Chika menarik leher ara dan menyatukan bibir mereka dan mengulum bibir ara dengan lembutnya. 4 bulan ia tidak merasakan lembut bibir ara. manis, rasanya masih manis seperti waktu terakhir ia menciumnya. shani, apa selama menjadi pacar ara ia juga merasakan bibir ara? chika pun melepas tautan bibir mereka
"raa" panggil chika dengan lirihnya, terlihat ara dengan perlahan membuka matanya
"ehm?"
"waktu pacaran sama kamu, shani pernah cium bibir kamu?" tanya chika, nada tidak suka terdengar jelas di telinga ara, membuat ara tersenyum dan menggeleng
"bibir ara masih kak chika yang punya" ara pun kembali menyatukan bibir mereka, kali ini ara yang memimpin permainan, dikulumnya bibir atas chika kemudian bibir bawah, dilakukannya berulangkali membuat kepala chika pusing, permainan bibir ara merupakan hal yang dapat membuat ribuan kupu - kupu diperut chika berterbangan, sangat menggelitik.
ara menarik tengkuk chika untuk memperdalam ciumannya, dengan reflek chika mengalungkan tangannya dileher ara dengan sesekali mengusap lembut tengkuk ara, membuat anak itu semakin bersemangat lagi. entah belajar dari mana ara memasukan lidahnya memainkan lidah chika dengan sesekali menyesapnya, membuat chika tidak bisa lagi menahan desahannya. permainan bibir ara benar benar membuatnya gila.
"ahhh"
mendengar desahan chika, ara tersenyum tipis. ciuman yang semakin panas itu membuat tangan ara masuk kedalam kaos chika secara perlahan, geli yang chika rasakan membuat chika melepaskan ciumannya dan mendongak keatas, desahan yang mengalun lembut ditelinga ara semakin terdengar ketika tangan ara sampai di payudara chika yang masih dibungkus bra.
ara mendongak memperhatikan wajah chika yang tengah memejamkan matanya menikmati remasan tangan ara itu
"shit" umpat ara ketika melihat chika menggigit bibirnya mencoba menahan desahannya agar tidak terlalu terdengar
"ahhh raaaa"
chika merasakan lembutnya bibir ara yang sedang bermain dilehernya sambil tetap meremas pelan payudaranya, ara menggigit asal, menjilat, mencium setiap inci leher chika membuat chika tidak tahan lagi.
ditariknya kepala ara membuat ciuman ara terlepas, dengan cepat chika menyatukan kembali bibir mereka, saat ini chika yang memimpin, chika melumat kasar bibir ara membuat ara kewalahan.
"ehmmm kakh" ara melepas remasannya untuk menahan bahu chika, melepaskan ciuman mereka, chika menatap ara bingung
"pelan aja yaa"
"aku udah gakuatt" chika menghela nafasnya kasar membuat ara terkekeh dan mencium bibir chika cepat
"ara sayang kak chika" ucap ara sambil mengelap dahi chika yang mengeluarkan keringat itu
"iyaa aku juga sayang kamuuu" chika menarik kembali tengkuk ara, namun ara menahannya
"apa lagi raa"
chika yang terlihat bt itu membuat ara tersenyum, dan langsung melumat kembali bibir chika dengan sangat lembut. ciuman ara terus bergerak, kini bibir ara tepat berada di telinga chika.
"buka aja kak bajunya ya?" bisik ara membuat chika mengangguk. dengan cepat ara membantu chika melepas bajunya dan melemparnya kesegala arah, tubuh chika sekarang hanya tertutup bra hitam yang kontras dengan kulit putihnya. ara pun tersenyum dan kembali mencium daun telinga chika. kini tidak hanya mencium, lidah ara pun ikut bermain di telinga chika dan menyebab kan chika tidak bisa menahan desahannya lagi.
"emmhhhh raaa"
mendengar itu gerakan lidah ara semakin intens, daun telinga chika digigitnya pelan dan ia hisap setelah puas dengan telinga chika, ara kembali mencium bibir chika. lidah mereka kembali bertemu dan saling melilit. rasa kenyal dan hangat saling bertarung menimbulkan bunyi decapan yang panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ya
FanfictionGxg content "Bukankah janji itu harus ditepatin ya chik?" "kamu bilang kamu bakal tetep sama aku?" Tentang Ara yang masih memegang janji kecilnya