" Om, pasti tau Prilly, CEO ltc grup " ucap Mila membuat papanya Ali mengangguk.
" Om taukan orang tuannya meninggal dalam kecelakaan mobil dan penyebabnya adalah Ali. Bahkan om tau gimana Prilly dulu dan sekarang berbeda 180derajat, dan Lo Li gak seharusnya mengotori Prilly karena yang Prilly lakukan hanyalah sebatas seorang anak yang meminta keadilan kepada penyebab meninggalnya kedua orangtuanya, " dan Mila" Lo denger dia yang mulai mengusik gue, jadi dia salah sendiri " ucap Ali membuat Mila menatapnya tajam
" Apa Lo bilang? Salah Prilly? Yang salah itu Lo, Lo yang menghancurkan hidupnya " ucap Mila
" Gue melakukan itu karena gue gak mau terjadi sesuatu pada nyokap bokap gue " ucap Ali
" TAPI GAK HARUS MEMPERKOSA DIA BAJINGAN " teriak Mila membuat Ali menatapnya tajam.
" Cukup" ucap mamanya Ali.
" Kepergian orang tua Prilly adalah takdir dan Prilly salah karena melukai papanya Ali dan Ali juga salah karena mengotori Prilly, jadi tolong bicarakan baik-baik " ucap mama Ali membuat Mila menatapnya
" Gak bisa Tan Ali keterlaluan" ucap mila
" Mila, sebaiknya kita tunggu prilly untuk membicarakan tentang ini semua" ucap papanya Prilly membuat Mila menatapnya lalu pergi begitu saja .
Dilain tempat Prilly terlihat begitu serius sudah dua jam ia meeting bersama stap Setelah ia tadi melihat ke TKP.
1 bulan kemudian
Terlihat seorang wanita tengah menatap berkas , dengan serius ia membacanya meskipun badannya kurang fit, Siapa lagi kalau bukan prilly semenjak kejadian itu ia tidak pernah bertemu dengan Ali, bahkan kedua orangtuanya Ali selalu meminta waktunya namun ia tidak pernah mau bertemu kecuali untuk masalah pekerjaan.
" Permisi Bu sudah ditunggu di ruang meeting" ucap Reno yang diangguki Prilly.
" Berkasnya sudah kamu siapkan" ucap Prilly
"sudah Bu" ucap Reno yang diangguki Prilly dan segera pergi keruang meeting sesampainya di ruang meeting Prilly langsung duduk,
" Mulai" ucap Prilly yang diangguki Reno , dengan segera Reno mempresentasikannya, setelah dua jam meeting Prilly langsung beranjak pergi menuju ruangan.
Matanya tertuju pada sebuah amplop berlogo rumah sakit, tanpa bisa ia tahan air matanya mengalir, ia tidak menyangka bahwa ia akan mengandung benih bajingan itu, ya seminggu yang lalu tubuh Prilly drop dan memutuskan untuk ke rumah sakit namun ternyata ia dinyatakan hamil sempat ada fikiran untuk membunuhnya namun hatinya menolak ia tidak mungkin melukai anaknya sendiri, ibu macam apa dia.
" Maaf mungkin aku akan menjauhkan kamu dari dia , aku harap kamu bisa kuat " ucap Prilly dengan tangan mengelus perutnya yang rata.
" Hallo" ucap Prilly
",,,,,,,,,,,," Ucap seseorang membuat Prilly menghela nafas
" Saya aka kesana" ucap Prilly lalu beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi .
" Ren, nanti tolong kamu temui Mr, Rubby di kantornya saya ada urusan di kampus" ucap Prilly dan segera pergi setelah diangguki Reno.
Sedangkan seorang pria ia baru saja selesai kelas, setelah papanya sembuh, orang tua Ali menemui pihak kampus karena kekuasaannya pihak kampus akhirnya mengijinkan Ali untuk kembali ke kampung.
" Vin , kantin yok" ucap Ali membuat Kevin menghela nafas
" Yaudah" ucap Kevin dengan segera mereka ke kantin. Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita tengah berjalan bersama dekan, wanita itu terlihat marah.