" kamu tetap mau menyangkal meskipun disitu sudah jelas sasya bukan anakku, selama ini kamu membohongi aku, sekarang aku minta kamu angkat kaki dari rumah ini" ucap Ali
" Li aku mohon jangan usir aku, semua ini salah faham, sasya itu anak kamu anak kita" ucap sisi membuat Ali menamparnya
" Cukup Daddy jangan menyakiti mommy" ucap seorang remaja yang tidak lain adalah sasya.
" Daddy jahat Daddy lebih percaya Tante itu daripada mommy" ucap sasya membuat sisi dan Ali menatapnya
" Ouh jadi kamu dihasut wanita, siapa dia? Selingkuhan kamu" ucap sisi
" Jaga mulutmu jalang" ucap Ali keras kepada sisi membuat sisi tersenyum.
" Lebih baik kita pergi mom, Daddy sudah jahat" ucap sasya membuat sisi menggelengkan kepalanya
" Gak sya , dia Daddy kamu, Daddy kandung kamu" ucap sisi " sekarang kamu kekamar" ucap sisi yang diangguki sasya meskipun ragu
" Siapa wanita itu?" Ucap sisi membuat Ali terdiam " jawab aku Ali" ucap sisi membuat Ali menatapnya
" Aku tidak dihasut siapapun lebih baik sekarang kamu pergi, atau aku asingkan kamu bersama sasya" ucap Ali membuat sisi menatapnya tajam
" Aku tidak takut sama sekali " ucap sisi membuat Ali menatapnya tajam.
" Gio" teriak Ali tak lama muncul seorang berbadan besar.
" Asingkan wanita jalang ini berserta anaknya " ucap Ali membuat gio mengangguk dan memanggil anak buahnya dan membawa sisi dan sasya pergi entah kemana.
Sedangkan Prilly ia masih menemani El yang terlelap mungkin karena pengaruh obat, tatapan mata Prilly tertuju pada perut El yang terdapat perban akibat luka oleh Ali, ia masih tidak menyangka Ali akan melakukan ini semua pada putranya, bahkan karena dia ginjal putranya rusak, haruskah ia memaafkan jika dia meminta maaf setelah apa yang dia lakukan kepada El. Memikirkannya membuat air matanya mengalir tiba-tiba sebuah tangan menghapus air matanya membulat prilly tersadar dari lamunannya.
" Kamu sudah bangun, mau minum? Atau mau makan" ucap Prilly membuat El menggelengkan kepalanya
" Mommy kenapa menangis" ucap El membuat Prilly tersenyum
" Mommy Hanya sedih melihat pangeran mommy sakit," ucap Prilly membuat El tersenyum
" Mom El gapapa, kita pulang Aja yuk El gak betah di sini" ucap El membuat Prilly tersenyum
" Kamu itu harus dirawat intensif, mommy tidak mau kamu kenapa-kenapa " ucap Prilly
" Momm aku gakpapa, percaya deh bahwa anak mommy ini kuat, ya plisss" ucap El, bukannya El tidak mau rawat ia hanya tidak ingin terlalu lama dirumah sakit dan membuat mommynya sedih.
" Baiklah nanti mommy bicara dulu sama dokter, kalau dibolehin pulang kita pulang tapi kalau tidak, jangan memaksa oke" ucap Prilly yang diangguki El.
" Terimakasih ya mom" ucap el yang diangguki prilly
" Mommy akan melakukan apapun yang penting kamu bahagia," ucap prilly
" Setelah pulang dari sini El janji akan membuat dia merasakan apa yang mommy rasakan" ucap El membuat Prilly tersenyum
" Sayang, untuk sekarang kamu istirahat saja dulu, mommy percaya tuhan maha adil, lagipula mommy tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu, " ucap prilly " lagi pula dia adalah Daddy kamu, jadi mommy mohon jangan membenci dia, meskipun dia banyak melukai kita tapi satu hal yang harus kamu tahu tanpa dia kamu tidak akan Ada didunia ini, mom harap kamu bisa bijak Sayng" ucap prilly
" Mom aku gak bisa seperti mommy yang menerima perlakuan dia, dia udah jahat sama mommy, sudah membuat mommy hancur, aku gak bisa mom, bagaimanapun dia harus merasakan apa yang mommy rasakan," ucap El membuat Prilly mengelus tangan putranya
" Mom tidak melarang kamu untuk melakukan apa yang mau kamu lakukan, mom hanya mengingatkan jangan sampai saling melukai ya." Ucap prilly yang diangguki El
" El gak mungkin melukai Daddy" ucap El yang diangguki Prilly
" Iya sayang, mommy percaya sama kamu" ucap Prilly
" Yaudah mommy ketemu dokter dulu ya, " ucap Prilly yang diangguki El.
Dengan segera prilly pergi menemui dokter setelah diperiksa oleh dokter, entah apa yang dilakukan putranya sehingga dokter menuruti perkataannya, dan kini prilly dan El baru sampai di rumahnya, prilly langsung membawa El menuju kamarnya.
" Sekarang kamu istirahat, jangan banyak gerak karena jahitan di perut kamu belum kering dan satu lagi jangan lupa minum" ucap Prilly yang diangguki El
" Iya mom El selalu ingat pesan mommy " ucap El yang diangguki prilly
" Pinter anak mommy, yaudah mommy ke kamar dulu" ucap Prilly yang diangguki El dan segera pergi. Setelah Prilly pergi El mengambil leptopnya dan fokus menatap layar leptop.
Sedangkan Ali ia baru sampai dsetelah hampir dua jam ia meeting dan sesampainya di ruangannya Ali langsung duduk.
" Li gawat data perusahaan mengalami kebocoran" ucap Kevin membuat Ali menatapnya tajam
" kenapa bisa terjadi " ucap Kevin. Membuat Ali mengeraskan rahangnya.
" Gue rasa dara perusahaan bisa bocor karena hacker, Lo lihat" ucap Kevin menunjukkan grafik reputasi perusahaan begitu cepat menurun membuat Ali terdiam dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
" Gue keluar dulu Li" ucap Kevin yang diangguki Ali sedangkan Ali langsung membuka komputernya, sepertinya benar kata Kevin ada hacker yang membocorkan data perusahaannya.
" Tiba-tiba seorang pria paruh baya masuk membuat Ali menatapnya.
" Kenapa bisa data perusahaan mengalami kebocoran, apa kamu melakukan sesuatu sehingga ini semua terjadi" ucap papanya Ali, ya meskipun Ali sudah menggantikan sebagai CEO tapi papanya tetap masih memantaunya.
" Ali gak melakukan apa-apa, Ali juga baru tahu, " ucap Ali membuat papanya menghela nafas
" Kalau kamu tidak cepat menangani ini, perusahaan kita bisa bangkrut Li" ucap papanya Ali membuat Ali menggelengkan kepalanya
" Itu gak akan pernah terjadi, aku akan menanganinya dengan cepat" ucap Ali yang diangguki papanya Ali.
Tiba-tiba terdengar suara tembakan dibawah membuat Ali dan papanya kaget dan segera turun.
" Siapa yang melakukan ini" ucap Ali, saat melihat kekacauan di lobby bahkan sekuriti perusahaannya tergeletak.
" Tadi ada seorang pria bertopeng, menembak kaca mobil tuan dan menembak security karena mau menangkapnya" ucap seorang OB membuat rahang Ali mengeras siapa yang melakukan ini semua, tidak mungkin El, anak itu masih di rumah sakit.
" Bawa dia kerumah sakit" ucap papanya Ali yang diangguki karyawannya. Tiba-tiba mata Ali tertuju pada tembok samping gerbang dengan segera menghampirinya
"Permainan kita mulai,"
Tulisan itu membuat Ali menatapnya tajam, siapa yang melakukan ini semua.
" Hallo gio, cari tahu siapa yang sudah membuat kekacauan di lobby kantor, secepatnya saya tunggu" ucap Ali tanpa memberikan kesempatan gio untuk bicara .
Dengan segera Ali kembali masuk menuju ruangannya namun saat menuju ruangannya ia melihat sebuah foto berlumuran darah,,,
Biar tambah semangat jangan lupa untuk vote pollow dan coment ya guys 🙏😍🥰🥰🥰🥰
