2

512 30 1
                                    

Disebuah ruangan seorang wanita tengah fokus pada berkasnya siapa lagi kalau bukan prilly Gadis cantik dan pekerja keras. Tiba-tiba seorang mengetuk pintu

" Masuk" ucap Prilly tak lama Reno masuk.

" Maaf Bu saya mau memberi kabar Duka dari kolega kita, bahwa anak pertama mr.syarief meninggal dunia" ucap Reno

" Inalillahi wa inalillahi riziun" ucap Prilly
" kamu bilang supir siapkan mobil nanti kita taziah kerumah Mr. Syarief " ucap Prilly yang diangguki Reno

" Kalo begitu saya permisi " ucap Reno yang diangguki Prilly dan kembali fokus pada berkasnya pekerjaannya sangat menumpuk. Namun tiba-tiba matanya membuat melihat laporan yang tidak jelas.

" Keruangan saya sekarang" ucap Prilly setelah menekan tombol telpon . Tak lama seorang wanita datang.

" Ada yang saya kerjakan Bu" ucap Maya

" Kamu taukan pekerjaan saya itu banyak sekali" ucap Prilly yang diangguki Maya
" Jadi saya mohon kamu kerja dengan benar, kamu liat laporan kamu berantakan, kamu kerjakan ulang dan besok pagi harus sudah ada di meja saya" ucap Prilly yang diangguki Maya.
" Kamu. Boleh keluar" ucap Prilly dengan segera Maya keluar. Dengan segera Prilly beranjak dari tempat duduknya dan segera keluar dari ruangannya menuju lobby.

" " Mana mobil saya" ucap Prilly tak lama Reno datang dan membukakan pintu untuk Prilly dan segera pergi.

Di sebuah mansion terlihat begitu banyak orang yang berpakaian baju hitam suasana yang penuh duka karena kepergian putra pertamanya sedangkan Ali ia hanya diam duduk di samping tempat tidur memeluk lututnya perasaannya penuh dengan penyesalannya, ia tidak hanya kehilangan sosok kakanya tapi juga sosok wanita yang dia cintai.

Sudah Li lebih baik Lo turun sebentar lagi Zidan akan dimakamkan " ucap Kevin.  Membuat Ali terdiam, sedangkan Prilly yang baru sampai langsung menghampiri Mr Syarief dan istrinya.

"Mr. Syarief , Mrs. Syarief, saya turut berdukacita atas kepergian putra anda, semoga beliau Khusnul khatimah" ucap Prilly yang diangguki Mr. Syarief

" Terimakasih mrs.prilly atas doanya" ucap Mr Syarief yang diangguki Prilly

" Terimakasih Mrs. Prilly " ucap Mrs Syarief yang diangguki Prilly. Disertai senyuman manisnya.

Setelah selesai dimandikan, di kafani dan disolatkan Zidan kini sudah dimakamkan, banyak yang mengantarkan Zidan ke tempat peristirahatan terakhirnya dan ada juga beberapa kolega Mr Syarief yang ikut termasuk Prilly. Sedangkan Ali ia hanya diam menatap gundukan tanah kakanya.

" Gue minta maaf ka, seandainya gue gak egois, Lo gak akan kecelakaan Lo pasti masih disini sama mama dan papa, gue nyesel, gue minta maaf ka, " ucap Ali dalam hati hanya air matanya yang kembali menetes.

Malamnya Ali hanya diam di balkon kamar ia sudah kembali ke rumah orang tuanya sesuai permintaan terakhir kakanya..

Sedangkan Prilly ia baru saja pulang dari kantor dan langsung membersihkan tubuhnya lalu merebahkan tubuhnya yang terasa begitu Lelah.

Esok paginya terlihat seorang wanita tengah duduk dengan sarapan dihadapannya namun tangannya asik dengan tablet digenggamnya, siapa lagi kalau bukan prilly Gadis itu terlihat begitu sibuk meskipun Tengah sarapan.

" Hallo ren" ucap Prilly saat telponnya berdering.

" Maaf Bu 10 menit lagi meeting harus segera karena jam 10  ibu harus take off ke LA" ucap Reno membuat Prilly menghela nafas

" Saya berangkat sekarang, kamu tolong siapkan semuanya ya" ucap Prilly lalu mematikan telponnya dan segera berangkat tanpa memperdulikan sarapannya.

" Pak kekantor sekarang, cepetan ya saya ada meeting " ucap Prilly yang diangguki supir dan mereka berangkat sedangkan di sebuah rumah mewah Ali hanya diam di kamar keadaannya yang sangat memperhatikan bagaimana tidak kemeja hitamnya yang terlihat lusuh, rambut berantakan mata sembab bahkan ia tidak memperdulikan perutnya yang meminta isi makanan.

Sebelah Mata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang