TIGA PULUH LIMA

273 22 0
                                    

Aroma white floral yang dipadukan bersama tonka bean menguar begitu Scene menyemprotkan parfumnya pada titik-titik area pergelangan tangan beserta lehernya. Meraih hand mirror yang telah disiapkan, wanita itu kembali memperhatikan penampilannya, sebelum ia dan Kinn turun dari Limousine Car untuk menghadiri masquerade party yang diadakan oleh anak cabang dari RêveuseA, Rêvasser — yang baru saja meluncurkan beberapa produk parfum terbaru untuk edisi musim semi.

Selesai dengan sentuhan terakhir, Scene mengangguk kepada Kinn. Lelaki itu kemudian lebih dahulu keluar dan membukakan pintu untuk Scene. Tangan kanannya, ia berikan kepada Scene untuk wanita itu raih — sementara Scene melangkah turun dengan sangat hati-hati. Keduanya kemudian berjalan bersama, sambil bergandengan, memasuki aula besar yang tampak sudah ramai dipenuhi oleh sejumlah tamu undangan.

Scene tidak dapat mengenali siapa-siapa saja yang hadir karena setengah dari wajah mereka menggunakan topeng. Sesekali, ia hanya bisa melemparkan senyum ramah begitu berpapasan dengan beberapa tamu yang kebetulan lewat dan berkontak mata dengannya. "A glass of wine?" Kinn menawarkan segelas wine merah kepada Scene begitu ada seorang waitress yang menghampiri mereka. Ia mengangguk dan menyambut gelas tersebut — memutar gelas dengan gerakan kecil sebelum menyesapnya.

Tepat pukul sepuluh, alunan musik klasik mulai dimainkan, sementara cahaya lampu diredupkan berganti dengan cahaya kuning hangat — menandakan pesta dansa akan segera dimulai. Beberapa penari waltz berpasangan mulai masuk lebih dahulu, berjalan ke arah tengah aula — diiringi oleh hentakan lembut yang dipantulkan dari alat musik piano dan biola sebagai pembuka. Csárdás, karya original konser rhapsodik komposer Italia, Vittorio Monti, ditulis pada tahun 1904 yang didasarkan pada inspirasi cerita rakyat csárdás Hungaria.

"Wanna dance?" Kinn memberikan tangannya kepada Scene dan keduanya mulai masuk ke dalam lingkaran pertunjukkan bersama dengan tamu-tamu lainnya. Scene tersenyum dan pertama-tama melakukan gerakan curtsy, menyebabkan ujung dari minerva gown yang ia kenakan bergesekan pada lantai, sementara Kinn ikut juga membungkukkan tubuhnya dan mengecup jari-jari Scene sekali — sama-sama saling memberikan salam.

Keduanya lalu saling mendekat, dan memulai dengan gerakan maju mundur selama beberapa detik, kemudian Kinn mengangkat tangan kanannya ke atas, membiarkan Scene untuk berputar satu kali sebelum tangan kirinya ia lingkarkan di pinggang Scene untuk menjaga tubuh wanita itu agar tidak kehilangan keseimbangan. "Box step?"

"Oh Kinn — You know I'm not great at dancing, right?"

"Just try. Follow my steps, pelan-pelan." Kinn mengarahkan Scene untuk mengikuti langkah kakinya dan melakukan gerakan pola box steps, kemudian setelah gerakan tersebut selesai, Kinn mengajak Scene untuk mundur ke belakang — mensejajarkan posisi bersama dengan penari lain hingga kini semuanya berada dalam pola lingkaran — membiarkan bagian tengah dibiarkan kosong selama mereka masih berdansa. "Pelan-pelan, hold their hands confidently, okay?" Kinn memberikan aba-aba, sebelum melepaskan tubuh Scene untuk masuk kembali mengisi bagian tengah dan berganti pasangan dansa. Scene mengangguk, dan ia langsung mengambil jarak besar — melepaskan tautan jarinya pada jari Kinn, membalikkan tubuh secara indah kemudian otomatis mengulurkan tangan — menyambut tangan lainnya yang akan menjadi pasangan dirinya untuk satu menit selanjutnya.

Seorang lelaki dengan mata hazel yang bisa Scene tangkap — mengenakan topeng biru malam. Lelaki itu tersenyum hangat kepada Scene selagi keduanya masih dalam gerakan berdansa bersama. "Hi! Nice to meet you," sapa Scene kikuk. "I'm not great at dancing, actually."

"No need to be worried, Miss. I'll be taking care of you," jawab si topeng biru ramah namun ekspresi matanya seperti melemparkan godaan, membuat Scene tertawa kecil. Pada saat drop mulai diturunkan, menandakan pertengahan lagu telah sampai, si topeng biru sedikit merendahkan tubuhnya — berlutut untuk meraih telapak tangan Scene, mengusapnya kecil, seakan-akan lelaki itu sedang membaca sesuatu.

Just Skies are DrawingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang