Part 14 AJ - Tingkah Buk Gendis

16.4K 1.3K 36
                                    

Happy Reading ❤️

*****


Aku baru pulang dari rumah sakit dimana dokter Ari bekerja. Aku pergi tanpa sepengetahuan mas Evan, jujur aku tak bisa diam saja menunggu kabar dari dokter Ari yang entah kapan akan ada keputusannya.

Ternyata dokter Ari tak tinggal diam. Dia sudah mencoba mencari dan menghubungi dokter bedah dibelahan dunia, dia kerahkan kemampuan dan jabatannya untuk mencari dokter terbaik. Katanya tinggal mencari waktu yang tepat, dokternya sudah ada. Dokter yang berasal dari Amerika, kebetulan dokter itu pernah mengajari praktek kepadanya saat mengambil study S2 di Amerika sana. Jadi dokter Ari tengah menunggu jadwal kosong dokter bedah tersebut.

Semoga saja. Semoga ini berita yang baik.

Ku parkirkan mobil di garasi. Kulihat tak ada satu orangpun di rumah. Ayah, ibu bahkan Bu Tari juga Bu gendis tak ada. Entah pergi kemana mereka, mungkin sedang mencari udara segar di luaran sana.

Aku langsung keruangan ku dilantai atas. Udara panas membuat kulitku berpeluh, keringat yang melekat di tubuhku sangat tak nyaman. Aku bergegas untuk mandi, aku akan mandi dengan cukup lama. Sudah waktunya aku manjakan diriku sendiri, rasanya sudah cukup lama aku bergelut dengan puluhan kisah yang membuatku lupa dengan tubuhku sendiri.

ku manjakan kulitku dengan beberapa vitamin kulit yang kupakai, juga dengan vitamin rambut yang sempat ku beli namun tak pernah kupakai. Ah, rasanya memang memanjakan banget. Seperti mandi dengan bunga segar, wangi yang menguar mengusik hidungku yang agak pesek ini. Kumainkan busa sabunnya, aku tambah lagi dan lagi sabun cair itu hingga busanya membludak di bathtub. Seketika stres ku hilang, bibirku merekah puas dengan hal sederhana. Ahh.. ternyata bahagia itu sesederhana ini.

Selepas kubersihkan seluruh tubuhku. Kuambil kain handuk putih, handuk tebal berbulu halus. Senyaman ini ternyata, kemana saja aku selama ini. Aku baru merasakan jika apa yang aku gunakan selama ini sangat nyaman. Handuk yang diberikan ibu waktu aku baru pulang karna diusir mas Evan. Bukan hanya handuk. Dari mulai sabun, shampo, dan hal kecil lainnya. Ternyata semua yang ibu belikan untukku adalah barang terbaik. Padahal dulu aku belum memberikan uang kepadanya, lalu dari mana beliau bisa mendapatkan semua barang mahal ini.

Ah, ibu. Bagaimana aku bisa kehilanganmu, dari hal sekecil inipun aku bisa merasakan kehangatannya, rasa perdulimu.

Kubuka lemari baju. Cukup berantakan, aku memang belum sempat mengemas isi pakaianku. Tumpukan kaos oblong nampak acak adul tak jelas tempatnya. Jens panjang dengan berbagai macam model sama halnya dengan seratus kaos oblong, campur aduk persis kandang ayam yang dikasih jerami.

Apa ini? Bingkisan biru yang dikemas rapi. Ya Tuhan, baru ingat jika ayah pernah memberikanku bingkisan ini. Katanya ibu yang beli saat mereka sedang jalan-jalan ke pasar. Nama brandnya Shafira. Sepertinya ini bukan dari pasar, meski aku tak pernah memakai brand ini tapi aku sangat yakin jika brand ini tak mungkin ada di pasar biasa. Aku pernah beberapa kali masuk ke toko brand ini saat ingin membelikan gamis untuk ibu, dan brand ini hanya ada di mall-mall atau dia punya toko sendiri. Entahlah, mungkin tokonya memang disekitaran pasar.

Kubuka bingkisan itu. Sudah kuduga pasti gamis. Haruskah aku pakai? Tapi aku tak pernah memakai pakaian seperti ini, paling banter aku memakai daster itupun daster yang polos saja. Daster yang tak begitu ribet menurutku saat memakainya. Tak ada salahnya aku coba kan, terlebih ini pemberian ibu. Mungkin sudah saatnya aku berdamai dengannya. Aku akan mencoba membuang egoku, mencoba menerima kasih sayangnya.

Gamis berwarna coklat tua, lebih ke warna keemasan. Entahlah, aku bingung sebenarnya ini warna apa. Bagian lengan panjangnya ada semacam renda mengikuti bagian bawahnya yang sama berenda. Sedikit malu saat aku memakainya, jujur ini bukan style ku. Wanita tomboy sepertiku mana pernah memakai pakaian seperti ini. Ya sudah, sekali-kali buat ibu bangga tak apalah. Meski aku tak tahu akan memperlihatkan kepada mereka atau tidak aku memakai baju ini.

AUTO JANDA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang