"loe kenapa sih ra, dari mata kuliah pertama sampe mata kuliah kedua kelar muka loe kayak banyak pikiran loe kenapa dah?" tanya adel ketika dosen mata kuliah terakhir mereka sudah keluar dari kelas diikuti dengan teman - teman mereka menyisakan adel, olla, oniel, eve, jessi dan ara
"kayak orang kelilit utang" sahut eve
"loe beneran lagi kelilit utang ya?" tanya oniel
"seriusan ra?" tanya jessi membuat teman - temannya menatap ara lekat, sedangkan ara hanya memijat pelipisnya bingung, gimana caranya menjelaskan hal yang membuatnya bingung ini
"kalau loe kelilit utang, gue bisa bantu kok seriusan deh, loe butuh berapa emangnya ra, gatega gue temen gue kayak hidup segan mati nanti dulu" ucap adel mendapat toyoran dari oniel
"mati segan hidup belum mau" ucap oniel
"yee lu lagi error, hidup segan mati tak mau woyyy" ucap eve memukul kepala oniel keras
"oh kebalik ya, ya maap gue lupa"
"makanya pas pelajarannya bu badriah loe jangan tidur kocak" ucap olla emosi
"bu badriah guru matematika olla plis deh" ucap jessi dengan menggeleng - gelengkan kepalanya
"lah, guru bahasa indonesia pas kita SMA siapa dah? bukan bu badriah?"
"BU SITI LLA BU SITI" emosi jessi
"yaudah sih salah dikit aja"
"eh berarti kalau bu siti sama bu badriah di satuin, jadi bu siti badriah dong" lanjut olla
"Emang lagi manja, Lagi pengen dimanja, Pengen berduaan dengan dirimu iqbal" nyanyi oniel membuat mereka tertawa
"udah udah weee, ini ara aja ga ngomong apa - apa" ucap jessi mengontrol ketawanya
"cerita ra, kita kan bestie" ucap eve
setelah dirasa kondusif, ara pun mencoba mempercayai teman - temannya ini, ia mulai bercerita tentang apa yang anin berikan kepada dirinya, hal yang menurutnya sangat berlebihan untuk seseorang yang hanya berstatus adek tingkat dan kakak tingkat, bahkan ara pun tidak merasa ia sedekat itu dengan anin hingga ia bisa menormalkan pemberian - pemberian anin
"hah?" kaget itu respon teman - temannya yang ara normalkan ketika ara selesai menceritakan apa yang membuatnya bingung itu, ara pun akan memberikan reaksi yang sama jika itu terjadi pada salah satu teman - temannya
"ra? seriusan kak anin ngasih itu semua ke lu?" tanya eve memastikan sekali lagi
"ps? sofa? kulkas? meja makan? dispenser? kamar lu berdua dikasih ac? kasur baru? meja belajar? komputer? gaming lagi? beserta kursinya yang satunya aja bisa 3 jutaan itu? yang bener aja lu ra? seriusan?" ucap olla speachless, otaknya seperti berhenti, seistimewa itukah ara untuk seorang anin sampai - sampai anin rela mengeluarkan uang berjuta - juta hanya untuk seorang ara? bukan berjuta juta malah itu sudah hampir berpuluh - puluh juta, hell bisakah olla saja yang menggantikan posisi ara saat ini?
ara pun hanya mengangguk - anggukan kepalanya membenarkan perkataan olla "itu terlalu berlebihan kan? gue gapaham lagi apa yang ada diotak kak aninn"
"gimana ya ra, dilain sisi gue mau nyuruh loe bersyukur sih, tapi gimana ya, kalau cuman dikasih ps doang, atau cuman dikasih satu barang doang mah gue yakin loe gabakal sepusing ini, tapiiii ini sebanyak itu raa" ucap oniel, iya ara juga berpikiran seperti oniel, jika tidak sebanyak itu ara tidak akan sepusing ini, tapi masalahnya ini banyak sekali. aku ulangin, banyak sekalii dan memang sebanyak itu
"mending loe tanyain deh maksut kak anin apa ngasih itu" saran jessi yang dibenarkan oleh semuanya
"trus kalau bisa loe balikin aja ra, beban banget sumpah, gue takut loe berada dibawah pengaruh kak anin kalau loe tetep nerima itu semua" ucap adel
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Ya
FanfictionGxg content "Bukankah janji itu harus ditepatin ya chik?" "kamu bilang kamu bakal tetep sama aku?" Tentang Ara yang masih memegang janji kecilnya