ENAM PULUH TUJUH

336 29 0
                                    

Scene mematikan saluran Netflix pada televisi yang ada di kamar Kim usai menyaksikan episode terbaru drama yang dibintangi oleh sahabatnya, Canny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Scene mematikan saluran Netflix pada televisi yang ada di kamar Kim usai menyaksikan episode terbaru drama yang dibintangi oleh sahabatnya, Canny. Ia kemudian mengetikkan beberapa pesan kepada Canny seraya bergumam, "She's doing great over there. Let's hope the ratings are also doing well. She really needs to stop blaming herself for the ratings and everything else. Hang in there, Canny."

Usai mengirimkan pesan, Scene lantas melirik ke sebuah boneka gurita besar yang ia bawa dan sengaja diletakkan di sebelahnya—tengah duduk mengenakan salah satu kaos putih milik Kim. Boneka gurita berwarna merah tersebut, adalah boneka yang ditinggalkan Kim di kamar perawatannya ketika ia tengah dirawat di Aglaia beberapa waktu yang lalu. Dan hingga kini, tidak ada yang tahu, bahwa ia sebenarnya menyimpan boneka tersebut diam-diam dengan baik.

"It seems like I'm already in my karma days, isn't it?" Scene berbicara seakan-akan si boneka memahami tiap-tiap kata-kata yang dilontarkannya. "Kamu tahu, selama ini aku selalu baik-baik saja ketika kami berjauhan atau dia tidak memberi kabar untuk waktu yang lama. Tetapi sekarang, why do I always want to see him? Every day? Even now? Oh gosh, what a shame!" serunya tidak terima dan frustasi. "Mungkin itu dulu yang Kim rasakan ketika aku begitu santai akan segala hal. Tetapi bersamaan, dia tidak bisa juga menuntut lebih karena kami tidak memiliki status yang pasti. Kamu memang tidak jelas, Scenery. Now, just eat them nicely."

"But—ARGH!" Ia berakhir meninju si tubuh boneka brutal. Dan benda empuk yang dilapisi oleh dakron hampir sama besar seperti separuh tubuhnya itu lama-lama terloncat mengenai wajahnya—membuat Scene spontan kembali terbaring di atas kasur Kim bersama dengan si boneka yang juga ikut menimpa dirinya. "Hey, you know what? If we ultimately decide to part ways, you'll end up in a broken family. Huh, poor you," ucap Scene ketika ia kembali duduk dan membetulkan posisi si boneka sama sepertinya. "But, no worries. Hak asuh kamu sepenuhnya ada denganku. Kamu akan terurus dengan sangat baik, karena Ayahmu yang satu itu, jangan harap bisa mengurus kamu dengan benar. He used to live abroad, dan ujung-ujungnya bisa jadi kamu akan berakhir tidur di gudang."

"Dia sibuk, sangat sibuk. Ambisinya besar, dan dia sangat gila kerja sekarang, benar-benar. Aku tidak tahu posisi orang terkaya ke berapa di dunia ini yang dia impikan. Mungkin ingin melampaui si Elon Musk? Atau deretan keluarga Arnault?" Scene mengangkat bahunya masih asyik bermonolog. Sesekali, ia juga menunjuk-nunjuk bagian hidung dari boneka gurita. "Ayahmu itu sebenarnya sangat-sangat berkecukupan, kamu tahu? Meskipun sebentar lagi, mungkin dia akan memilih opsi bercerai dan menjadi duda di usia yang sangat muda?" Ia menunduk namun diselingi tawa usil. "Ya, aku yang akan diceraikannya, astaga. Tetapi kamu jangan khawatir gurita, aku masih sangat bisa memberikan kamu kehidupan yang sempurna dan membawa kamu ke bagian laundry seminggu sekali, ya—kalau aku tidak sibuk dan ketiduran," lanjutnya bangga.

Sadar dengan keanehan yang sedang menghinggapinya, Scene spontan memukul-mukul kecil atas kepalanya. "Astaga, kamu sedang gila kah, Scenery?" pekik wanita itu panik berusaha menyadarkan diri. Tetapi sedetik kemudian, Scene menekuk wajahnya lagi dan kembali berbaring seraya memeluk erat tubuh boneka gurita yang memiliki aroma citrus, karena sengaja ia pasangkan dengan kaos Kim. "Aku kesepian. Kita istirahat disini saja sementara. Kim tidak akan datang ke penthouse hari ini karena dia sudah memiliki rumah baru yang jauh lebih nyaman, meninggalkan kita semua. Aku benar-benar mengantuk dan tubuhku rasanya tidak berbentuk lagi."

Just Skies are DrawingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang