10

1.7K 231 21
                                    

sudah hampir satu setengah jam Ara hanya mondar mandir di parkiran fakultasnya, menunggu si pemilik kunci mobil yang entah kemana, diliriknya berkali - kali jam yang melingkar ditangannya, saat ini waktu menunjukan pukul 1 siang, masih ada 3 jam sebelum ia harus pergi bekerja. sumpah serapah sudah dikeluarkannya sejak tadi. dari binatang A sampai Z sudah diabsen oleh dirinya, walaupun habis itu ia mengucapkan istighfar 33 kali karena mengingat pesan bundanya untuk tidak mengucapkan hal - hal yang kotor seperti itu.

"mau sampe jam berapa yaambun gue disiniiiiii"

lagi - lagi ia meninju angin sangking kesalnya, sudah kepalang kesal Ara pun mendudukan dirinya di trotoar yang ada di parkiran fakultas itu. sambil mengipas ngipaskan tangannya tanda ia kepanasan, sampai akhirnya ada sebuah sapuan lembut di dahinya membuat ara menegang, digenggamnya tangan yang mengelap dahinya tersebut dan menoleh kesamping. terlihat Shani dengan senyumnya membuat ara membeku sejenak, menatap kagum perempuan disampingnya itu

"kenapa belum pulang ra?" pertanyaan lembut dari Shani pun membuat Ara tersadar dari lamunannya

"ha? emm ara nungguin kak Chika"

"chika? ngapain?" sadar tak sadar pertanyaan shani tersebut sedikit bernada tidak suka

Ara pun menceritakan apa yang ia alami, berharap Shani dapat membantunya lepas dari supir - supir tai kucing ini, ini paksaan bukan keinginan ara untuk bertanggung jawab, lagi pula tabrakan mereka tidak begitu parah yang mengharuskan ia menjadi supir chika selama satu bulan

"emm, gue gatau bisa bantu loe apa engga ra, tapi nanti gue coba ya, semoga aja chika mau dengerin, soalnya chika sedikit batu" Ucap Shani sambil terkekeh

"emm iyasih ara juga liatnya gitu, bukan sedikit lagi kak, tapi banyak. segini nih" Ara pun merentangkan tangannya memvisualisasikan besarnya batu dikepala chika membuat Shani tertawa

"oiya ra, boleh minta nomor ga? kita udah temenan tapi gue gapunya nomor loe" Ara pun mengangguk membenarkan ucapan shani, ia pun mengeluarkan Hp nya dan menyuruh Shani untuk mengetik nomornya sendiri, kemudian shani pun menelfon nomornya sehingga nomor ara juga masuk dihpnya

"nah udah, jadi sekarang gue udah punya nomor loe ra, kalau gue chat dibalas ya?" tanya Shani sambil tertawa

Ara pun mengangguk "iyalah pasti dibalas, yakalik orang cantik kayak kak Shani dianggurin, berdosa banget aku"

shani pun memalingkan wajahnya, pipinya memanas merah, Ah ara ara ini bisa banget buat seorang Shani Indira jadi salah tingkah sepertini ini, Ara yang melihat itupun terkekeh geli

"cuacanya panas banget ya kak?" Tanya Ara membuat Shani kembali menatap dirinya

Ara pun tersenyum dan melanjutkan ucapannya "soalnya itu pipinya kak shani merah banget sampe keleher leher"

"ARAAAAAA!!!!"

Shani pun mendorong mencekek memukul dan melampiaskan malunya ke Ara, sedangkan Ara ia hanya tertawa, dan berusaha menghindar dari amukan Shani shani ini

"udah udah kak, capekkkk hahaha" Ara pun menahan kedua tangan Shani

"abisnya nyebelin banget"

"kak shani lucu kalau salah tingkah gini, jangan lucu lucu kak, nanti kalau ara jadi suka emang kak shani mau tanggung jawab?"

Belum shani menjawab, suara Chika terdengar membuat Ara dan Shani membuang nafas kasar

"bagus ya loe, gue suruh tungguin gue, malah enak - enakan pacaran disini, loe gak tau gue celingukan kayak orang bego buat nyariin loe?" omel chika, Ara pun berdiri mensejajarkan dirinya dengan chika

Janji YaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang