Setelah Mr Weasley membayar kepada seorang Muggle penjaga lapangan yang bernama Mr Roberts, kami diperbolehkan untuk masuk dan menelusuri jalan yang dipenuhi oleh ribuan tenda. Meskipun kabut pagi cukup menghalangi pandangan, namun aku masih bisa menangkap siluet beberapa tenda dari yang besar dan bertingkat, sampai yang sederhana dan mungil.
"Lihat!" tunjuk Ginny sambil cekikikan.
Aku mengikuti arah pandangnya, lalu ikut tertawa saat melihat dua anak balita yang sedang bermain-main dengan sapu terbang mainan di depan tenda mereka. "So cute!"
—Kami terus berjalan mengikuti arahan Mr Weasley yang memimpin di depan, sesekali tidak sengaja menabrak orang-orang agar tidak ketinggalan rombongan. Suasananya sangat ramai, banyak penjual yang terus berteriak untuk menjual barang-barang dagangannya.
"Bulgarian flags for sale! Bulgarian flags for—hey, perhatikan jalanmu, anak muda!" omel salah seorang pedagang gundul kepada kami.
"Sorry," Morro hampir tersandung.
"Hati-hati, Mor," aku terkekeh. "Ayo," ku tarik tangannya supaya ia tidak hilang di kerumunan.
Butuh waktu beberapa menit lagi untuk kami akhirnya sampai di ujung puncak lapangan, pada sebuah ruang kosong dengan tanda kayu yang menancap di tanah, bertuliskan 'Weezly.'
"Oh, di sini, anak-anak!" sorak Mr Weasley bersemangat. "Kita akan membangun tenda di sini," lalu dia menoleh kepada dua Diggory. "Well, terima kasih sudah menemani, Amos! sampai bertemu di pertandingan, mungkin? atau di pesta setelahnya?" tanya Mr Weasley.
"Of course, Arthur!" jawab Mr Diggory dengan antusias yang sama. "Senang bertemu kalian semua, sampai jumpa lagi!" dia tersenyum dan melambaikan tangan ke kami. "Come on, Cedric."
"Yeah, well, see you later, guys!" Cedric buru-buru mengucapkan selamat tinggal sebelum menghilang ke dalam keramaian untuk mengikuti ayahnya, kami melambai balik.
Dari yang aku dengar sebelumnya; keluarga Diggory memang mendapat tempat di lapangan perkemahan area dua, sedangkan sekarang ini kami menempati lapangan perkemahan satu.
"Right," Mr Weasley melepaskan tas punggungnya yang besar ke tanah. "Kita tidak diizinkan untuk menggunakan sihir, apalagi di tempat yang dijaga oleh Muggles. Jadi kita akan memasang tenda ini dengan..., tangan!"
Ron terperangah. "What?"
"Kita tidak punya pengalaman memasang tenda dengan tangan, Dad," Ginny mengeluh.
"Ya, ya, akan selalu ada 'kata pertama' kali dalam setiap pengalaman, Ginny," keluhan anak-anaknya sama sekali tidak melunturkan semangat Mr Weasley. "Seharusnya tidak sulit, ayo..., Muggles melakukannya sepanjang waktu... di sini, er— Harry, Y/n, Hermione, menurut kalian kita harus mulai dari mana?"
—Dan momen selanjutnya adalah kami bertiga yang membantu Mr Weasley untuk memasang tenda. Ralat, Mr Weasley yang sebenarnya membantu kami, meskipun dirinya lebih seperti penghalang daripada bantuan, karena dia terlalu bersemangat ketika menggunakan palu dan akhirnya membuat sebagian pasak bengkok. Aku dan Hermione bertugas untuk menentukan ke mana tiang dan tali tenda harus di kaitkan, sementara Harry fokus mengikatkan setiap tali pada pasak yang tertancap di tanah.
Ternyata tidak sia-sia Daddy sering mengajakku dan Hermione berkemah saat kami masih kecil.
Setelah beberapa menit, kami semua mundur untuk memastikan tenda sudah berdiri dengan sempurna. Aku tersenyum bangga atas hasil kerja kami. Namun, setelah dilihat-lihat, sepertinya ada sesuatu yang janggal. Tapi apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X Reader
Fanfiction"𝑰 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖, 𝑴𝒂𝒍𝒇𝒐𝒚 ... " "𝑻𝒉𝒆 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒆𝒏𝒅 𝒕𝒐 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒐𝒏𝒆𝒔 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕, 𝑮𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓 ... " "𝑨𝒏𝒅 𝑰 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒂𝒚 𝑰 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖...