"Just say to me, do you like Scenery?"
Kinn hampir saja tersedak sementara lelaki itu sedang mengunyah sepotong cookie ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh adik bungsunya. "What are you talking about?" Ia memberikan delikan sinisnya kepada Kim.
"She likes you."
"Cemburu?" Kinn menyergah cepat. Akhirnya Kim mau untuk perlahan menyerangnya, sementara selama ini adiknya itu terus menerus diam saja. "Gue hanya menganggap dia adik, sama seperti lo. Chill, man. You can hold my words, lo ingat itu, kan?"
"Gue sering melihat lo dengan dia akhir-akhir ini."
"So?"
"Hati-hati."
"It's actually none of your business, isn't it?" sahut Kinn santai yang kemudian mengambil kunci mobil sehabis lelaki itu melihat sebentar pada layar ponselnya "Hati-hati kenapa? Gue dan dia hanya sebatas rekan kerja yang sedang dalam proyek yang sama. Tidak lebih, tidak kurang, La Jardin dan Aglaia."
"...."
"Menurut gue lo yang seharusnya lebih berhati-hati. Lo bertingkah seperti ini tapi bersamaan masih bebas keluar dan pergi dengan Meen? Mayara? Or—I don't know what real her name is." Kinn menyandarkan diri pada pinggiran meja kitchen island serta memainkan kunci mobil di tangan sebelum melanjutkan. "Sekarang gue yang bertanya, ada yang lo tahu tentang apa yang terjadi dengan Scene akhir-akhir ini?" tanyanya dengan ukiran senyum miring di ujung bibir dan memperhatikan bagaimana perlahan ekspresi wajah Kim berubah. Adiknya itu terlihat ingin membuka suara namun Kinn memotong lebih dahulu. "Kembali lagi, Scene yang memilih semuanya," tandas Kinn yang kemudian melangkah menjauhi Kim menuju lift penthouse.
Kim mengejar Kinn sebelum kakaknya itu menekan tombol lift dan berhasil memasuki lift untuk turun. Ia dengan cepat menghalau tubuh Kinn dan berdiri di hadapan kakaknya itu. "Apa yang terjadi?"
"See? You didn't know anything."
"Stop acting like a jerk, Kinn!" ucap Kim kesal dan menghembuskan nafasnya frustasi. "She blocked all of my contacts, so how do I know about her anymore?"
"That was because you were being a jerk." Sehabis mengatakan kalimat tersebut, Kinn mendorong tubuh Kim pelan agar adiknya itu tidak menghalangi jalannya dan tanpa peduli kembali melangkah memasuki lift. Setelah pintu lift tertutup, Kinn tertawa dan menggelengkan kepala. Ia tidak tahu, sampai kapan akan berjalan di tengah-tengah dua orang yang terus menerus menyangkal tentang perasaan mereka masing-masing.
Senyum Kinn semakin mengembang ketika melihat notifikasi pesan yang dikirimkan Kim kepadanya.
Kim, Kim. You are just unbelievably kind.
*****
Rupanya apa yang ia panjatkan kemarin sepertinya tidak sejalan dengan apa yang wanita itu alami saat ini. Tepat pukul dua pagi, Scene baru saja bisa memasuki apartemennya setelah bergelut dengan kantor sejak pukul delapan pagi dan rutin telah ia jalani selama hampir tiga minggu ini. Wanita itu kemudian menjatuhkan tas beserta blazer yang membalut tubuhnya sembarangan di atas sofa begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Skies are Drawing
RomanceBARIS PERTAMA TANGERINE✓ Tentang termuda Changkham dan si bungsu Caskey yang terkasih, Scenery Caskey, ikatan yang melampaui waktu. Selama hampir lima belas tahun, tak pernah terpisahkan, terkoneksi abadi bagai bintang-bintang indah di langit. "Scen...