TIGA PULUH TIGA

274 24 1
                                    

"Oh wow—" Scene membulatkan matanya ketika merasakan sesendok Aglio Olio Prawn masuk ke dalam mulutnya. "Enak banget. Ini lebih enak dari biasa yang kita pesan," lanjut wanita itu yang bersamaan juga menutup mulutnya dengan telapak tangan, merasakan tiap-tiap kenikmatan tekstur dari Spaghetti yang telah dimasak sangat sempurna, menurutnya.

"Ini juga enak. You have to try." Kinn menyodorkan piring miliknya yang berisi sepotong Classic New York Cheese Cake kepada Scene untuk wanita itu coba. "Ada taste dari buah pisang, lo bakal suka."

"Oh, really?" Scene kemudian meminum sedikit air putih untuk menetralkan rasa, lalu mengambil satu sendok kecil untuk dessert dan mencoba Cheese Cake milik Kinn. "Wow! I suppose their chef must have worked in a five-star hotel before. It's a dog cafe, and they provide us with this kind of food. Amazing!" pujinya sambil menyendok Cheese Cake milik Kinn lagi. "Harus rajin-rajin kesini."

Kinn mengangguk setuju. Saat ini keduanya tengah bersantai pada salah satu Dogs Cafe yang ada di Jakarta sambil membawa Winter — anjing peliharaan Kinn untuk bermain bersama dengan anjing-anjing lain yang berada di Cafe ini. Suasana Cafe yang didominasi berwarna peach hangat beserta ornamen-ornamen yang menggemaskan tampak sangat memanjakan mata.

"Lihat, Winter," ucap Kinn sambil menunjuk Winter yang kini tengah menggoyangkan buntutnya kepada seekor anjing jenis Corgi berwarna coklat keemasan. Lelaki itu tertawa melihat tingkah anjing peliharaannya yang mencoba untuk menggoda si corgi jantan — sementara si Corgi membalas Winter dengan tatapan penuh kebingungan.

"Crazy girl." Scene terpengarah dan menggelengkan kepala karena terkejut. "Who is she trying to imitate? I never taught her anything except how to be a good girl."

"Your definition of a good girl is rather unusual, according to you."

"No, you better not, Kinn," balas Scene tidak terima. Ia lalu mencoba memanggil Winter dan berakhir anjing tersebut berlari serta menggosokkan tubuhnya pada kaki Scene. Winter kemudian melompat-lompat kecil mencoba untuk mendapatkan perhatian Scene. "Are you hungry? C'mon, come with me," ucapnya sambil menggendong Winter untuk makan bersamanya. "Here. I made you a special Kimbap."

Kinn mengelus kepala Winter sembari Scene yang menyuapi anjingnya dengan potongan-potongan Kimbap kecil. Keduanya terkadang tertawa melihat tingkah laku Winter dan bagaimana anjing kecil putih itu selalu berusaha meraih tangan Kinn, ketika tangan Kinn dengan sengaja mencoba menyentuh kepala Winter berulang kali.

Kenyang dengan beberapa potong Kimbap, Winter tiba-tiba meloncat turun dari pangkuan Scene dan bermain kembali. Si Corgi masih menjadi targetnya saat ini — membuat Kinn dan Scene lantas menggaruk kepala bingung karena bisa jadi sehabis ini Winter tidak akan mau kembali ke rumah. "Genit banget," ucap Scene yang masih memperhatikan Winter. Sesekali ia menegur Winter yang terkadang menaikkan satu kakinya ketika ada anjing lain yang berusaha mendekati si Corgi. "Posesif."

"Someone's asking me to switch."

"What's switch?"

"My position."

Scene mengernyitkan dahi. "In?"

"Our project."

"Oh." Scene refleks hanya memberikan balasan dengan ekspresi kecil dan mengangguk pelan. Sejenak ia menghembuskan nafas — tahu maksud dari ucapan Kinn. "For what, actually?"

"Absolutely, you," timpal Kinn dengan semburat senyum jahil. "Gue ngobrol dengan Keth, kemarin. Tapi sampai sekarang Kim belum ada menghubungi gue sama sekali, padahal itu yang gue tunggu-tu— "

Just Skies are DrawingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang