Part 13 AJ - Majikan Baru

17.3K 1.3K 187
                                    

Happy Reading ❤️

"Wulan.. Wulan! Dimana kamu? Cepat keluar, Takan kubiarkan kamu mengambil anakku." Teriak ibu Tari kencang.

Sepagi ini ibu Tari datang dengan muka murka. Berteriak begitu keras hingga terdengar ke kamarku dilantai satu.

Ibu gendis datang dengan spatula kotor ditangannya. Dia mengernyit heran karna tak mengenal ibu Tari. Lalu ibu tergesa datang mungkin sedikit kaget karna mendengar suara petir ibu Tari yang menggelar.

"Orang gila nyonya?" Pekik ibu Gendis.

"Huss.. ibunya nak Evan itu. Tapi sedikit gila sih." Jawab ibu senewen.

Aku turun dari tingkat atas. Menuruni tangga dengan santai, lagi pun aku sudah tak ada lagi sangkut paut dengan beliau. Kalau pun ingin marah ya silahkan ke anaknya. Kenapa harus berteriak memanggil namaku.

"Oh, ini toh wanita yang sudah meracuni anakku! Dasar wanita ular." Jeritnya saat kaki ini menginjak lantai bawah rumahku.

Bu Gendis terbelalak menatap Bu Tari, tampak wajahnya menahan marah karna beliau menyebutku wanita ular. Terlebih ibu, wajahnya langsung murka ketika anaknya dituduh seperti itu.

"Heh kuntilanak! Jaga mulutmu, seenaknya saja tu mulut memanggil anakku dengan sebutan ular. Kamu pikir siapa dirimu?" Ibu berteriak tak mau kalah.

"Iya.." Bu Gendis mengiyakan dengan kepala manggut-manggut.

"Siapa kamu? Sepagi ini sudah memakai baju mahal seperti itu?" Bu Tari menatap sinis bu Gendis.

Bu Gendis memamerkan gamis mahalnya dengan bangga. Gamis yang dibelinya dari kupon spesial dari mas Evan. "Perkenalkan saya asisten keluarga di rumah ini." Dengan bangganya Bu Gendis membusungkan dada.

"Oh.. babu toh!" Cemooh ibu Tari dengan sinis.

"Ibu.. ngapain disini?" Mas Evan keluar kamar menggisik kedua matanya.

"Anakku sayang. Ayo pulang, Kia sudah menunggumu dari kemarin sore" Bu Tari langsung mendekati mas Evan, tangannya memeluk mas Evan manja.

"Pulanglah Bu, Evan akan tetap disini. Selama ibu tak mengijinkan saya untuk kembali bersama Wulan. Saya tak akan menginjakan kaki di rumah itu." Mas Evan melepas pelukan ibunya.

Tampak ibu Tari kecewa. Matanya menatap kami dengan sinis.

"Dadang, Bawa koperku masuk." Teriaknya sangat kencang.

Pak Dadang masuk dengan dua koper besar ditangannya.

"Kalau kamu gak pulang. Ibu juga akan tidur disini." Ancam ibu Tari kepada mas Evan.

"Yes.. akhirnya aku ada kerjaan baru." Ucap Bu Gendis dengan mata berbinar.

Aku dengan ibu langsung reflek menatapnya. Bisa-bisanya Bu Gendis malah terlihat bahagia saat ibu mas Evan akan tinggal disini.

"Dasar babu kurang ajar. Gendis, cepat kamu masuk dapur sana! Buatkan aku nasi goreng." Umpat ibu kesal.

"Maaf ya nyonya. Saat ini saya sibuk!" Ucap Bu Gendis mengesalkan.

Mataku menjegil sempurna saat melihat tingkah Bu Gendis yang diluar dugaanku.

"Nyonya. Kopernya mau saya bawa kemana?" Tanya Bu Gendis kepada ibunya mas Evan.

"Dasar orang kampung. Tau saja kalau aku lebih kaya." Ucap Bu Tari bernada sengit.

"Mohon maaf ya wahai orang kaya. Saya disini bukan mencari uang, saya disini mencari pekerjaan. Kalau masalah uang saya tak kekurangan sama sekali." Lagi Bu Gendis busung kan dadanya.

AUTO JANDA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang