Part 26 AJ - Junior Baru

10.4K 607 80
                                    

Vote dulu sebelum membaca🤗


Happy Reading🤗

Bagiku hari berlalu begitu cepat. Ntah kenapa belakangan ini tubuhku terasa aneh. Kembali ku pikir bulan ini ternyata tamu ku belum datang, tamu yang biasanya setiap bulan membuat perutku sakit. Pusing dan mual datangan bersamaan.

Huekk..

Mendadak perutku merasa mual, aku berlari ke kamar mandi. Rasanya tenagaku benar-benar di kuras habis.
Terus saja ku paksa keluar isi perut ini, bahkan sampai cairan kuning pun ikut keluar karna tak ada lagi sisa makanan yang bisa di keluarkan. Sungguh rasanya tak enak!

Mas Evan sudah berangkat kerja pagi tadi. Ibu dan ayah pergi keluar kemana lagi kalau bukan shopping dengan ibu mertuaku jangan lupakan bu Gendis yang pasti nya ikut.

Bu Gendis bilang dia tak mau kalah mesra dengan ayah dan ibu, karna beliau kini sudah memiliki kekasih, ya, pak Dadang supir pribadi bu Tari jangan lupakan itu.

Dengan susah payah aku berdiri, melawan rasa pusing. Aku harus ke doker kandungan. Ah, ku yakin pasti aku tengah hamil, jika benar keluarga ini pasti sangat senang.

Mudah-mudahan aku masih kuat untuk menyetir, semoga saja.
Pelan-pelan ku menyusuri jalan raya menuju rumah sakit.

Meski terkadang pusing, namun tak ku hiraukan karna rasa semangat lebih besar dari rasa sakit ini.

Saat sampai di rumah sakit, aku memarkirkan mobil, ku ayunkan kaki menyusuri lorong rumah sakit ini. Langkah ku terhenti di depan pintu ruangan khusus konsultasi kandungan.

"Apakah ibu merasakan ada sesuatu yang menjanggal pada diri ibu?" Tanya dokter Evi saat selesai memeriksa perutku.

Ku anggukkan kepala pelan, "ada dok, akhir-akhir ini tubuh saya rasanya lemas, kepala pusing, dan merasakan mual," jawabku.

Dokter Evi tersenyum, beliau berjalan menuju kursi kebanggaan nya. Aku bangkit dari brankar dan ikut duduk di hadapan dokter Evi.

"Kapan terakhir kali ibu haid?"
Dokter itu tersenyum menatap ku dan menyandarkan punggung nya di kursi yang beliau duduk kan.

"Dok... A-apa mungkin saya hamil?" Tanyaku sedikit ragu memastikan.

"Ya, ibu hamil. Kehamilan ibu sudah memasuki dua bulan, selamat atas kehamilannya." Dokter Evi mengulurkan tangannya, aku membalas jabatan tangan beliau.

"Terimakasih, dokter." Ucapku.
Ya Rab benarkah ini? Aku hamil? Sungguh? Ah, tak bisa ku jelaskan bagaimana perasaan ku saat ini, yang pastinya aku benar-benar senang! Terlebih lagi saat mas Evan mengetahui kebenarannya.

Setelah selesai berurusan aku pamit undur diri, ku langkahkan kaki keluar dari ruangan dokter Evi menuju parkiran dan meninggalkan gedung besar ini.

Ku lihat kembali hasil USG yang di beri dokter Evi, tak sabar rasanya ingin ku tunjukkan kepada mas Evan!

"Ah, mas Evan pasti senang kalau tau akan ada junior baru di perutku!" Ku elus pelan perut yang masih terlihat datar ini.

Ku hentikan laju mobil ketika mendapat lampu merah, segera ku raih gawai dan mengirim pesan kepada suami tercinta.

Anda
Mas aku harap kamu cepat pulang ada kabar gembira buat kamu

Tak puas rasanya hanya mengirim kabar, ku tekan nomor mas Evan memulai panggilan, di dering panggilan tersambung.

"Halo mas, sebenarnya.. ah, maksud dari pesan ku tadi itu hmm--"
Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba mulut ku terasa berat untuk bicara, ayo Wulan semangat.

"Sebenarnya aku ha--"

AUTO JANDA [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang