12• LETTER

1.4K 222 8
                                    

Jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, bisa dibilang kalau pagi ini aku bangun dalam keadaan yang lebih baik. Karena setidaknya, tidak ada hal lain yang bisa memberatkan isi kepalaku kecuali dari banyaknya tugas-tugas yang sudah mengantri untuk dikerjakan.

Tapi, itu sudah biasa kan?

Seperti biasa, setelah kami bersiap-siap dengan seragam yang lengkap dan seluruh barang-barang yang ingin dibawa ke kelas, aku dan ketiga sahabatku langsung berjalan menuju Great Hall untuk sarapan terlebih dahulu.

Karena kalau kita Lilac; otak manusia tidak akan bisa fokus dalam keadaan perut yang masih kosong, alias banyak tingkah kalau lagi lapar.

Entah ucapannya itu berasal dari penelitian yang sesungguhnya atau hanya akal-akalan serta karangannya saja, kami tidak tahu. Tapi yang pasti, kalimatnya cukup masuk akal, kok.

Because, we love foods! I mean— who doesn't?

Kami tiba di pintu Aula dengan suasana yang masih tampak sepi, hanya ada beberapa anak dari setiap meja asrama yang sepertinya tergolong dalam kelompok siswa-siswi ambis.

Ambis dalam pelajaran atau ambis dalam perebutan makanan, we never know.

Dari sedikitnya orang yang sudah hadir, the trio merupakan salah satu—atau salah tiga—dari mereka. Karena biasanya setiap kami datang untuk sarapan, selalu saja mereka bertiga sudah tidak ada. Jadi, pertemuan hari ini bukan sebab mereka yang datang kesiangan, tetapi kami yang sekiranya tumben datang kepagian.

     "Morning," sapaku dengan ceria setelah mengambil duduk diantara ketiganya.

     "Oh— hey, morning," Harry satu-satunya yang menjawab, dia tersenyum saat kedua temannya hanya melirik sekilas dan berwajah masam.

Aku duduk di antara Ron dan Morrigan, sedangkan Lilac dan Ginny duduk di depanku, bersebelahan dengan Hermione dan Harry.

Melihat ekspresi kakakku yang tidak enak, seketika membuat wajahku berubah menjadi sedikit khawatir dan takut. Karena, terakhir kali aku masuk kedalam Great Hall untuk melihat sorotnya yang seperti itu, adalah disaat gosip tentangku dan Morrigan bertebaran. Tapi kali ini bukan hanya Hermione, juga Ron yang memasang ekspresi serupa.

Aku menuangkan jus apel ke dalam gelas seraya melihat keduanya dengan ragu-ragu. "Kalian berdua kenapa, sih?" tanyaku heran.

Mereka diam tidak menjawab, Ron tetap fokus menggigit sandwich-nya lamat-lamat dan Hermione membaca bukunya diatas meja dengan tangan yang disilangkan. Aneh.

Mataku beralih melihat Harry untuk meminta penjelasan, mengernyit dan berbisik, "what happened?!"

     "Nothing, really," jawabnya meyakinkan.

Oke, kalah Harry sudah berkata begitu, artinya itu hanya pertengkaran biasa diantara keduanya— I hope so.

     "How's Scabbers, Ron?" Ginny akhirnya buka suara setelah menyendok beberapa pudding dan cupcake ke piringnya. Dari kedengarannya sih, dia bertanya hanya untuk basa-basi.

Tetapi reaksi Ron justru sebaliknya, dia menggigit rotinya dengan kasar dan menatap ke arah Hermione penuh amarah, "Scabbers bersembunyi di bawah kasurku, shaking!"

Hermione mendongak dan menatap Ron dengan tajam, "bukan aku yang bertanya!" semburnya.

Aku dan Ginny saling melempar tatapan dengan wajah aneh, berusaha untuk memahami pertengkaran dari kedua kakak kami. Astaga, ternyata ini masih tentang kucing dan tikus?

Merlin's Beard.

Ginny mengedikkan kedua bahu dan beralih melanjutkan sarapannya, begitu juga dengan aku. Tetapi, belum sampai lima menit kami bisa menikmati makanan dengan tenang, suara tangisan seseorang yang tersendu-sendu kembali menginterupsi.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang