7• SCENTS

1.6K 240 6
                                    

It's October! Hari-hari berlalu lebih cepat dari yang aku bayangkan. Which is good, karena gangguan dari Parkinson dapat sedikit lebih berkurang dari biasanya.

Dalam seminggu terakhir, di luar dugaanku, perempuan gila itu telah melakukan banyak rencana jahat untuk sekedar membuatku malu- atau bahkan sampai membuatku terluka.

Seperti membuat jebakan di koridor, memberiku minuman berbahaya yang dia titipkan lewat anak kelas satu agar aku tidak curiga, meracuni makananku dengan zat yang dapat membuat kulit gatal-gatal, memfitnahku kepada guru, dan masih banyak lagi.

Berita bagusnya; I survived.

Aku benci mengatakan ini, tapi Malfoy yang lebih banyak memperingatkanku tentang semua rencana busuk temannya yang sudah mereka persiapkan. Well, aku mengapresiasi hal tersebut, meskipun aku tidak tau tujuan dia sebenarnya itu untuk apa.

Maksudku, kita membicarakan seorang Malfoy. Seseorang dari asrama slytherin yang selalu menjadi musuh teman-temanku. Dan itu bukan tanpa alasan, dia memang suka bersikap buruk dengan kami semua.

Jadi, kelihatannya mustahil kalau dia banyak menolongku tanpa punya maksud tujuan tersendiri.

Apakah Parkinson tau kalau Malfoy mencegahku dari rencananya? Tentu saja tidak. Satu-satunya yang dia yakini adalah mereka semua memiliki satu tujuan untuk mengerjaiku. Terlebih disaat malam pertama ketika dia ingin meracuniku, lalu Malfoy menarikku untuk mencegah hal tersebut dan berakhir membuatku terbaring di Hospital Wing. Perempuan itu sama sekali tidak curiga dengan Malfoy yang menggagalkan rencananya, karena mengira laki-laki itu membalaskan dendamnya dengan cara yang lain.

Makes sense.

Tapi tetap saja, seperti yang Ginny katakan, mereka itu berbahaya.

Berpindah dari pembicaraan mengenai slytherin, di awal Oktober ini guru-guru memberikan kami tugas dengan sangat banyak- kecuali; Profesor Lupin.

Sekarang, aku dan teman-temanku lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan untuk belajar ataupun mengerjakan esai, seperti yang kami lakukan saat ini.

Aku hanya berharap bisa sebahagia Hermione ketika memasuki ruangan yang penuh dengan buku-buku ini. Karena kenyataannya, aku tidak begitu menikmati hal tersebut.

I don't know. Must run out of the family, eh?

     "Flobberworm Mucous, selain untuk Sleeping Draught, bisa untuk potions apa saja?"

     "Huh?" Aku menoleh ke Ginny yang sedang fokus menulis esainya dan mengangguk, "Flobberworm Mucous?"

     "Wiggenweld," Jawab Lilac lebih dulu. "Cure for Boils and-"

     "Herbicide." Kataku, melengkapi.

     "Oh, thanks guys." Ginny menambahkan jawaban kami kedalam tulisannya. "Kalian sudah selesai?"

Aku kembali melihat perkamenku, mengamati tulisan yang baru terisi setengah lembar sebelum menjawab, "Aku mengerjakan esai Transfigurasi lebih dulu."

Kenyataannya memang aku tidak sedang mengerjakan tugas potions. Pelajaran itu membuatku kesal dengan bagaimana cara Profesor Snape mengajar kami. Dia selalu saja mengunggulkan siswa asramanya sendiri dibanding siswa lain, tidak peduli seberapa bodohnya siswa tersebut.

     "Aku saja belum menyelesaikan esai Transfigurasi," Urai Lilac, dari balik buku yang sedang dibacanya. "Morrigan harus membantuku soal itu."

     "Dia kemana, sih?" Tanya Ginny.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang