'Apa aku pulang sekarang aja kali, ya?' pikiran itu berkali-kali melintas di dalam kepalaku sejak detik pertama aku terduduk sendirian di taman kosong ini. Sialnya, akibat tidak memakai jam tangan, aku jadi tidak bisa mengetahui sudah berapa lama aku termenung tidak jelas begini.
Ya, aku masih berada di sekitar Manor keluarga Greengrass, tapi aku cukup pintar untuk memilih tempat yang tersembunyi dari ruangan utama itu. Selain bising, ruangan itu juga sangat panas, membuatku tidak betah jika harus berlama-lama ada di dalamnya. Apalagi kalau harus melihat Malfoy—UGHH!—rasanya aku ingin sekali mengacak-acak wajah tengiknya itu.
Merlin, please help me.
Aku tidak mau bertemu dengan si pirang itu lagi, tapi aku juga tidak tahu harus kembali ke Wilhelm Manor menggunakan apa. Sekiranya waktu bisa diulang, mungkin aku akan lebih mendengarkan perintah dari Morro, dibanding menerima ajakan Malfoy yang ujung-ujungnya akan seperti biasa; mempersulit kehidupanku.
"Focillo!" aku berusaha menggumamkan mantera penghangat ketika udara mulai terasa dingin, kakiku yang menyentuh sisa-sisa salju di tanah bahkan sudah tampak keriput. "Focillo!" sekali lagi aku mengeluarkan mantera itu, menggerakkan tongkatku searah jarum jam dan... yes! untungnya kali ini mantera bekerja.
Rasa panas menjalari seluruh permukaan tongkatku, menghasilkan sensasi hangat yang aku rasakan dalam kedua telapak tanganku.
Ah, it feels better.
Tanpa sengaja bibirku tersenyum saat mengingat dari mana aku bisa belajar mantera itu, dari Cedric. Ya, lelaki hufflepuff si baik hati. Memori tentangnya langsung bersekelebat di atas kepalaku, menghasilkan senyum yang lebih lebar dari apa yang bisa ku lakukan; tentang terakhir kali saat aku bertemu dengannya, duduk di pinggiran danau, lalu tentang bagaimana sabarnya lelaki itu saat mengajariku, tangannya yang memerangkap kedua tanganku, juga caranya merapikan anak rambutku—
"Hey."
Memori ingatanku langsung buyar begitu saja ketika mendengar suara itu, sontak membuatku menoleh. Bisa-bisanya ada orang yang berani menginterupsi lamunanku tentang Cedric, dia pikir dia siap— oh. "Zabini?" jujur aku terkejut.
"Apa yang kau lakukan?" lelaki itu berjalan menghampiriku, wajahnya tampak tenang. Dia mengenakan hoodie abu-abu dan celana hitam panjang, bisa dikatakan cukup kasual untuk dipakai ke acara ulang tahun, tapi tetap keren.
Aku agak kikuk, walaupun tetap saja tidak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh. "Aku juga bisa bertanya tentang hal yang sama padamu?"
Zabini tertawa. "Yeah, di dalam agak pengap," katanya, dia sudah berdiri tidak jauh dariku dengan kedua tangan yang diselipkan di saku hoodie. "Boleh aku duduk di situ?" tiba-tiba Zabini menunjuk ruang kosong di sebelahku.
"Oh, tentu, tentu," aku segera bergeser.
"Thank you, Granger," ujarnya, kemudian mengambil duduk tepat di samping kananku.
Memperhatikan gerak-geriknya, aku tidak bisa untuk tidak curiga. Mau apa dia di sini? atau jangan-jangan... "Kau di sini bukan karena disuruh Malfoy, kan?" selidikku. Mengingat waktu terakhir kali aku berbicara dengan Zabini, adalah saat di mana Malfoy memintanya untuk mengeluarkanku dari asrama ular hijau.
Nah, dari situ juga sebabnya aku bisa kehilangan jubahku, lalu berakhir menjadi masalah ribet yang tidak ingin aku ulangi. Kapok, aku gak mau lagi berurusan dengan orang-orang seperti mereka, jadi aku langsung menembak pertanyaanku itu dari awal.
"Huh?" Zabini mulai berlagak bingung. "Malfoy—? tunggu, kau datang dengan Draco?"
"Jangan berpura-pura tidak tahu," ketusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X Reader
Fanfiction"𝑰 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖, 𝑴𝒂𝒍𝒇𝒐𝒚 ... " "𝑻𝒉𝒆 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒆𝒏𝒅 𝒕𝒐 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒐𝒏𝒆𝒔 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕, 𝑮𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓 ... " "𝑨𝒏𝒅 𝑰 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒂𝒚 𝑰 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖...