15

1.7K 267 21
                                    

Ara mengekori Chika dengan tidak bersemangat, hari minggunya yang ia pikir akan berakhir di atas kasur seharian hanya menjadi mitos belaka. tidak ada me time, tidak ada santai, tidak ada sehari tanpa bebas dari yessica.

ara memicing kan mata karena melihat sesosok perempuan dengan setelan rapi tapi santai yang sedang duduk diruang tamunya sedang memainkan Hpnya

"mau main kemana zee? rapi bener?" Azizi yang mendengar suara kakak nya itupun sontak berdiri dan berlari kehadapan Ara dan Chika sambil tersenyum

"ayok kak ara, zee udah siap" UCapan zee membuat chika dan ara mengerutkan dahi bingung

"hah? siap apaan?" tanya Ara  bingung, dibalasnya tatapan dari kakak tingkatnya itu sambil menggelengkan kepala tanda ia tidak tau apa apa

"mau kedufan kan? zee denger tadii, jadi zee cepet - cepet siap siap, soalnya zee mau ikutt, boleh kann kak Chika?"

"zee, next time aja ya sama kak ara, ini kak ara ngant-"

"boleh kok zee, nanti aku ajak adek aku juga biar kamu ada temennya" sahut Chika dengan cepat

"gausah kak chika, seriusan. zee next ti-"

"gue bilang boleh, ya boleh. yang ngajak siapa?" tanya chika mebuat ara menunduk 

"kak chika"

"yang punya mobil?" 

"kak chika"

"berarti kalau gue bilang boleh artinya apa?"

"iya boleh"

Ara pun menarik nafas panjangnya, ia harus sangat bersabar dengan manusia disampingnya ini

"yaudah zee boleh ikutt"

"yeyyy makasih kak Ara makasih kak chika, letss goo kita pergiiii"

Zee pun berjalan mendahului Ara dan Chika yang masih diam ditempat, Ara seperti memikirkan sesuatu, ia yakin harga bermain di dufan tidak seperti bermain di pasar malam, ia takut tidak bisa membiarkan dengan bebas apa yang zee mau mainkan.

"bentar kak, ara mau ke kamar dulu" 

Chika pun mengangguk dan memilih menunggu Ara

total sudah hampir 10 menit Chika menunggu Ara, tadi chika sudah menelfon adeknya untuk siap siap karena ia akan membawanya ke dufan, dan disambut antusias oleh orang disebrang sana. dan sekarang ara masih saja belum keluar dari kamarnya, dengan perasaan kesal Chika pun memilih untuk menghampiri ara

sedangkan dilain sisi,

"ayam maafin ara ya, ara harus bunuh kamu"

"duhhh gategaa sebenernya"

"sayang banget"

"tapi mau gimana"

"mungkin ini yang terbaik buat kamu"

"maafin aku ya maafin banget"

"duh astaga mau nangis rasanya"

dengan memantabkan hati ara pun mengayunkan celengannya, namun saat ia akan melepaskan celengannya ke bawah sebuah tangan menghentikannya

"loe mau ngapain?"

"mecahin celengan"

"buat?"

"ya buat diambil uangnya lah gimana sih"

"ya buat apa terus, kalau udah pecah?"

"mau buat zee main kedufan"

Ck. Chika pun mengambil celengan berbentuk ayam dari tangannya Ara dan menaruhnya kembali kemeja belajar ara

Janji YaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang