13. Junkyu {Home}

305 15 0
                                    

this story is fictional

Junkyu as your home.

Kamu merenung di kamar mu, sekarang sudah jam 22.48 dan orang tua mu sedang berdebat hebat di luar kamar mu. Kamu bisa mendengar banyak barang pecah dari luar, pasti orang tua mu saling melempar sesuatu ke satu sama lain. Takut, bingung, lelah. Kamu sudah lelah dengan semua hal yang orang tua mu lakukan tiap hari ini, mereka akan selalu bertengkar setiap hari.

Tidak ada yang bisa kamu lakukan, kamu hanya bisa menangis membayangkan hal apa yang terjadi di sana. Kamu selalu ingin melerai mereka, tapi setiap kamu ingin melerai, papa mu akan selalu main tangan dengan mu. Mama mu yang melihat itu sangat tidak terima anak nya diperlakukan seperti itu bahkan oleh papa nya, dia selalu menyuruh mu untuk masuk ke kamar jika akan terjadi pertengkaran seperti ini.

"Tuhan.. aku capek" Ucap mu terisak di kamar

"Aku butuh rumah yang bukan hanya bangunan" Kamu mengucapkan hal tersebut dengan suara bergetar, hati mu kini terasa sangat sakit seperti tertikam pisau

Kamu mulai mencakar cakar tanganmu dengan kuku mu yang cukup panjang, menjambak rambut panjang mu, memukulkan tangan mu pada dinding dan memukul kepala mu. Kesedihan yang ada dalam diri mu ini akan selalu membuat mu menyakiti diri mu sendiri, menyebabkan banyak luka pada kulit mu. Meski kamu melakukan semua hal itu, kamu tidak pernah berani menggunakan benda tajam untuk meluapkan kesedihan itu.

"Aku mau sembuh tolong, aku mau rumah yang bener bener berasa rumah. Aku mau sembuh" Ucap mu, sekarang penyakit asma mu mulai terasa, biasanya kamu akan langsung mencari inhaler mu agar rasa sesak itu bisa langsung hilang. Kali ini kamu rasanya tidak ingin, kamu hanya memukul mukul dada mu dengan keras sambil menangis.

Di saat itu juga kamu hanya mendengar suara isak tangis mama mu di luar kamar, kehilangan suara bentakan dari papa. Sepertinya papa memilih pergi keluar entah melakukan hal tidak penting apa yang dia inginkan. Kamu ingin menemui mama mu, tapi kondisi mu juga tidak baik baik saja saat ini, kamu menangis semalaman sampai tertidur memegangi dada mu yang sakit itu.

🐨🐨🐨

Pagi pukul 05.27 kamu sudah terbangun, kamu langsung mencari inhaler mu, sepertinya kamu tidak bisa bertahan selama itu tanpa inhaler kesayangn mu ini.

Kamu melihat penampilan mu di cermin, sangat berantakan. Tapi masih belum seberantakan hati dan pikiran mu saat ini. Rambut acak acakan, mata sembab, tangan lecet dan hampir berdarah. Semua itu memang sakit, tapi rasanya kamu sudah mati rasa dengan semua hal itu.

"Semoga hari ini bisa berjalan, terus aja berjalan terserah mau lancar atau ngga. Masih jalan" Ucap mu sendiri sebelum bersiap siap pergi ke sekolah.

Kamu selalu menggunakan hoodie jika ke sekolah, tak mau anak anak dan teman temanmu melihat bekas cakaran yang ditimbulkan oleh kuku mu. SMA mu memang membolehkan siswa nya untuk menggunakan hoodie, untung saja.

Semua siap, kamu turun dari kamarmu menuju ruang keluarga disana kamu melihat mama mu tengah tertidur di sofa dengan mata tak kalah sembab dengan mu.

"Maafin dunia ya ma, dunia jahat banget memang. Harusnya mama ngga perlu ketemu papa, aku pergi dulu ya ma. Hati hati di rumah" Ucap mu lalu melenggang pergi dari rumah ke sekolah dengan sepeda pancal mu.

Perjalanan yang kamu tempuh rasanya sangat berat, kamu harus pergi ke sekolah sedangkan kini hati mu masih hancur berkeping keling dan belum kembali tersusun ke tempat seharusnya. Mata mu kembali meneteskan air mata di perjalanan itu.

Kamu terus merenungkan kejadian kemarin, itu adalah pertengkaran terhebat yang pernah kamu lihat antara mama dan papa. Kamu sampai tidak sadar kalau sekarang kamu sudah sampai di depan gerbang sekolah, kamu dengan segera menyeka air mata mu itu dan memarkirkan sepeda mu itu.

Treasure Imagine [OT12]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang