Aku tidak tahu apakah ada hal yang bisa lebih buruk lagi dibandingkan dengan harus mendapatkan detensi bersama Parkinson.
Bisa bayangkan itu?
Profesor McGonagall—setelah berdiskusi dengan Profesor Snape—memerintahkan kami untuk membersihkan ruang kelas Potion selama sebulan ke depan pada setiap Sabtu pukul delapan malam. Itu artinya aku harus merelakan jadwal bersantaiku di malam minggu sebanyak empat kali bersama Parkinson.
Merlin, ini terburuk dari yang terburuk.
Hanya terhitung beberapa bulan saja, aku sudah mendapatkan dua kali detensi. Rekor seorang Granger, begitu ucap Ron dan kakak kembarnya.
Hermione selalu menceramahiku dalam dua hari berturut-turut setelah kejadian itu, tapi beruntungnya tugas dia mulai menumpuk dan bisa berhenti berbicara padaku di hari ketiga.
Sedangkan para sahabatku masih berkonsisten untuk menjauhkan diriku dari anak-anak Slytherin pada setiap jam makan, full seminggu.
Mereka menawarkan diri untuk menemaniku dalam menjalani detensi, namun aku menolaknya karena Profesor Snape pasti akan murka kalau aku mendapat bantuan. "No magic, no company," aku masih ingat nada suaranya.
Jadi, saat jam sudah menunjukkan tepat pukul delapan pada malam minggu yang cerah ini, aku memutuskan untuk segera keluar dari Asrama dan berjalan menuju kelas Potion, meninggalkan common room yang sudah ramai.
Bagi anak-anak Gryffindor, malam minggu itu adalah malam yang sempurna untuk bersantai. Kecuali Hermione tentu saja, yang selalu terlihat di sudut ruang rekreasi bersama banyak buku dan catatan panjangnya; dia jarang berbicara dan bahkan marah kalau ada yang menganggu.
"Bagaimana dia melakukan itu?" tadi Ron berbisik padaku sambil mengamati Hermione.
"Melakukan apa?"
"Mengambil semua kelasnya!" kata Ron. "Aku mendengar dia berbicara dengan Profesor Vector, guru Arithmancy, pagi ini..., mereka sedang membicarakan pelajaran kemarin, tapi Hermione tidak mungkin hadir di sana, karena dia bersamaku dan Harry di kelasnya Hagrid! dan Ernie MacMillan juga memberitahuku kalau dia tidak pernah melewatkan kelas Muggle Studies, tapi kelasnya bersamaan dengan kelas Ramalan yang dia tidak pernah lewatkan!"
Aku tidak punya waktu untuk memahami segala misteri kakakku yang selalu Ron curigai sejak awal semester, karena aku benar-benar harus menuju kelas Ramuan dan menjalankan detensi.
Ngomong-ngomong, tadi sore Slytherin baru saja tanding Quidditch melawan Ravenclaw. Morro memintaku untuk menemaninya menonton, yang mana dia juga diminta oleh Edgar untuk menemaninya, yang Edgar pun juga diminta oleh cewek Ravenclaw untuk menemaninya. Ribet, kan? jadi aku menolak.
Slytherin menang, by the way, kata Morrigan.
Awas saja, ya, kalau Parkinson tidak datang untuk detensi karena terlalu asik merayakan kemenangan bodoh itu bersama teman asramanya, aku akan adukan ke McGonagall!
Baru saja kakiku memapak anak tangga paling akhir yang ada di Dungeon, alisku langsung berkerut ketika melihat Malfoy sedang berdiri di sana, di depan kelas Potion. Huft.., mau apa dia?
'Tentu saja mau membuat harimu menjadi semakin suram," mungkin itu jawabannya.
Lelaki itu masih belum menyadari kehadiranku, dia bersandar dengan satu kaki yang tertekuk ke tembok sambil fokus membaca buku di tangannya. Belum apa-apa, aku sudah memutar bola mata, lalu lanjut berjalan menghampirinya untuk— maksudku, menghampiri kelas Potion.
"Well, well, look who's here," gumam Malfoy dari balik bukunya, entah berbicara dengan siapa, namun hanya ada aku di sini. "Took you long enough, Granger, kau terlambat dua menit."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X Reader
Fanfiction"𝑰 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖, 𝑴𝒂𝒍𝒇𝒐𝒚 ... " "𝑻𝒉𝒆 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒆𝒏𝒅 𝒕𝒐 𝒃𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒐𝒏𝒆𝒔 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒎𝒐𝒔𝒕, 𝑮𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓 ... " "𝑨𝒏𝒅 𝑰 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒂𝒚 𝑰 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒉𝒂𝒕𝒆 𝒚𝒐𝒖...