"Granger," suara Malfoy dari balik pintu sukses membuyarkan lamunanku. Dari arah yang sama, beberapa ketukan ringan juga terdengar setelahnya, berulang dan berulang.
Ya ampun, ternyata lelaki itu masih benar-benar menungguku, ya? aku pikir dia sudah pulang.
Terhitung sudah dua puluh menit sejak aku memasuki kamar, berdiam diri seraya berpikir tentang apa yang harus ku lakukan, atau lebih tepatnya berharap; bahwa lelaki gila itu menyerah dan memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya, lalu membatalkan semua ini.
Tapi ternyata aku salah, tentu saja dia bukan tipikal orang yang seperti itu. Jadi, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain dari pasrah, kan?
"Iya! lima menit!" aku berteriak balik setelah mendengar ketukan pintu kembali berdengung.
Astaga, apa dia tidak bisa sabar sedikit?
Dengan terpaksa, aku berjalan menuju lemari pakaian yang terletak di pinggir ruangan, lalu memutuskan untuk mengambil satu dress yang ku punya. Untung saja aku berjaga-jaga membawanya, karena memang liburan kali ini niatnya tidak ada acara formal, jadi ya kebanyakan hanya baju kasual yang aku bawa.
Ngomong-ngomong, aku adalah satu-satunya orang yang berada di dalam kamar ini. Tidak ada Lilac, dan juga Ginny. Aku juga tidak tahu di mana mereka sekarang, padahal aku berharap mereka ada di sini dan membantuku bersiap-siap, pasti semuanya akan lebih cepat.
'Oh, jangan terlalu berharap, kamu saja tidak bilang akan pergi dengan Malfoy,' pikiranku langsung membayangkan Ginny mendengus.
Yeah, kalau pun mereka ada di sini, pasti bukan bantuan yang akan aku terima, melainkan banyak pertanyaan yang aku sendiri juga tidak tahu harus jawab apa. Salahku juga, sih, tidak menceritakan hal ini kepada mereka sejak awal.
Tapi, yasudah, lah.. mau diapain lagi, coba?
Aku berdiri di depan cermin seusai mengganti bajuku, mengamati diri sendiri dalam pantulan kaca seraya menilai. Dress yang ku kenakan ini berwarna putih, modelnya slip-on dengan karet yang melingkar di perut, panjangnya lumayan menutupi sampai bawah lutut, garis lehernya—berbentuk v-neck—juga tidak terlalu terekspos.
Kira-kira cocok lah, ya, buat dipakai ke acara ulang tahun? buat dilihat banyak orang? eugh, sejak kapan aku memikirkan penilaian orang!
Persetan dengan penilaian orang, sekarang tanganku mulai bekerja untuk mengatur rambut. Sebenarnya rambutku yang cokelat ini sudah bergelombang dari sananya, jadi aku gak perlu lagi, deh, untuk meriasnya segala macam. Hanya digerai sebagaimana biasanya saja, selesai. Well, sepertinya semua sudah cukup.
Suara ketukan pintu kembali terdengar sekali lagi. Volumenya memang tidak kencang, tapi tetap saja membuatku jengah. "Granger?" panggilnya. "Kau tidak melarikan diri, kan?"
Apasih? kalau bisa juga sudah aku lakukan dari tadi! "Memangnya kau pikir aku bisa melarikan diri kemana?!" balasku berteriak, mendengus karena tidak habis pikir dengan pertanyaannya.
"Terus kenapa lama banget, sih?!"
Aku berdecak sambil memutarkan bola mata. "Kalau mau cepat, jalan duluan aja sana, ribet."
"Dan kau akan kabur? gitu?" tuduhannya terdengar jengkel, tapi aku sama sekali tidak peduli. "Asal kau tahu saja, aku bisa Alohomora pintu ini kapanpun," dia mulai menakut-nakutiku dengan menggoyangkan kenop pintu. Ya, bagus, kenapa gak langsung dicoba aja kalau gitu? sangat menyebalkan.
Karena aku tahu bahwa menjawabnya hanya akan berakhir percuma, jadi aku memutuskan untuk diam saja selagi dia terus mengguncangkan gagang pintu. Kedua mataku kembali mengamati pantulan di dalam cermin, memastikan tidak ada satu hal kecil pun yang menempel pada diriku. Bukan apa-apa, aku hanya tidak ingin saja terlihat aneh di depan banyak orang yang tidak begitu aku kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X Reader
Fanfiction"𝑰 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖, 𝑴𝒂𝒍𝒇𝒐𝒚 ... " "𝑻𝒉𝒆 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒆𝒏𝒅 𝒕𝒐 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒐𝒏𝒆𝒔 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕, 𝑮𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓 ... " "𝑨𝒏𝒅 𝑰 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒂𝒚 𝑰 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖...