☆Year 2; 1993☆

4.9K 321 23
                                    

     "Bloody hell," gumam Ron dengan wajah anehnya. Dia baru saja menarik kembali kepalanya dari salah satu jendela kereta setelah ibunya menyerahkan Scabberstikus peliharaan Ron—yang hampir saja tertinggal.

Kami semua hanya terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepala, kemudian melambaikan tangan ke Mrs. Weasley ketika kereta mulai berangkat perlahan-lahan meninggalkan stasiun King's Cross.

     "Sepertinya sudah penuh dimana-mana," racau Hermione, mulai berjalan mengecek satu persatu kompartemen yang kelihatannya sudah lebih dulu di duduki oleh orang lain.

Yeah, bagaimana tidak? Kami memang sedikit terlambat. Masih sukur tidak ketinggalan kereta.

Aku, Ginny, Harry, dan Ron mengikutinya dari belakang. Menyusuri setiap gerbong demi mencari kompartemen kosong seraya Harry terus menceritakan ulahnya saat dia menggembungkan bibi-nya di rumah Dursley.

Ron tidak henti-hentinya memuji Harry. Sedangkan, Hermione justru sebaliknya, kakakku itu malah terlihat kesal karena mengetahui Harry yang hampir saja dikeluarkan dari Hogwarts karena melanggar aturan penggunaan sihir di luar lingkungan sekolah— dan pastinya dia tidak mau itu terjadi.

Menurutku, ucapan Hermione itu logis. Tapi, Ron juga tidak salah. Karena cerita Harry memang lucu sekali. Makanya, aku dan Ginny hanya tertawa-tawa saja melihat perdebatan ketiganya. Alias, tidak mau ikut campur.

     "Disini saja, tempat yang lain sudah penuh," Hermione tiba-tiba saja memasuki salah satu kompartemen, diikuti langsung oleh kedua sahabat lelaki dibelakangnya. Persis seperti anak bebek yang mengikuti induknya.

Aku dan Ginny tidak mau ketinggalan menjadi anak bebek tersebut. Tapi, langkahku seketika berhenti di depan pintu, ketika menyadari sudah ada lelaki dewasa yang sedang tertidur di pojok jendela tepat di sebelah kanan Harry.

     "Er– kayaknya gak muat deh," gumamku.

Mereka bertiga, yang sudah duduk dengan santainya, langsung tersadar dan mengikuti maksud dari pandanganku. Sebenarnya sih muat saja, kalau saja di sana tidak perlu ada kandang Crookshanks, kandang Hedwig, dan Scabbers yang tertidur di seat paling lebar.

     "Muat, kok," sugesti Hermione, berusaha menyesuaikan duduknya dengan memangku kandang Crookshanks dan mencari-cari celah untukku dan Ginny.

     "Sini dipangku," Ron menepuk-nepuk pahanya dengan wajah polos.

Tentu saja hal itu langsung membuat kakakku memukul lengan laki-laki si rambut merah dan memicingkan matanya tanda mengancam.

     "Iya, iya, bercand—"

     "Gak lucu!" sembur Hermione sebelum Ron sempat menyelesaikan kalimatnya.

Haduh. Kebiasaan, deh.

Aku dan Ginny hanya saling bertatapan dan mendesah pelan. Sudah terlalu terbiasa melihat kedua kakak kami yang selalu bertengkar, bahkan dalam keadaan sepele sekalipun.

     "Aku sama Ginny cari tempat yang lain aja," usulku.

     "Nggak usah," Harry yang sedari tadi diam langsung berdiri dengan sigap. "Biar aku aja yang pindah," katanya.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang