23• CHRISTMAS

1.2K 131 77
                                    

     "Oy, bangun! banyak hadiah!" suara Edgar disertai ketukan pintu yang sangat barbar membuat nyawaku berputar-putar di dalam kepala. Dengan sedikit jengkel, aku membuka mata sambil meregangkan tubuh lebar-lebar tanpa peduli siapa yang ada di sekitar kasur.

     "Ouch!" teriakan Lilac sukses menyatukan bayang-bayang jiwaku, rasanya seperti langsung tersadar dari alam mimpi. "For God's Sake, Y/n!"

Sekali lagi, kepalaku berputar mencari-cari keberadaannya dan bangkit untuk duduk. "Li? kamu di mana?" aku hanya melihat Ginny yang masih pulas tidak terganggu di bawah selimut.

Ketukan pintu berbunyi semakin keras dan Lilac tiba-tiba saja muncul dari samping tempat tidur seraya mengusap-usap kepalanya. "Kau kenapa?" tanyaku, membuat wajahnya aneh.

     "Oh, aku bertanya-tanya kenapa," dia berkata sarkas sambil memutar bola matanya. "Kau mendorongku sampai terjatuh begini, bodoh."

Aku mengerjap beberapa kali. "Iya, kah?"

Lilac menirukan ekspresi wajahku dengan dilebih-lebihkan, meskipun terlihat kesal tetapi tetap lucu. "Ya, maaf," ungkapku menggaruk tengkuk leher, tidak lupa juga terkekeh kikuk.

     "Oy, cewek! bangun!" lagi-lagi suara Edgar bergema kencang, tampaknya belum menyerah dalam misinya untuk mengetuk-ngetuk pintu.

Dengan ogah-ogahan, temanku yang berambut ungu itu berjalan membuka pintu walaupun sambil berdecak sebal. "Selamat pagi kembali, Edgar yang ganteng," ucapnya penuh sarkasme.

Segala tingkah lakunya yang sassy selalu saja membuatku tertawa. Aku yakin Edgar juga berpikiran hal yang sama, karena setelah pintu terbuka dia langsung menampilkan senyum sumringahnya yang aku yakini hanya berfungsi sebagai topeng palsu untuk balas mengejek.

     "Terima kasih sudah mengakui kegantenganku, tapi kau terlihat sangat buruk," jawabnya dengan wajah tanpa dosa, menunjuk Lilac sambil berjaga-jaga. "Lihat itu ilermu, iuew," kemudian dia berlari, entah kemana tetapi jelas langsung dikejar oleh Lilac.

Ya Tuhan, ini masih terlalu pagi untuk tertawa terbahak-bahak. Aku cekikikan memegangi perutku, menggeleng-gelengkan kepala sampai keduanya sudah tidak terlihat lagi. Astaga, dua anak itu benar-benar pembangkit kegaduhan.

Dalam sejenak, aku segera berjalan ke kamar mandi dan tersentak ketika teringat kata-kata Edgar yang pertama kali. Apakah tadi dia bilang banyak hadiah? oh, hari ini adalah hari Natal! bagaimana bisa aku lupa? hm, mungkin karena suasananya yang sedikit berbeda, pikirku geli.

Aku mengambil sikat gigi untuk melakukan rutinitas bersih-bersih di depan kaca wastafel yang sangat mewah, berlapis marmer dan tampak berkilat. Lalu pikiranku kembali terbang dengan banyak pertanyaan; apa yang sedang dilakukan Hermione, ya? apakah orangtuaku merasa kesepian? bagaimana suasana hati mereka? karena aku tentu saja sangat bahagia, meskipun ini adalah kali pertama aku tidak merayakan Natal bersama keluarga, tapi berkumpul bersama sahabat juga terasa menyenangkan. Ya, semoga mereka pun begitu.

Pantulan diriku di depan cermin merefleksikan senyuman di bibirku, terus mengikuti setiap pergerakan yang aku buat hingga selesai bersih-bersih. Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, aku sangat tidak sabar untuk membuka kado-kadoku. Itu adalah bagian paling favorit, kan? menebak-nebak apa yang orang-orang tersayang berikan pada hari yang penuh kasih. Jujur saja, sejak bersekolah di Hogwarts hadiahku bertambah berkali-kali lipat, menandakan bahwa aku memiliki banyak teman. Walaupun sebagai gantinya aku juga harus membeli banyak hadiah, tapi itu sama sekali tidak masalah. Selagi aku dikelilingi oleh orang-orang baik, itu adalah yang terpenting.

     "Morning," suara terkantuk itu membuatku sedikit terperanjat. Aku menoleh dan mendapati Ginny yang baru masuk kamar mandi dengan mata sipit, oh rupanya dia sudah bangun tidur.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang