"ara bolos lagi lla?" tanya adel ketika olla baru saja masuk kedalam kelasnya
"gatau gue, tadi masuk sih, tapi ngomong dulu tuh sama mak lampir" ucap olla yang masih sedikit emosi
"mak lampir?" tanya oniel
"chikaaa" jawab olla ogah - ogahan "gila aja tu orang, lu tau? katanya nyelingkuhin ara itu karna dia khilaf. kalau ga ada ara tadi udah gue tonjok mukanya"
"gue bilang juga apa, baru tau kan loe sekarang" sewot eve
"ya maap deh ip maap"
"batu si loe semua" omel eve
"terus ini ara mana? belum masuk juga? udah mau masuk 10 menit lagi" ucap jessi sambil memperhatikan jam ditangannya
"ntahlahh gue gatau juga, belum kelar kalik masalahnya sama kak chika" ucap olla
"awas aja ya sampe ara bego nerima balik kak chika"
*******
"kamu udah mau cerita?" tanya shani ke ara. sudah sekitar 30 menit mereka hanya memandang satu titik yang sama. shani bingung ingin membawa ara kemana jadilah mereka sekarang berada disini, di tepi danau yang menjadi tempat shani biasanya menghabiskan waktunya.
"ara bingung mau ceritain darimana, yang jelas ara tadi udah putusin kak chika" ucap ara menunduk, bahkan sekarang air matanya tidak lagi keluar. ia sudah terlalu banyak menangisi kakak tingkatnya itu
"kamu nyesel?" tanya shani yang hanya dijawab kekehan oleh ara. ia sendiri pun tidak tau apakah pilihannya itu adalah pilihan yang benar
"gatau ara juga bingung, antara ara nyesel atau malah emang ini jalan yang paling bener" ara pun membaringkan tubuhnya direrumputan
"eh kotor ra" ucap shani mencoba menarik ara. namun malah dirinya yang ditarik oleh ara sehingga sekarang shani ikut berbaring disamping ara
"kalau kotor nanti tinggal dicuci bajunya ci" ucap ara sambil terkekeh
"liat deh itu langitnya cerah" ucap ara membuat shani melihat kearah atas benar saja, langit pagi hari ini sangat cerah. setidaknya mereka bisa berbaring disana hingga jam 10an sebelum matahari membakar tubuh mereka. dengan tangan yang masih menggenggam tangan shani, ara memejamkan matanya. mencoba menikmati kedamaian yang ia dapatkan sekarang ini. thanks to ci shani karna sudah membawanya ke tempat yang tepat. setidaknya iya bisa sedikit melupakan masalahnya tadi pagi.
"makasih ya ci, udah bawa ara kesini" ucap ara sambil tetap memejamkan matanya, shani pun menoleh kearah ara, menatap wajah ara dari samping, hidungnya, bentuk rahangnya, bibir tipisnya. fix chika bodoh banget ada orang kayak ara tapi di sia - siain
ara yang merasa tidak di tanggapi itupun menoleh kearah shani yang sedang menatapnya. cantik. kenapa ara baru sadar kalau shani dan chika memiliki wajah yang hampir sama. hmm chika lagi chika lagi. ara pun menatap langit kembali
"cici mau sampe kapan liatin ara?" tanya ara membuat shani kaget kemudian menatap ke arah atas, meruntukan kebodohannya, yang malah melamum memperhatikan wajah samping ara
"maaf ra" cicit shani, membuat ara terkekeh dan mengusap punggung tangan shani
shani pun tersenyum sambil menahan debaran yang ada didadanya.
"ra" panggil shani membuat ara menoleh ke arahnya
"aku boleh jadi obat buat kamu? boleh aku masuk lebih dalam buat lebih kenal sama kamu?" tanya shani membuat ara tersenyum sambil menatap kembali ke arah langit
"apa bedanya aku sama kak chika kalau aku nerima ci shani disaat hati aku masih ada kak chika didalamnya ci"
"aku ga perduli ra, izinin aku buat perlahan hapus nama chika di hati kamu" ara pun menoleh ke arah shani
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ya
FanfictionGxg content "Bukankah janji itu harus ditepatin ya chik?" "kamu bilang kamu bakal tetep sama aku?" Tentang Ara yang masih memegang janji kecilnya