Bab 28

1.2K 123 6
                                    

Flashback On

Belgia POV

Plak!!!!

"Kau mengecewakanku Abel!!"

Bekas tamparan tangan Uncle di pipiku sangat perih. Bahkan kata-kata Uncle padaku sungguh menusuk. Tanpa sadar aku meneteskan air mataku dengan kepala yang terus menunduk. Meskipun begitu aku tidak menyesal sudah jujur pada Uncle tentang perasaanku pada Sahara. Walaupun pada akhirnya Uncle tetap tidak bisa membiarkan aku bersama Sahara.

"Ma-maaf Uncle!" Suara ku bergetar dan terbata.

"Berdiri Bel!" Titah Uncle. Aku masih bersimpuh dengan punggungku yang bergetar hebat. "Kau tidak mendengarku Bel? Aku menyuruhmu berdiri dan berhentilah menangis!" Aku memaksakan kakiku untuk segera berdiri namun masih enggan menegakkan kepalaku. Suara isakan tertahanku pun terdengar.

"Kenapa baru bilang sekarang?!" Tanya Uncle tiba-tiba sambil mengambil daguku agar melihatnya.

"A-ku ba-baru berani me-mengatakannya Uncle." Jawabku terbata-bata. Tapi ini aneh aku melihatnya tersenyum.

"Kau tau kenapa aku menamparmu?" Tanya Uncle Bear, aku hanya menggeleng. "Kau membuat anakku patah hati Abel. Aku kira kau tidak mencintai anakku lagi karena disaat Sahara memohon padaku waktu itu untuk bersamamu kau hanya diam tidak mengatakan apapun bahkan Sahara berlutut padaku tapi kau tidak bergeming sedikitpun." Aku menatap Uncle Bear semakin heran. Otomatis saja isakanku berhenti.

"Aku tidak bermaksud membuatnya patah hati Uncle. Aku hanya tidak ingin mengecewakanmu."

"Tapi kau mengecewakannya Bel, aku akan merestui kalian saat itu kalau kau ikut meminta padaku untuk bersama Sahara." Alisku berkerut. Perkataan Uncle membuat aku sedikit tidak percaya.

"Maksud Uncle?"

"Kau lambat sekali Abel. Kalau kau juga meminta restuku saat itu maka aku pasti akan merestui kalian. Tentu drama  seperti saat ini tidak akan terjadi. Kau lihat karena gerakanmu yang lambat Sahara malah merencanakan pernikahan dengan orang lain."

"Jadi aku harus apa Uncle? Hmm apa tidak bisa Uncle merayu Sahara agar tidak menikah dengan orang itu." Tawa Uncle Bear pecah. Aku melihatnya heran, apa aku salah bicara?

"Telepon Sahara sekarang, aku akan bicara padanya." Aku segera mengambil ponselku dan mencari nama Sahara di kontakku, jangan kalian pikir aku tidak menyimpannya, itu masih tersimpan rapi di ponselku tidak sekalipun aku menghapusnya dan dia juga tidak pernah mengganti nomor ponselnya.

Hanya dalam beberapa deringan Sahara langsung menerima panggilan teleponku.

"Halo?" Aku tidak bisa menahan bibir ku untuk tidak tersenyum mendengar suaranya lagi.

Padahal dia di sana hanya mengatakan 'halo' tapi kenapa aku menjadi salah tingkah.

"Hmm halo Sa.." jawabku ragu-ragu. Tapi kenapa semua yang ada di ruangan ini menatapku seperti tidak sabaran.

"Belgia?" Dia bertanya? Apa dia tidak menyimpan nomor ponselku?

"Hmm ya, apa kau tidak menyimpan nomor ponselku?" Tanyaku lagi, aku sedikit kecewa.

"Memastikan saja. Ada apa menelponku. Aku sedang menyetir Bel."

"Menepilah sebentar, aku ingin bicara serius padamu."

"Sebentar." Tidak sampai 5 menit sepertinya Sahara sudah menepikan mobilnya. "Bicaralah ada apa?"

Aku melirik Uncle Bear dan dia langsung menganggukkan kepalanya. "Daddy mu ingin bicara padamu." Ujarku pada Sahara dan langsung memberikan ponselku pada Uncle Bear.

MY SAFE PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang