Vote dulu sebelum baca🤗
___________________________
Happy Reading Pembacaku ❤️
•••
Beberapa hari ku di rumah sakit jadi rindu suasana di rumah, untung saja hari ni dokter memperbolehkan ku pulang meski banyak drama perdebatan ku dan mas Evan dulu.
"Mas, aku sudah sembuh.. aku ingin pulang, berlama-lama disini sungguh membuatku tak betah mas, terlebih lagi selalu cat berwarna putih ini yang ku perhatikan." Bantah ku ketika mas Evan tetap menyuruhku untuk tinggal beberapa hari lagi di rumah sakit.
Ah, yang benar saja harus terbaring di kasur ini dan menatap langit-langit yang tak berubah. Aku kan juga ingin menghirup udara segar di luar sana.
"Wulan ku sayang, aku tak ingin dirimu kenapa-kenapa. Terlepas lagi belum lama ini kamu tambah darah, aku tak mau kamu pingsan atau semacamnya, ah bisa repot nanti diriku kalau begitu."
Aku mendelik tajam menatap mas Evan, oh jadi ini alasannya melarang ku untuk pulang. Takut jika diriku malah merepotkan nya! Tak habis pikir ku dengan pria berparas tembok ini.
Bu Gendis datang dengan membawa buah-buahan yang sudah di kupas.
"Den Evan, kasihan non Wulan pasti bosan disini terus.. bibi juga bosan disini kita pulang saja yuk, kan dokter bilang non Wulan sudah di perbolehkan pulang." Celetuk bi Gendis yang sedikit membuat ku merasa menang."Kok bibi bosan? Tapi kita liburan?"
"Liburan matamu!" Kesal ku menjawab pertanyaan mas Evan yang dituju untuk bi Gendis.•••
"Loh pak Yudi kok ada disini?" Tanya ku saat baru saja keluar dari mobil. Pak Yudi sudah setia menunggu di depan pintu rumah.
Pak Yudi melempar senyum terbaiknya kepada ku.
"Iya non, tadi bapak dapat kabar kalau non Wulan sudah dalam perjalanan pulang. Nah kebetulan bapak lewat sini sekalian saja mampir untuk memastikan kondisi non Wulan." Jelas pak Yudi tanpa ragu.
"Wah saya merasa tersanjung kalau seperti itu." Jawab ku kikuk.
Mas Evan datang lalu berjabat tangan dengan pak Yudi.
"Non Wulan... Aduh non tega banget tinggalin saya bawa barang banyak begini" pekik bu Gendis sambil menyeret-nyeret koper yang ntah terhitung berapa. Ulah koper siapa lagi kalau bukan ibu mertuaku.
"Gendiss ... Sudah ku katakan jangan sentuh barang ku, ini koper ku, ada pakaian lelaki tersayang ku didalam sini tak usah ganjen kamu mencari perhatian nya. Hanya aku yang boleh mendapatkan perhatiannya!" Teriak ibu ketika menyadari koper kesayangannya di sentuh bu Gendis.
Bu Gendis kaget mendengar teriakkan ibu yang secara mendadak.
"Aduh mana saya tahu kalau ini koper nyonya, maafkan saya." bu Gendis memindah tangankan koper milik ibu ke pada beliau.
Ibu menatap bu Gendis tajam seolah ingin menerkam nya.
Ibu berlalu dengan membawa koper sambil menggandeng tangan ayah.
Ku lihat masih ada empat koper lagi di tangan bu Gendis, satu koper ku dan selebihnya pasti punya bu Tari. Ntah apa yang beliau bawa di dalam sana, aneh-aneh saja tingkah orang tua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTO JANDA [ TAMAT ]
Teen Fiction"Semua bajumu sudah aku kemas. Mulai hari ini kamu bukan istriku lagi. Ibu di bawah sudah menunggumu, baik-baik menghadapnya." Evan menatap datar. "Oke," Timpalku tak kalah datar. "Kamu gak sedih? Aissh, benar-benar kamu Wulan." Ucapnya kesal. Kutar...