SEBELAS

421 37 2
                                    

Notes: Sebelum melangkah lebih jauh, mohon diperhatikan karena di Chapter ini ada beberapa adegan yang mungkin untuk sebagian para pembaca akan merasa tidak nyaman // trigger warning // selfharm , depression.

*****

No matter how many times, how hard you are trying to hide them, a poison is always a poison.

and they are, forever will be a winner.

*****

Scene turun dari mobilnya begitu supir pribadinya telah sampai di tempat dimana hari ini - setelah habis sebulan masa berkabung, ia dan Ethan beserta seluruh keluarga terkait akan bertemu satu sama lain untuk membahas mengenai pemberian Ahli Waris selanjutnya. Dengan menggunakan setelan berwarna gelap dari koleksi terbaru Instantfunk dan blazer pendek hitam yang menggantung pada sisi bahunya, Scene berjalan dengan begitu penuh percaya diri. Rambut coklat gelapnya yang bergelombang ia biarkan tergerai begitu saja.

D-Moi Pump Heels tidak terlepas dari paduan gayanya saat ini, semakin memperlihatkan proporsi tubuh Scene yang sempurna. Bagi perempuan itu, dengan agenda yang ia tahu sebagaimana akan berjalan, pantang untuk menggunakan setelan yang terkesan damai. Disaat yang lain berlomba-lomba untuk menunjukkan jati diri mereka masing-masing.

"Let's see what the meeting will be for today," ucap Scene sarkas begitu Ethan duduk di sebelahnya.

Ethan hanya tersenyum. "Kenapa? Takut?"

"Untuk apa? I actually don't even care much about it. The galleries are enough," Scene membalas dengan nada tidak peduli. "Wait.... Why did they come here?" Ia terheran ketika melihat beberapa orang dari Alamanda Grup juga ikut memasuki ruang pertemuan mereka saat ini.

"As it should, bukan? Mereka berhak tau," jawab Ethan sambil memain-mainkan pulpen yang terapit diantara jari-jarinya.

"No, Ethan! Ada Papa Mario juga..."

Bukannya menjawab Ethan malah hanya memberikan senyum manisnya kepada Scene. Lelaki itu lalu berdiri dan berlari ke arah depan menyalami orang yang disebut Mario oleh Scene. Bersamaan, Scene juga bisa mendengar mulai banyak bisikan begitu sang Singa yang sebenarnya dari keluarga Caskey itu hadir.

Mario atau Papa Mario adalah pewaris utama yang sebenarnya dari keluarga Caskey, orang utama yang bertanggung jawab penuh untuk seluruh pergerakan bisnis yang bergerak di dalam keluarga Caskey. Rumah Sakit yang diberikan kepada Ayah Scene adalah bagian dari anak usaha milik Alamanda Group itu sendiri.

Pembacaan surat wasiat yang telah ditinggalkan oleh Ayah Scene kini telah dimulai.

"Untuk seluruh kekayaan utama Bapak menyepakati akan diberikan kepada anak sulung laki-lakinya yaitu Sea Ethan Caskey, khususnya seluruh aset bisnis yang bergerak pada bidang kesehatan. Sea Ethan Caskey juga akan memegang 60% saham utama yang dimiliki oleh Aglaia Hospital menjadikannya sebagai pemegang saham mayoritas pertama..."

Scene mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar pembacaan wasiat untuk Ethan.

"Lalu untuk anak perempuan satu-satunya yaitu Scenery Caskey akan mendapatkan seluruh aset bisnis utama yang bergerak di bidang luar kesehatan yang telah dikembangkan oleh Almarhum selama hidupnya. Yaitu dua galeri seni besar yang berada di Jagakarsa dan Menteng, satu resort mewah yang berlokasi di Bali dan beberapa bisnis lainnya sebagaimana terlampir. Scenery Caskey juga berhak mendapatkan 11% saham Aglaia Hospital menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar ketiga di Aglaia Hospital..."

Just Skies are DrawingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang