"Loe ga bersyukur banget si chik, gue sama shani udah ngalah ya sama loe, tapi apa? loe malah gituin ara?" marah anin saat ini kemurkaan anin naik 360 derajat apalagi saat ia tau temannya itu diantar oleh vivi yang notabene nya sekarang chika sudah menjadi pacar ara
"kalau loe emang gabisa jaga hatinya ara, mending loe lepasin ara sekarang chik" ucap shani membuat chika menggeleng cepat
"lepasin? ga segampang itu ya shan. gue sayang dia"
"loe sayang ara, tapi loe sama vivi juga. loe egois kalau gitu caranya" ucap anin membuat chika terdiam
sebenernya anin, shani dan yang lainnya tidak masalah kalau chika balik dengan vivi, walaupun vivi pernah membuat anin dan yang lainnya harus usaha keras untuk menghibur chika karna ditinggalkan begitu saja waktu itu. tapi masalahnya sekarang, chika sudah bersama dengan ara, chika sudah menerima ara menjadi pacarnya. harusnya sedari awal kalau memang chika belum bisa move on dari vivi ia tidak perlu menerima ara untuk menjadi pacarnya.
"gue cuman butuh waktu buat bisa milih diantara mereka berdua nin" ucap chika menaikan nada bicaranya, ia kesal sekarang. ia tau dia salah, tapi tidak harus dipojokan seperti ini kan, apa mereka semua tidak ada yang bisa mengerti chika sedikitpun? dirinya hanya bingung, vivi dan ara sama - sama berada di posisi yang sama di hatinya, tidak gampang memilih ara atau vivi, karena chika sayang keduanya. ia tidak bisa melepas ara, tapi untuk melepas dan melupakan vivi juga bukan perkara mudah
"waktu? jadi loe masih ada rasa sama vivi?" tanya shani membuat chika terdiam
"jawab chik, jangan cosplay jadi orang bisu loe" ucap anin membuat feni langsung mengusap punggung anin, dari semuanya anin yang paling terlihat emosi sekarang
"loe semua kenapa mojokin gue sih?" tanya chika dengan emosi ia tidak suka berada di posisi terpojokan seperti saat ini
"kita ga mojokin loe, tapi loe memang salah chik" ucap sisca yang kali ini angkat bicara
"kalau sampai gue tau loe nyakitin ara, awas loe" anin pun langsung pergi meninggalkan feni, sisca, shani dan chika
"loe semua ga mau ikut ninggalin gue kayak anin gitu?" sinis chika
"sebenernya daripada ninggalin loe, sejujurnya gue lebih pengen jitak pala loe sih chik" ucap feni dengan gregetnya
"gue juga pengen jambak pala loe" sisca menimpali membuat chika terkekeh
"yaudah intinya loe gausah ambil hati banget omongan anin, dia gitu karna dia udah nganggep ara kayak adeknya sendiri, kakak mana sih yang rela adeknya disakitin orang" ucap feni membuat chika mengangguk mengerti
"yaudahlah, kita ada kelas sebentar lagi, kita tinggal ya chik" feni dan sisca pun pergi lebih dulu meninggalkan chika dan shani masih tetap ditempat, chika melihat ke arah shani sambil menaikan alisnya bingung, kenapa shani tidak mengikuti feni dan sisca. shani yang mengerti pun mendekat dan berbisik
"kalau gue tau ara sakit karna loe, gue yang bakal ngerebut ara dari loe" ucap shani datar kemudian pergi meinggalkan chika yang hanya bisa diam mengepalkan tangannya.
ga ada yang bisa ngambil ara dari gue. karna ara cuman punya gue
*******
"gue liat dijalan tadi pagi kak chika pergi sama kak vivi" ucap adel saat hanya ada jessi, oniel, eve, dan olla tanpa adanya ara
"tukan gue bilang apa, kak chika tu belum move dari si badrun" ucap eve menggebu - gebu
"tapi bukannya si pipi ikut orang tuanya ke luar negri ya?" tanya olla
"ya udah balik paling" ucap jessi santai
"terus gimana? ini kita kasih tau ga ke ara?" tanya oniel
"kasih tau aja, gue ga mau ara jadi sadgirl gara - gara kak chika" sewot eve, namun olla menggeleng menandakan ia tidak menyetujui usulan eve
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ya
FanfictionGxg content "Bukankah janji itu harus ditepatin ya chik?" "kamu bilang kamu bakal tetep sama aku?" Tentang Ara yang masih memegang janji kecilnya