28

397 25 1
                                    

Paginya Ali dibuat terdiam oleh video yang dikirim oleh gio, putrinya hancur semua karenanya tiba-tiba pandangannya kepada prilly yang tengah masak. Karena saat ini ia berada di dapur.

" Seandainya prilly menyingkirkan El dari dulu, kejadiannya tidak akan seperti ini " ucap Ali.

" Pagi ded" ucap El membuat Ali menatapnya dengan tatapan sulit diartikan sedangkan El ia tahu apa yang ada difikirkan daddynya.

" Mom El mau rendang" ucap El membuat Prilly tersenyum

  Nanti siang mommy buatkan sekarang kamu makan nasi goreng dulu" ucap Prilly yang diangguki El dan memakannya. Sedangkan Ali fikiranya masih tertuju pada sasya, kenapa ia bisa sebodoh itu, seandainya sasya bersamanya ia tidak akan mengalami kejadian seperti itu.

" Kamu kenapa gak suka ya" ucap Prilly pada Ali membuat Ali tersenyum

" Suka ko, apapun yang kamu masak aku suka" ucap Ali disertai senyumannya.

" Yaudah habisin" ucap Prilly yang diangguki Ali

Setelah sarapan El berpamitan untuk pergi membuat Ali ikut berpamitan, ia harus mengawasi El. Sedangkan El menatap telponnya dan tersenyum dan membelokkan mobilnya menuju kantor ia sengaja memasang JPS di mobil Ali.

Sesampainya di ruangannya El langsung duduk dan memperhatikan telponnya.

" Tidak akan semudah itu Daddy mengambil sasya" ucap El sedangkan Ali ia sibuk memperhatikan Lobby kantor El.

" Hallo, " ucap Ali setelah telpon terhubung.

" Maaf tuan tempat nona sasya sudah kosong, sepertinya tuan muda mengetahui bahwa anda mengetahui tempatnya " ucap gio membuat Ali memejamkan matanya, bagaimana nasib putrinya, bagaimanapun ini semua salahnya yang terlalu mudah percaya.

" Sebaiknya kamu cari tau dimana mereka " ucap Ali dan mematikan telponnya.

" El, kamu bener-bener bikin Daddy pusing, tidak bisa kah kamu memaafkan Daddy" ucap Ali dan memukul stir mobil. Sedangkan di sebuah ruangan gelap bawah tanah terlihat seorang remaja yang sedang duduk di dalam jeruji besi. Tubuhnya yang kucel serta badannya yang panas ia terlihat menggigil, membuat wanita di sampingnya yang terikat menangis dalam diam melihat putrinya hancur.

Sedangkan El masih terdiam tiba-tiba benda pipih El berdering pertanda pesan masuk menuju El segera beranjak dan langsung mengendarai mobil membuat ali segera mengitutinya

Sesampainya di sebuah hutan El langsung masuk ke dalam rumah dan menuruni tangga, membuat Ali ikut masuk dengan pelan sesampainya di bawah El melihat seorang remaja tergeletak mengenaskan.

" Kenapa bisa seperti ini , apa kalian tidak memberinya makan" ucap El

" Kamu sudah memberikan dia makan namun dia tidak memakannya" ucap Bimo membuat El berjongkok dan mengecek nadi sasya.

" Tenanglah di surga adikku" ucap El pelan sangat pelan dan berdiri.

" Buang dia ke laut" ucap El yang diangguki Bimo.

" Tunggu" ucap seorang pria yang tidak lain adalah Ali membuat El menatapnya tajam.

" Bagaimana bisa kamu bertindak seperti ini sama adik kamu sendiri" ucap Ali " Daddy tidak menyangka kalau kamu adalah seorang pembunuh" ucap Ali membuat hati El sakit bagaimanapun Ali adalah daddynya, orangtuanya berkata seperti itu membuatnya sakit hati.

" Sekarang Daddy tanya siapa lagi yang akan kamu bunuh? SIAPA? " Teriak Ali " masalah kamu itu sama Daddy bukan sama sasya adik kamu, bajingan" ucap Ali membuat El menatapnya tajam

" CUKUP, apa anda tidak ingat, anda juga seorang pembunuh, anda membunuh Kaka anda sendiri, yang bajingan itu anda bukan saya" ucap El

Plak

Sebuah tamparan keras kepada pipi El oleh Ali membuat El terdiam memegang pipinya dan tersenyum sinis.

Dor

El melayangkan tembakan kepada sisi dan tepat mengenai dadanya

Dor

Tembakan ke dua mengenai kepala sisi membuat sisi tewas , membuat Ali meneteskan air matanya.

" Karena kesalahan anda mereka menjadi korbannya , aku peringatkan jangan pernah macem-macem, atau orang disekar anda akan mati seperti mereka" ucap El .

" Apa kamu tidak berfikir, apa yang kamu lakukan bisa menghancurkan hidup kamu sendiri, apa dengan bales dendam kamu bisa bahagia," ucap Ali

" Anda jangan pernah menceramahi saya, karena saya seperti ini karena anda, karena kesalahan anda sendiri" ucap El membuat Ali terdiam.

" Sebaiknya anda pergi sebelum, saya memecahkan kepala anda" ucap El tiba-tiba benda pipih Ali berdering membuat Ali mengangkatnya. Dan membuat Ali terdiam rahangnya mengeras dan menatap El tajam.

" Sebenarnya apa yang kamu mau?" Ucap Ali dengan tatapan penuh kecewa, bagaimana bisa El tega membunuh kedua orangtuanya tuanya yang tidak lain adalah opa, dan Omanya,
" Asal kamu tau , kalau tujuan kamu untuk menghancurkan hidup Daddy hidup Daddy sudah hancur dari dulu, kalau kamu ingin Daddy mati, Daddy akan melakukannya bukan seperti ini" ucap Ali membuat El menatapnya tajam

" Daddy kecewa sama kamu, kalau Daddy bajingan harusnya kamu jangan seperti Daddy, harusnya kamu berfikir apa dengan seperti ini bikin kamu bahagia? Apa dengan membunuh mereka kamu akan bahagia? Tidak! Kamu lihat lihat mereka apa mereka punya salah sama kamu? Apa mereka kenal kamu? Apa mereka tau siapa kamu? Apa mereka menyakiti mommy? Apa mereka menyakiti kamu, ? Tidak! " Ucap Ali membuat El terdiam.
" Oma sama opa mereka itu sangat menyayangi kamu, mereka tidak bersalah, kenapa harus mereka yang kamu bunuh? Kenapa El" ucap Ali
" Kamu pintar, kamu cerdas tapi kamu tidak memiliki hati" ucap Ali dan mengeluarkan handphonenya dan menyurun gio untuk membawa sisi dan sasya kerumahnya untuk dimakamkan.

" Sekarang kamu pulang temani mommy, Daddy tidak pulang hari ini" ucap Ali dan berjongkok di depan sasya air matanya mengalir menyesal itulah yang Ali rasakan.

" Maafkan Daddy Sayang, seandainya Daddy tidak bodoh , seandainya Daddy tidak mengusir kamu, kamu tidak akan seperti ini, maafkan Daddy" ucap Ali membuat El menatapnya lalu pergi meninggalkan Ali yang tak lama kemudian gio datang.

Sesampainya di mobil El melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia tau ia salah, ia tidak ingin seperti ini tapi dendam itu selalu berputar di fikiranya.

Sesampainya di rumah El langsung masuk ke kamar dan menangis sedangkan Ali ia sibuk mengurus pemakaman keluarganya.

" Maafkan aku ma, pa, semua salah Ali, seandainya Ali tidak menghancurkan hidup prilly, kalian tidak akan seperti ini, kalian pasti baik-baik saja" ucap Ali dalam hati, dengan mata merah menatap 4 gundukan tanah di depannya.
" Maafkan Daddy sya, Daddy gagal menjadi pelindung kamu, Daddy mohon maafkan Daddy, maafkan ka El , ka El melakukan ini semua karena Daddy, karena kesalahan Daddy" ucap Ali

" Sudah Li, sebaiknya kita pulang " ucap seorang pria yang tidak lain adalah Kevin sahabatnya. Kevin sudah mengetahui semuanya dari bodyguard Ali membuat Kevin tidak menyangka El akan se nekat itu.

Dengan segera Ali pergi dan masuk kedalam rumah kedua orangtuanya, saat ini ia hanya butuh waktu untuk sendiri.






Maaf ya aku baru next,,,

Sebelah Mata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang