Author POV
"Honey! Hey... bangun sayang." Belgia menampar pipi Sahara, tidak terlalu kuat hanya untuk membangunkan Sahara saja, karena dalam tidurnya Sahara merintih dan menangis. "Baby, buka matamu!" Belgia mulai panik dan sedikit mengguncang tubuh Sahara. Dan seketika itu juga Sahara membuka matanya.
Dia melihat kesamping, kearah istrinya yang tampak bingung. Mata Sahara tampak basah, secepat kilat dia merengkuh tubuh Belgia sambil menangis keras seperti anak kecil yang di tinggalkan ibunya. Belgia awalnya tidak mengerti namun akhirnya dia mengeusap-usap punggung Sahara dengan lembut untuk menenangkan Sahara.
"Ta-tadi a-aku bermim-pi hiks hiks hiks." Sahara terisak namun mencoba untuk memulai cerita tentang mimpinya.
"Syuut tenangkan diri dulu, nanti ceritanya ya Honey." Ujar Belgia terus menenangkan Sahara yang mulai berhenti menangis.
Setelah beberapa saat dan Sahara mulai tenang, dia mulai bercerita lagi sambil melepaskan tubuhnya dan kini dia terus menatap lekat wajah belgia sambil mengusap pipi Belgia dengan sayang.
"Tadi aku bermimpi buruk."
"Bermimpi apa?"
"Kau koma 2 tahun lebih karena Gema melukaimu waktu itu."
"Untungnya hanya mimpi Baby, nyatanya aku tidak koma kan. Aku di sini tidur di sampingmu."
"Tapi itu begitu nyata sayang, bahkan rasa sakitnya masih begitu kuat hingga sekarang. Aku takut sekali kau benar-benar meninggalkanku. Aku tidak bisa hidup tanpamu."
"Hey hey Baby, aku di sini tidak kemanapun. Kau pegang saja wajahku nyata, tubuhku bisa kau sentuh, kau bisa memelukku dan menciumku semaumu. Aku tidak akan kemanapun. Tidak akan lagi membuatmu merasa kehilangan."
"Aku sangat takut sayang, aku takut mimpiku jadi kenyataan."
"Honey, aku baik-baik saja. Bahkan aku akan terus mendampingimu sampai kulitmu keriput dan rambutmu beruban. Jangan mengkhawatirkan yang tidak perlu, oke?"
"Baiklah, jam berapa ini sayang?"
"Masih jam 02:00 pagi."
"Ayo tidur lagi kalau begitu."
"Kemarilah, tidurlah di pelukanku."
Mereka akhirnya tidur kembali sambil berpelukan erat.
***
Sahara POV
"Hahh hahh hahh!"
"Kenapa Sa?"
"Aku bermimpi Mom, Belgia...."
Aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku karena tangisku pecah begitu saja dn Momy segera melukku erat.
"Belgia akan baik-baik saja, percayalah Sa, dia akan melewati fase kritis malam ini, kita berdo'a saja ya."
Rasanya begitu nyata, dia memelukku saat kami tidur. Dia menenangkanku saat aku menangis. Bahkan aku masih merasakan sentuhannya. Nyatanya itu hanya mimpi!
Belgiaku sedang berjuang di ruang ICU, malam ini tiba-tiba kondisinya memburuk. Dia kejang, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya,menurut penuturan dokter tidak jarang pasien koma mengalami hal itu, apalagi Belgia yang koma cukup lama, bahkan dokter mengatakan padaku kemungkinan terburuk dari kondisi Belgia saat ini adalah dia bisa saja mati otak. Ini seperti mimpi buruk yang nyata.
"Mom aku benar-benar takut, hiks hiks hiks."
***
Semalaman aku menunggui Belgia di depan ruang ICU, kondisinya sudah stabil tapi masih perlu di pantau lagi, aku tidak ingin meninggalkannya. aku menyuruh Mommy untuk pulang saja, sedangkan aku tidak ingin tidur lagi setelah malam tadi aku sempat tertidur sebentar di kamar inap Belgia ketika Mommy masih menemaniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAFE PLACE
Roman d'amour"Jangan menangis!" "Apa hak mu melarangku menangis?" "Tangismu menggangguku! Berisik." "Bagaimana aku tidak menangis? Aku tidak tau harus tinggal di mana malam ini. Hiks Hiks hiks." "Salahmu sendiri meminjam uang dengan lintah darat." "Jangan s...