang ke apartemenku saja ya, lebih dekat dari sini." Aku sudah beberapa kali mengunjungi apartemennya yang super duper mewah itu. Bahkan luasnya berkali-kali lipat dari rumahku.
"Terserahmu saja, aku hanya ingin tidur saat ini. Kevin benar-benar merepotkanku semalaman. Dia yang akan pergi tapi aku yang di suruhnya menge-pack barang-barangnya semalaman." Rutukku mengingat bagaimana lelahnya aku yang baru bisa tidur jam 04:00 subuh dan di haruskan bangun jam 07:00 pagi untuk mengantarkan adik tersayangku itu ke Bandara.
Sahara hanya mengangguk dan segera berjalan beriringan denganku menuju mobilnya. Hingga sampai di depan mobilnya posisiku masih menggandeng lengannya. Kalian tau lengannya itu sangat nyaman walaupun hanya sekedar di gandeng. Bahkan kalau berjalan-jalan aku selalu menempel seperti ini padanya. Dia tidak protes, bahkan kalau kulepaskan gandenganku pada lengannya dia yang mengomel. Sudah ku katakan aku memperlakukannya seperti kekasih.
"Kita sudah sampai di depan mobilku Bel."
"Terus?"
"Apa kau mau duduk ku pangku,hmm? Kenapa masih bergelayut seperti ini, pintu masukmu ada di sana." Ujarnya sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Romance"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...