4 bulan kemudian, Bangkok.
"Oh itu mobilnya." Kim menunjuk sebuah mobil SUV hitam yang bergerak ke arah dimana pesawat mereka terparkir. Disampingnya, telah ada Ethan, Keth dan Kinn yang juga diam-diam menanti kedatangan Scene. Mereka semua, terkecuali Kim, memang sengaja tidak mengabari Scene bahwa turut ikut dalam keberangkatan yang sama untuk kembali ke Jakarta. Yang wanita itu tahu, hanya ada Kim yang akan menemani.
Pada saat mobil yang ditumpangi Scene telah terparkir di dekat pesawat, Kim memang sengaja menunggu lebih dahulu di luar sendirian. Sementara tiga lainnya, tengah bersiap untuk membuat kejutan kecil-kecilan dengan mengamati diam-diam melalui jendela pesawat. Namun tidak disangka, begitu Scene turun dari mobil ia langsung berlari dan meloncat ke pelukan Kim. Kemudian memberi beberapa ciuman penuh antusias kepada lelakinya—tanpa menyadari kalau ada beberapa mata lain yang tengah memasang ekspresi penuh keterkejutan di dalam sana.
"Scenery?" Kim sedikit menjauhkan wajahnya sementara Scene menatap lelakinya kebingungan. Sebab Kim yang terlihat menghindari ciumannya. Jarang-jarang sekali.
"Kenapa? Kenapa?" Wanita itu memprotes. "Now that I'm here, I just want to kiss you because I miss my man so much." Scene merajuk dan memajukan sedikit bibir bawahnya merengut. Namun ia tetap memeluk tengkuk Kim erat. "Kamu sudah bosan aku cium?"
"Bukan, aku—" ucapan Kim sontak terpotong begitu Scene mencuri ciuman di bibirnya lagi. Tidak hanya di bibir, bahkan mengecupi beberapa titik di wajah Kim diselimuti tawa. Sampai akhirnya wanita itu berhenti, karena menjumpai seseorang dengan wajah memerah tengah mengamati mereka. "Ethan?" gumam Scene yang lalu menjauhkan sedikit wajahnya dan melayangkan lensanya kepada Kim seperti meminta jawaban.
"Ada mereka."
"Who?"
"Ethan, Keth dan Kinn."
"Oh, so we're already caught?" Scene menggigit dalam bibirnya dan kembali mengintip ke arah jendela pesawat yang menampilkan; Ethan tengah menatapnya tanpa ekspresi, kemudian Keth dan Kinn yang memasang raut penuh kemenangan seperti memenangkan seribu lotre. Kebetulan sekali, karena posisi mereka yang berdiri tepat di tengah-tengah badan pesawat, sehingga begitu sempurna untuk tertangkap melalui akses kaca bening itu. "Kamu ajak Ethan juga?"
"Kami berniat untuk memberikan kamu kejutan kecil-kecilan perihal penghargaan yang baru saja kamu jemput kemarin. Kebetulan Ethan ada di sini, sama ingin kembali ke Jakarta, begitu juga dengan Keth dan Kinn. Makanya aku sekalian mengajak mereka untuk satu keberangkatan yang sama dengan kita," jelas Kim. "Tapi aku lupa kalau kamu mempunyai kebiasaan yang seperti ini," lanjutnya dengan sempat-sempat menggoda sang kekasih diikuti colekan kecil di pucuk hidungnya.
Scene otomatis mendengus, lalu turun dari gendongan Kim dan bersamaan tiga orang yang sedari tadi memperhatikan mereka juga berjalan turun melalui tangga pesawat. Ethan berjalan lebih dahulu menghampiri adiknya dan Kim. Putra tertua Caskey itu tanpa sadar menampilkan ekspresi yang dingin. "Kim, we need to talk, once we're taking off, privately. Can we?"
Kim mengangguk, seperti sudah memahami apa yang akan Ethan perbincangkan nanti. Tetapi tidak dengan Scene, wanita ini lebih berani dan menghalangi tubuh Ethan dengan raut tidak kalah sangar. "Don't even dare to hit him, Ethan—"
Ethan lantas menepuk pundak Scene pelan, sengaja mempermainkan adiknya. "I won't. I'm not that stupid. We just need some chit and chat, our pretty baobei."
Mereka semua kembali masuk ke dalam pesawat, namun Scene tentu masih tidak melepaskan tatapannya kepada Ethan sedikitpun. Kakaknya ini seperti memasang gelagat tidak beres. Belum lagi Keth yang tanpa henti meninju lengannya sekaligus Kinn yang memasang ekspresi penuh keusilan. Membuatnya semakin berang dan terus melotot kepada duo Changkham itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Skies are Drawing
RomanceBARIS PERTAMA TANGERINE✓ Tentang termuda Changkham dan si bungsu Caskey yang terkasih, Scenery Caskey, ikatan yang melampaui waktu. Selama hampir lima belas tahun, tak pernah terpisahkan, terkoneksi abadi bagai bintang-bintang indah di langit. "Scen...